KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta kembali menggelar Jakarta Investment Forum ( JIF) 2023. Mengangkat tema Global City and Beyond, JIF 2023 dilaksanakan untuk memperkuat Jakarta sebagai Kota Global serta memperkuat perannya sebagai pusat ekonomi dan bisnis.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta Benni Aguscandra menyatakan, JIF 2023 merupakan wadah promosi proyek-proyek potensial yang ada di Jakarta. Para investor, baik dari dalam maupun luar negeri, berpeluang untuk terlibat dalam pembangunan di Jakarta.
“Proyek yang ditawarkan kepada investor mencakup sejumlah sektor, seperti properti, infrastruktur, transportasi, pengelolaan sampah, dan energi terbarukan,” kata Benni dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (23/10/2023).
Lebih lanjut, Benni menjelaskan, proyek yang ditawarkan di bawah badan usaha milik daerah (BUMD) yang sebelumnya telah dikurasi sesuai dengan kriteria tertentu, seperti aspek legal, teknis, dan ekonomi.
Baca juga: Tim Kickboxing DKI Jakarta Juara Umum IMAG 2023, Full Team Menuju PON 2024
“Proyek yang dihadirkan sesuai dengan karakteristik Kota Global. Untuk itu, kami gencar melakukan promosi melalui kegiatan internasional dan kegiatan outreach ke business chamber serta kedutaan asing,” ujar Benni.
Selain itu, DPMPTSP Jakarta juga melakukan inisiasi untuk meningkatkan jumlah investasi, dengan menyusun Informasi Penanaman Modal Terpadu (IPMT) berbasis online yang dapat diakses secara umum. Benni berharap, IPMT dapat membantu calon investor untuk menyusun rencana pengembangan usaha yang tepat dan optimal.
“Terdapat 200 undangan dari berbagai negara dan instansi atau lembaga yang meramaikan JIF 2023. Sebagian besar dari undangan menunjukkan minat yang tinggi pada proyek yang dipromosikan melalui JIF 2023,” tutur Benni.
Ia melanjutkan, beberapa investor telah difasilitasi secara langsung oleh DPMPTSP Jakarta melalui kegiatan one-on-one session dalam JIF Exhibition di Hotel Borobudur, pada 11-13 Juli 2023 dan 25-27 Juli 2023.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Pastikan Stok Pangan Aman hingga Akhir Tahun
“Diharapkan, dengan jangkauan dari kegiatan yang dilakukan oleh DPMPTSP Jakarta, tidak terbatas pada beberapa negara atau kawasan tertentu saja. Tentunya, hal ini dapat mendorong potensi penanaman modal di Jakarta, agar dapat terealisasi dengan optimal,” imbuh Benni.
JIF 2023 dibagi menjadi dua rangkaian utama. Pertama, JIF Exhibition yang diselenggarakan dengan showcasing proyek BUMD, seperti PT MRT Jakarta, PT Pembangunan Jaya Ancol, dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
Kedua, JIF Plenary yang diadakan dengan acara seremonial dan diskusi eksklusif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), sektor swasta, dan ahli. Kegiatan ini diadakan di The St Regis pada Kamis (3/8/2023).
Adapun pada sesi kedua ini, terdapat empat tema yang diangkat, yaitu “Jakarta Capital City Relocation: Toward a Global City” dan “Thematic Discussion 1: Unlocking a Net Zero Jakarta”. Dilanjutkan dengan “Thematic Discussion 3: Seizing Infrastructure Investment Opportunities in Jakarta” dan “Thematic 3: Creating Green Investment Opportunities and Potential in Jakarta”.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Meningkat, Dinkes DKI Jakarta Imbau Warga Lebih Waspada
“Tahun ini, dilakukan sesi workshop Sustainability Reporting for Companies terkait penyusunan dokumen sustainability report (laporan keberlanjutan) bagi para pengusaha di Jakarta. Agenda ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penyusunan dokumen mengenai praktik dan visi berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan,” jelas Benni.
Berdasarkan laporan, terdapat 21 proyek yang ditawarkan dengan total Rp 278,63 triliun. Lima di antaranya merupakan proyek strategis milik PT MRT Jakarta senilai Rp 4,08 triliun dan delapan milik PT Pembangunan Jaya Ancol senilai Rp 259,50 triliun.
Terdapat empat proyek strategis milik PT Jakpro senilai Rp 12,79 triliun, tiga proyek strategis milik PT Transjakarta senilai Rp 43 miliar, dan satu proyek potensial dari PT JIEP (Jakarta Industrial Estate Pulogadung) senilai Rp 2,2 triliun.
Upaya pemerintah dalam membuka peluang investasi melalui JIF 2023 diapresiasi pengamat ekonomi Ronny P Sasmita. Menurutnya, JIF 2023 dapat menjadi jembatan untuk membangun kesepahaman antara pemerintah daerah dengan para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya di Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Catat 1,2 Juta Kendaraan Telah Uji Emisi
“Momen ini juga cocok untuk membahas tentang prospek dan proyeksi pembangunan Jakarta ke depan. Acara ini dapat memetakan peluang-peluang investasi yang prospektif untuk para investor di satu sisi dan hal-hal yang harus dan bisa dilakukan pemerintah untuk ikut mewujudkannya, baik dari sisi regulasi maupun berbagai insentif yang mungkin,” urai Ronny kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).
Ia mendukung pula proyek strategis di sektor transportasi, properti, dan infrastruktur dalam JIF 2023. Alasannya, sektor ini sangat potensial di Jakarta, khususnya dalam mengurangi kemacetan yang sedari dulu sulit ditangani, sehingga membutuhkan investasi-investasi baru di sektor transportasi.
“Utamanya untuk investasi transportasi massal dan ramah lingkungan yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan kemacetan di Jakarta,” ucap Ronny.
Sementara, untuk sektor properti, ia menilai, minat investor juga sangat tinggi di Jakarta. Hal ini berlaku untuk properti residensial maupun perkantoran.
Baca juga: DKI Jakarta Juara Umum Kejurnas Senam 2023, Langkah Menuju PON
“Apalagi untuk perumahan, backlog-nya sangat tinggi. Artinya, peluang investasi di sektor properti Jakarta masih sangat luas serta sangat prospektif dan profitable,” papar Ronny.
Di sisi lain, Ronny berpendapat, status Jakarta yang tidak akan menjadi Ibu Kota tak akan menurunkan minat investasi. Sebab, Jakarta tetaplah megacity sebagai pusat ekonomi yang memiliki infrastruktur pendukung investasi paling lengkap.
“Jakarta memiliki banyak kantor pusat lembaga pembiayaan investasi. Dengan kata lain, Jakarta adalah megacity yang paling siap menerima berbagai kucuran investasi dari investor. Jadi, bisa dikatakan minat investasi di Jakarta akan tetap, meski ibu kota pindah ke Kalimantan,” tambah Ronny.
Dengan potensi Jakarta yang besar, ia pun mengimbau Pemprov DKI dan pihak terkait melakukan sejumlah persiapan jika JIF menarik banyak minat investor. Ronny pun menyarankan untuk melakukan empat tahap penting.
Baca juga: Daftar Suaka Margasatwa dan Cagar Alam di DKI Jakarta
Pertama, dengan pelayanan investasi yang prima agar investor dapat terlayani dengan baik, khususnya soal perizinan. Kedua, perlu ada sosialisasi regulasi yang berkelanjutan agar informasi tentang peluang investasi di Jakarta diketahui oleh investor.
Ketiga, opsi pelonggaran regulasi dan insentif bisa saja diterapkan untuk membuat calon investor semakin tertarik. Keempat, pemberian informasi terpadu dan lengkap tentang peluang investasi di Jakarta bagi calon investor yang belum menemukan peluang berinvestasi di Jakarta.
Ronny pun mengapresiasi pelaksanaan agenda seperti JIF untuk menarik minat investor. Karena itu, ia menyarankan pemerintah agar melakukan pendekatan intensif ke kamar dagang negara lain.
“Namun, sebelum itu, perlu juga dipastikan dulu pemetaan calon investor berdasarkan negara masing-masing dan pemetaan peluang-peluang investasi untuk calon-calon investor dari suatu negara. Tujuannya, agar prioritas yang ingin dicapai lebih jelas dan sesuai dengan kebutuhan proyek,” pungkas Ronny. (Rindu Pradipta Hestya)
Baca juga: Pupusnya Harapan Mario Dandy dan Shane Lukas untuk Dapat Belas Kasih Pengadilan Tinggi DKI Jakarta