KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menandatangani pelimpahan Pusat Dokumen Sastra (PDS) HB Jassin yang kemudian dikelola Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta pada 24 Januari 2019.
Dengan pelimpahan tersebut, kini Dispusip memiliki peran sebagai pengelola sumber daya manusia (SDM) dan khasanah kesastraan yang sebelumnya dikelola Yayasan H.B Jassin.
PDS HB Jassin bermula dari koleksi dokumentasi sastra yang dihimpun oleh Hans Bague Jassin pada 1933, yang tercetus karena hobi Jassin dalam mengumpulkan karya sastra.
Pusat dokumentasi ini mengelola koleksi buku fiksi-non fiksi, naskah asli para sastrawan, naskah drama, biografi, rekaman suara, video, dan foto-foto pengarang.
Baca juga: Taufiq Ismail: Kebijakan Anies, Nafas Baru buat PDS HB Jassin
Yayasan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan sama-sama berkoordinasi, bekerjasama dan bersinergi dalam rangka pengembangan sastra.
Dengan pengelolaan yang lebih baik, PDS HB Jassin diharapkan bisa menjadi pusat dokumentasi sastra tingkat regional hingga tingkat dunia.
Dengan demikian, PDS HB Jassin dapat digunakan sebagai rujukan mahasiswa ataupun peneliti sastra dalam mencari informasi terkait kesusastraan.
Jumlah koleksi yang tercatat di PDS HB Jassin saat ini sebanyak 134.177 judul dan 165.214 eksemplar.
Rencananya, Dispusip akan menambah koleksi buku sastra di PDS HB Jassin di komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat itu.
Baca juga: Tingkatan Minat Baca, Pemprov DKI Galakan Program Baca Jakarta
Buku sastra rencananya ditambah 5.000 eksemplar yang terdiri atas 1.000 judul. Buku-buku tersebut tidak hanya terbitan baru, melainkan juga terbitan lama dengan judul atau nama-nama sastrawan yang masih populer.
Kepala Satuan Pelaksana Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Diki Lukman Hakim menambahkan, sejak pertengahan Januari 2019, para pustakawan terus mendata dan menyeleksi koleksi buku sastra yang akan ditambah.
Menurut dia, anggaran yang dialokasikan untuk penambahan 5.000 eksemplar buku sastra ini sekitar Rp 200 juta.
Tahun ini, Dispusip juga melakukan pengadaan satu unit alat alihmedia untuk melakukan digitalisasi koleksi-koleksi di PDS HB Jassin.
Pengadaan alat tersebut untuk mengalihmediakan koleksi atau arsip statis di PDS HB Jassin, dari bentuk kertas menjadi bentuk digital dengan cara dipotret.
" Koleksi di PDS HB Jassin mayoritas masih orisinil atau asli dan sudah lama. Naskah asli sastrawan, korespondensi, artikel koran, hasil penelitian, buku-buku lama dan lain-lain sangat perlu kita jaga," tutur Diki, dalam keterangan tertulisnya pada Kompas.com.
Diki menjelaskan, melalui digitalisasi tersebut para pengunjung khususnya pecinta sastra bisa menikmati karya atau mengoleksi di PDS HB Jassin tanpa harus bersentuhan langsung dengan koleksi tertulis dalam lembaran kertas.
Ia menambahkan, Dispusip DKI Jakarta menganggarkan Rp 500 juta untuk pengadaan alat alihmedia tersebut.
"Buku digital itu akan mirip dengan aslinya. Semuanya kami integrasikan dalam bentuk digital," terangnya.
Dispusip juga mengajak agar masyarakat mencintai kesustraan asli dalam negeri dengan kebiasaan gemar membaca.
Untuk lebih mempopulerkan warisan HB Jassin serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap karya sastra, sepanjang 2019 PDS HB Jassin menggelar Wisata Satra.
Menurut Diki, Wisata Sastra diadakan tiga kali dalam sebulan atau 36 kali dalam satu tahun.
Pada 15 Maret 2019 lalu, misalnya, diadakan lokakarya pelatihan musikalisasi puisi untuk anak-anak SMP dan SMA.
Selain lokakarya, dalam program Wisata Sastra itu akan diselenggarakan bedah buku, peluncuran buku, diskusi, dan kunjungan rombongan.
Baca juga: Target Baca 30 Buku? 8 Tips Dosen IAIN Samarinda Ini Bisa Ditiru
"Banyak karya dari sastrawan kenamaan yang tersimpan di PDS HB Jassin seperti, Ajip Rosidi, Taufiq Ismail, Ahmad Tohari, dan Remy Silado," terangnya, seperti dimuat di Beritajakarta.id, Rabu (13/3/2019) lalu.
Wisata Sastra di PDS HB Jassin terbuka untuk umum mulai pukul 09.00 sampai 15.00.
Sejak dimulai pada Januari lalu, Wisata Satra PDS HB Jassin banyak dikunjungi komunitas sastra, pelajar dan mahasiswa, hingga tokoh-tokoh sastra.
"Wisata Sastra ini juga untuk meningkatkan kolaborasi dengan masyarakat dan meningkatkan kunjungan ke PDS HB Jassin," kata dia.