KOMPAS.com – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat (Jabar) Jabar Iendra Sofyan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi ancaman resesi ekonomi pada 2023.
Iendra mengatakan, ancaman resesi yang kerap disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani harus dipahami sebagai peringatan.
"Isu resesi itu peringatan awal, akan terjadi kalau kita tidak melakukan antisipasi A,B,C,D," katanya dalam diskusi bersama media dan mahasiswa di Bandung, Selasa (18/10/2022).
Iendra menyebutkan, langkah antisipasi sudah dipersiapkan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dia memastikan langkah mitigasi juga sudah dimiliki dengan berkaca pada pengendalian ekonomi selama pandemi Covid-19.
Khusus untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, Iendra mengatakan, penguatan potensi lokal akan menjadi tameng menghadapi isu resesi.
Baca juga: Soal Isu Pemindahan Ibu Kota Provinsi Jabar, Ridwan Kamil Beri Penjelasan Begini
Pemprov Jabar akan menyiapkan potensi lokal dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam (SDA) dan menguatkan industri besar dan industri kecil menengah (IKM).
"Pada saat pandemi, kami lebih banyak mendorong IKM untuk melek digital. Sekarang, dua sektor ini akan didorong bersamaan. Terutama memacu IKM untuk ekspor," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.
Iendra menyebutkan, 98,8 persen ekspor Jabar saat ini masih didominasi sektor manufaktur besar. Sementara itu, IKM dan ekonomi kreatif masih di bawah 2 persen.
"Kami upayakan angka ini naik di atas 2 persen secara reguler. Terlebih ada potensi ekonomi kreatif yang menyumbang kontribusi 11 persen ke ekonomi Jabar," paparnya.
Adapun ekonomi Jabar pada triwulan II-2022 tumbuh positif sebesar 5,68 persen year-on-year (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan II-2022 yang tumbuh sebesar 5,61 persen (yoy).
Baca juga: Pemprov Jabar Perkenalkan The New GLIK, Bisa Cari Lowongan Kerja hingga Hitung Pesangon PHK
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut didorong konsumsi rumah tangga dan ekspor.
Di sisi lain, selain resesi ekonomi, penguatan IKM juga dilakukan untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan.
Disperindag Jabar kini tengah memulai untuk meningkatkan kapasitas usaha dengan mematangkan konsep 1 administrasi (1A) dan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan (4K).
Iendra mengatakan, prinsip 1A dan 4K dibutuhkan kolaborasi terintegrasi antar sektor, seperti pemerintah pusat, Pemprov Jabar, pemerintah kabupaten atau kota, hingga asosiasi.
Pasalnya, menurut Iendra, SDA Jabar sangat potensial untuk dioptimalkan.
"Dalam rangka meningkatkan atau memanfaatkan SDA di Jabar yang cukup potensial, yang belum tergali secara maksimal, baik yang sifatnya bahan baku ataupun yang mendapatkan nilai tambah," katanya.
Baca juga: Alokasikan Anggaran Rp 1,5 Triliun untuk Biaya Pilkada Jabar 2024, Kang Emil: Mahal Sekali
Sepanjang 2022, Disperindag Jabar sudah melakukan akselerasi sejumlah program guna mendongkrak laju perdagangan dan industri.
Sejumlah program unggulan, seperti Pasar Juara lewat revitalisasi pasar, saat ini sudah mencapai 19 pasar rakyat dari target 25 pasar hingga 2023 mendatang.
Sementara itu, untuk pasar rakyat berstandar nasional Indonesia (SNI), dari target 10 pasar kini sudah mencapai delapan pasar. Sisa target menurutnya akan dikebut hingga akhir 2022 atau awal 2023.
Lebih lanjut, Disperindag Jabar juga akan mendorong potensi besar ekonomi kreatif (ekraf) dengan membangun pasar kreatif di Kota Bandung.
Iendra mengatakan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mendorong ekraf lewat creative center dan pasar kreatif. Saat ini, pasar kreatif sudah memasuki tahap kedua pembangunan.
Baca juga: Pemprov Jabar Luncurkan Smart Nakertrans Jabar untuk Bantu Buruh Penuhi Kebutuhan Pangan
Dia menambahkan, Disperindag Jabar melalui program Logistik Juara memastikan pembangunan Pusat Distribusi Provinsi (PDP) yang berlokasi di Purwakarta.
Pembangunan tersebut sudah memasuki sepertiga tahap dan akan segera diresmikan dalam waktu dekat.
“PDP ini untuk mengefektifkan distribusi produk bahan pokok (konsumsi) sekaligus menjamin ketersediaan bahan pokok dan barang penting di Provinsi Jabar,” jelasnya.
Iendra menyebutkan, pihaknya merencanakan bisa membangun dua PDP, yakni di Purwakarta dan Tasikmalaya. PDP tersebut juga bisa menjamin hasil produksi petani.
Selain itu, Disperindag Jabar juga memiliki program Industri Juara yang akan berfokus pada pengembangan kawasan baru sebagai upaya pemerataan pembangunan.
Kawasan Rebana di utara Jabar akan difokuskan untuk pengembangan industri yang dapat dijadikan rantai pasok bagi Kawasan Bodebekkapur yang meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta.
Baca juga: Ridwan Kamil Larang Sekolah Gelar Aktivitas Outdoor Air
“Saat ini ada tiga kawasan industri dalam proses pembangunan, yakni Subang Smart Politan (PT Surya Cipta), PT Taifa Industri dan Kawasan Industrial Estate Majalengka (KIEM) PT Dwipapuri Abadi,” katanya.