JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ( DPPKUKM) mendukung penuh pengembangan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) agar lebih memiliki daya saing serta mandiri.
Salah satu upaya tersebut ditunjukkan melalui kegiatan Harvesting Ceremony 2024 yang diadakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (20/7/2024) hingga Minggu (21/7/2024).
Kegiatan tersebut guna mendorong Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia ( Gernas BBI) yang merupakan agenda dalam meningkatkan permintaan pembelian produk dalam negeri, sekaligus mendorong masyarakat untuk mencintai dan menggunakan produk UMKM lokal. Hadir dalam acara Harvesting Ceremony 2024, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Ia menegaskan dukungannya terhadap pengembangan UMKM lokal, khususnya pelaku di Jakarta. Heru menilai, Harvesting Ceremony 2024 dapat mendukung penguatan produk dalam negeri yang merupakan salah satu tujuan Gernas BBI.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Keluarkan Kebijakan Pembebasan Pokok PBB-P2, Begini Kriteria Penerimanya
“Harvesting Ceremony 2024 diadakan untuk mendukung kegiatan lokal yang juga turut membangun negeri serta menggaungkan Gernas BBI,” kata Heru dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (22/7/2024).
Harvesting Ceremony 2024 merupakan salah satu program yang dirancang oleh DPPKUKM DKI untuk mendorong UMKM lokal. Selain melalui kegiatan rutin, DPPKUKM DKI juga menjalankan program andalannya, yaitu Jakarta Entrepreneur ( Jakpreneur).
Sejak diinisiasi pada 2020, DPPKUKM DKI telah menjalankan berbagai kegiatan dan menjalin kerja sama dengan stakeholders. Tujuannya, untuk membantu UMKM Jakpreneur agar mampu membuat produknya naik kelas melalui berbagai rancangan dan agenda yang sudah dipersiapkan.
Kepala DPPKUKM Provinsi DKI Jakarta Elisabeth Ratu Rante Allo menyatakan, Jakpreneur merupakan program Pengembangan Kewirausahaan Terpadu (PKT) untuk membina dan mengembangkan UMKM melalui keterampilan dan kemandirian berusaha.
Baca juga: Bantu Turunkan Stunting di Jakarta, PAM Jaya Raih Penghargaan Mitra Terbaik Pemprov DKI Jakarta
“Jakpreneur merupakan platform kreasi, fasilitasi, serta kolaborasi untuk mengembangkan potensi keterampilan dan kemandirian pelaku UMKM dengan cara yang kolaboratif antara Pemprov DKI Jakarta, akademisi, pelaku bisnis, masyarakat, serta lembaga pemangku kepentingan lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Elisabeth menjelaskan, pelaksanaan Jakpreneur memberikan pelatihan bagi peserta UMKM untuk meningkatkan kualitas, baik pelaku maupun produknya. Peserta Jakpreneur difasilitasi dari sisi pemasaran dan peningkatan produk, lewat berbagai bazar serta pameran UMKM di tingkat kecamatan hingga internasional.
“Efektivitas ini tidak lepas dari peran berbagai stakeholders sebagai mitra dan pemberi fasilitas. Bank DKI, misalnya, memiliki program Monas Pemula dan Monas Jakpreneur yang memberikan skema permodalan mulai dari Rp 10.000.000 hingga Rp 25.000.000,” tuturnya.
Selain itu, Jakpreneur pun membantu menumbuhkan peluang dan kesempatan kerja serta menggali kualitas pelaku UMKM untuk bisa naik kelas. Berdasarkan data DPPKUKM, dari 380.266 peserta Jakpreneur, sebanyak 66 persen atau 251.730 peserta di antaranya berhasil menjalankan usaha di wilayah Jakarta.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Hidup di Perkotaan, Heru Budi: Pemprov DKI Jakarta Sudah Tanam 287.000 Pohon
“Tentunya para pelaku binaan Jakpreneur yang telah mendapatkan pembinaan akan terus mengalami peningkatan dengan didasarkan pada UMKM yang berdaya saing tinggi, berdaya tahan, go digital, serta go international,” imbuh Elisabeth.
DPPKUKM Jakarta menggunakan wewenangnya pula untuk memastikan pelaku UMKM, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas, melalui pembinaan dari hulu hingga hilir. Adapun upaya tersebut dilakukan melalui bazar Jakpreneur, penggunaan aplikasi e-Order, Business Matching, Semarak Batik Betawi, serta Gernas BBI.
Menurut Elisabeth, upaya tersebut dapat membuat UMKM lokal lebih berdaya dalam menjalankan perannya sebagai kontributor produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang mencapai 61 persen. Karena itu, DPPKUKM DKI akan terus menjalankan langkah konkret melalui Jakpreneur.
“Kami menjamin peserta Jakpreneur akan terus mendapat fasilitas, seperti permodalan yang mudah, pemberian pelatihan soft skill dan hard skill, serta pengadaan workshop E-Smart atau pelatihan literasi digital kepada pelaku UMKM, agar dapat memanfaatkan platform digital dan e-commerce,” paparnya.
Apa yang dilakukan DPPKUKM melalui Jakpreneur dan Harvesting Ceremony adalah beberapa contoh kehadiran Pemprov DKI Jakarta dalam membantu pelaku UMKM. Bagi pelaku UMKM, apalagi yang baru merintis, mereka sangat berharap mendapat bantuan dan bimbingan dari pemerintah dan berbagai pihak.
Hal ini diakui Lukman Yudha, seorang pelaku UMKM. Kepada Kompas.com, Senin (22/7/2024), bercerita dirinya mantap membuka usaha sendiri, usai memutuskan untuk resign dari kantornya pada 2020.
Dengan modal Rp 5 juta, ia mengajak ibunya, Mama Epoy, untuk berjualan asinan sayur. Usaha ini kemudian ia beri nama Asinan Mak Epoy yang berbasis di daerah Matraman, Jakarta Timur.
“Modalnya tidak banyak dan langsung berjalan begitu saja. Justru tantangan yang cukup berat adalah karena harus bekerja bersama ibu sendiri. Beliau ikut terlibat mulai dari pembelian bahan baku dan pembuatan,” beber Lukman kepada Kompas.com, Senin (12/7/2024).
Awalnya, pemasaran Asinan Mak Epoy dilakukan dari mulut ke mulut saja. Lalu, ia mulai mempromosikannya secara online. Produk yang awalnya hanya asinan sayur, kini lebih bervariasi, seperti asinan buah dan salad buah.
“Alhamdulillah, dari segi penjualan selalu meningkat. Titik penting pada usaha kami adalah konsistensi kualitas produk dan penggunaan media sosial,” ungkap Lukman.
Ia memang memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan Asinan Mak Epoy. Salah satunya menggunakan TikTok dan memanfaatkan fenomena Citayam Fashion Week yang viral pada 2022.
“Perkembangannya sangat terasa dan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penjualan produk dan membangun brand awareness,” ucap Lukman.
Tak hanya itu, ia juga mendaftarkan usaha untuk bergabung dengan Jakpreneur pada tahun yang sama. Ia mengakui, proses pendaftarannya dibantu kelurahan.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Beri Keringanan Pokok PBB dan Bebas Sanksi Administratif
“Asinan Mak Epoy juga telah beberapa kali mengikuti bazar yang diadakan oleh pemerintah (Pemprov Jakarta)” urai Lukman.
Setelah mendaftarkan usahanya ke Jakpreneur, Asinan Mak Epoy dapat ditemui di laman jakpreneur. jakarta.go.id. Dengan demikian, ia berharap, usahanya dapat menerima fasilitas Jakpreneur untuk promosi dan digitalisasi terkait dunia usaha makanan serta minuman.
“Sejauh ini, saya memang belum menerima pelatihan atau pembinaan dari Jakpreneur. Makanya, saya sangat berharap, Jakpreneur dapat menjembatani pelaku UMKM dengan calon pembeli potensial melalui bazar dan edukasi terkait serba-serbi dunia food and beverage (F&B) saat ini,” jelas Lukman. (Rindu Pradipta Hestya)