JAKARTA, KOMPAS.COM – Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satunya, dengan program kerja sama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (DPPKUKM) Provinsi DKI Jakarta dalam Jakarta Enterpreneur.
Heru mengemukakan, program tersebut dapat memperluas penjualan produk dan membuat UMKM naik kelas. Berbagai layanan pun diberikan, agar UMKM lokal lebih berdaya. Salah satunya dengan menyediakan skema permodalan yang mudah melalui Bank DKI.
“Besar harapan tersemat, Bank DKI dapat berinovasi membangun ekosistem bisnis digital yang memberdayakan nasabah dan dunia usaha, termasuk pengembangan UMKM,” kata Heru, seperti dikutip dari Beritajakarta.com, (12/4/2024).
Menyanggupi tanggung jawab itu, Direktur Utama Bank DKI Agus H. Widodo menjelaskan, pihaknya terus memperkuat komitmen dalam mendukung pertumbuhan sektor UMKM, khususnya di wilayah Jakarta. Hal ini diwujudkan melalui berbagai program, produk, serta layanan inovatif, sebagai wujud implementasi visi dan misi perseroan.
“Program dukungan UMKM unggulan yang diinisiasi Bank DKI bersama Pemprov DKI Jakarta, yaitu Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur), yang memberikan akses permodalan untuk pengembangan usaha secara lebih efektif dan berkelanjutan," kata Agus.
"Termasuk menyediakan kemudahan akses produk dan layanan bagi pelaku UMKM, dengan suku bunga kompetitif, syarat yang mudah, serta proses pengajuan yang efisien,” ujar Agus dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Kamis (12/9/2024).
Baca juga: Pemprov DKI Gelar Harvesting Ceremony Gernas BBI dan Optimalkan UMKM Jakarta
Lebih lanjut, Agus menyatakan, pelaku UMKM yang mengikuti program Jakpreneur mendapatkan berbagai kemudahan. Misalnya, akses permodalan melalui e-form, suku bunga kompetitif, serta penggunaan layanan digital, seperti JakOne Merchant dan JakOne Mobile untuk mendukung transaksi usaha.
Selain itu, pelaku usaha juga dapat diikutsertakan dalam berbagai acara yang diselenggarakan Bank DKI dan Pemprov DKI Jakarta. Tujuannya untuk memberikan mereka kesempatan memperluas jaringan dan memperkenalkan produk kepada pasar yang lebih luas.
Program Jakpreneur, tambah Agus, tidak hanya memberikan akses permodalan. Namun juga memperkaya pengetahuan dan keterampilan bisnis, sehingga pelaku UKM dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik.
“Bank DKI turut memahami pentingnya sosialisasi dalam memastikan program Jakpreneur dapat menjangkau sebanyak mungkin pelaku UKM di Jakarta. Oleh karena itu, Bank DKI bekerja sama dengan satuan pelaksana di setiap kecamatan DKI Jakarta untuk mengadakan pertemuan dan penyuluhan langsung,” tutur Agus.
Selain itu, ia pun memastikan, jajarannya menggelar bazar dan talkshow rutin yang melibatkan pelaku UMKM. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh informasi langsung tentang berbagai program yang ditawarkan.
Baca juga: Bank DKI Distribusikan Bansos di Kepulauan Seribu
Sementara itu, dalam hal pengembangan dan penyuluhan kredit, Agus mengungkapkan, lebih dari 3.000 pelaku UMKM yang sudah mengikuti program ini. Para peserta tidak hanya mendapatkan akses permodalan, tetapi juga pelatihan dan bimbingan yang penting dalam mengelola usaha mereka.
“Bank DKI turut menyelenggarakan sesi penyuluhan dan edukasi literasi keuangan kepada pelaku UKM, untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan pengelolaan usaha yang berkelanjutan, termasuk bersinergi dengan pengelola pasar," kata Agus.
"Kami juga menyelenggarakan Sinergi Forum DKI Jakarta dengan tema ‘Maksimalkan Peran Pasar sebagai Jantung Ekonomi Daerah’ yang menghadirkan sekitar 300 pelaku usaha yang terdiri atas kepala pasar dan pedagang dari 153 pasar di Jakarta,” terang Agus.
Bank DKI mencatat, penyaluran kredit dan pembiayaan segmen UMKM per Juni 2024 mencapai Rp 5,41 triliun, atau tumbuh 22,78 persen dibandingkan Juni 2023 yang sebesar Rp 4,41 triliun. Dengan rincian kredit mikro periode Juni 2024 sebesar Rp 3,81 triliun, atau meningkat 27,99 persen dari Juni 2023 yang mencapai Rp 2,98 triliun.
Sementara itu, kredit ritel periode Juni 2024 mencapai Rp 1,60 triliun atau meningkat 11,94 persen dari Juni 2023 yang sebesar Rp 1,43 triliun.
Baca juga: Penyaluran KUR UMKM Tahun 2023 Capai Rp 232 Triliun, Masih Di Bawah Target
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM ini meningkatkan proporsi kredit UMKM secara kumulatif menjadi sebesar 10,11 persen, dari total kredit dan pembiayaan Bank DKI periode Juni 2024 yang tercatat sebesar Rp 53,56 triliun.
“Dengan dukungan yang komprehensif, Bank DKI tidak hanya membantu UMKM di Jakarta untuk bertahan, tetapi juga untuk berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas. Melalui berbagai inisiatif strategis, Bank DKI berkomitmen untuk terus menjadi mitra yang andal bagi pelaku UKM, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Agus.
Kehadiran Jakpreneur sangat membantu dalam pengembangan usaha, terlebih dengan skema pinjam modal yang ditawarkan oleh Bank DKI.
Sebagai salah satu anggota Jakpreneur, Eva menilai, program pinjaman dari Bank DKI sangat bagus untuk membantu mengembangkan usaha. Terlebih bagi usaha yang baru dirintis dan butuh dukungan dana.
“Program pinjaman dari Bank DKI sangat bagus karena menjalankan usaha, kan, butuh modal yang banyak. Apalagi jika kita pelaku usaha, mau bisnisnya berkembang,” ucap Eva kepada Kompas.com, Kamis.
Sebagai pemilik usaha kue, Eva sangat tertarik untuk mengajukan pinjaman kepada Bank DKI. Sebab, ia memang berencana memiliki kafe untuk menjual produknya secara langsung kepada pelanggan.
“Saat pelatihan Jakpreneur, saya dengar bahwa Bank DKI memberikan skema pinjaman bagi pelaku UMKM Jakarta. Sejujurnya, saya berminat sekali (mengajukan pinjaman), karena memang ada rencana ingin membangun kafe yang cantik dan nyaman untuk tempat hangout ibu-ibu,” papar Eva.
Baca juga: Heru Budi Sebut Formula E 2023 Dongkrak Ekonomi dan UMKM Jakarta
Ia pun mengaku, dana pinjaman dari Bank DKI terbilang cukup untuk membangun dan mengembangkan usaha. Jumlahnya berkisar dari Rp 1 juta hingga Rp 500 juta, tergantung jenis pinjaman yang diajukan. Berdasarkan pengalamannya, Eva bahkan memulai usahanya hanya dengan modal Rp 5 juta.
“Awal saya memulai usaha, modalnya hanya Rp 5 juta. Modal ini digunakan untuk membeli bahan baku produk. Makanya, beruntung sekali saya bisa masuk ke Jakpreneur, karena dapat menerima banyak ilmu baru tentang pengembangan usaha dan informasi soal permodalan,” urai Eva.
Setelah bergabung ke Jakpreneur, ia menerima banyak pelatihan yang membantu usahanya berkembang. Misalnya, pelatihan wirausaha industri baru, pelatihan pengelolaan keuangan, promosi, serta tips membuat konten promosi.
“Saya sangat beruntung bisa terhubung ke Jakpreneur, karena mendapatkan banyak ilmu dari pelatihan. Saya jadi tahu perkembangan zaman, sehingga dapat terus mengembangkan usaha melalui pembiayaan Bank DKI dengan bunga yang kecil. Apalagi persyaratannya juga mudah, jadi sangat membantu, khususnya pelaku UMKM yang baru membuka usaha,” beber Eva. (Rindu Pradipta Hestya)