KOMPAS.com - Bersepeda sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat DKI Jakarta. Ada yang menggunakannya sebagai rekreasi, olahraga rutin, bahkan emanfaatkannya sebagai transportasi utama menuju ke kantor.
Untuk memfasilitasi para pengguna sepeda, sekaligus mengurangi kemacetan di berbagai wilayah di Ibu Kota, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan meluncurkan 17 jalur sepeda di Jakarta.
"Iya, ada 17 ruas jalan yang menjadi jalur sepeda dan akan diujicobakan," ucap Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, seperti dimuat di Kompas.com, Selasa (17/9/2019) lalu.
Uji coba jalur sepeda ini akan dibagi dalam 3 fase dengan waktu pelaksanaan berbeda-beda selama 2 bulan penuh. Sebanyak tujuh jalur akan diujicobakan pada 20 September-19 November 2019 sepanjang hari.
Baca juga: Menengok Jalur Sepeda di Bangkok
Rutenya adalah Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan M.H Thamrin, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Proklamasi, Jalan Pramuka, dan Jalan Pemuda.
Sementara itu, fase 2 akan diujicobakan pada 12 Oktober-19 November 2019 meliputi empat jalur, yakni Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Panglima Polim, dan Jalan RS Fatmawati Raya.
Sedangkan fase 3 sebanyak enam jalur akan diujicobakan pada 2-19 November 2019. Jalurnya adalah Jalan Tomang Raya, Jalan Cideng Timur, Jalan Kebon Sirih, Jalan Matraman Raya, Jalan Jatinegara Barat, dan Jalan Jatinegara Timur.
Dengan perluasan jalur-jalur sepeda ini, Pemprov DKI berharap dapat mendorong lebih banyak warga Jakarta beraktivitas menggunakan sepeda.
"Kami akan meluncurkan jalur-jalur sepeda yang kita harapkan nanti warga Jakarta lebih banyak lagi menggunakan sepeda," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kesempatan yang sama.
Anies menuturkan, sepeda bisa digunakan sebagai alat transportasi sehari-hari. Warga bisa menggunakan sepeda untuk menempuh jarak yang cukup dekat.
"Untuk lokasi yang dekat, untuk jarak-jarak tempuh yang memungkinkan menggunakan sepeda, kami mendorong masyarakat menggunakan sepeda," kata Anies.
Selain membangun jalur sepeda, Pemprov DKI juga akan menyiapkan banyak tempat parkir sepeda. Pemprov DKI meminta pula perusahaan swasta menyiapkan tempat parkir sepeda di kantor mereka.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, Christianto menambahkan, selain untuk memotivasi warga beraktivitas menggunakan sepeda, kendaraan roda dua tanpa bahan bakar ini pun diharapkan bisa mengurangi polusi udara di Jakarta.
"Dengan semakin banyak orang bersepeda, dapat mengurangi polusi udara, dan pengguna kendaraan pribadi di jalan-jalan Ibu Kota bisa semakin ditekan," kata Christianto, seperti dimuat di Kompas.com, Kamis (10/10/2019) lalu.
Baca juga: Dishub DKI Usulkan Revisi Anggaran Pembangunan Jalur Sepeda Jadi Rp 62 Miliar
Untuk menyosialisasikan jalur sepeda di sepanjang Jalan Fatmawati, Jalan Panglima Polim, dan Jalan Sisingamangaraja yang termasuk dalam Fase 2, petugas Dishub Jakarta Selatan berkeliling dengan sepeda di jalur tersebut selama tiga jam dalam sehari.
Sosialisasi bertujuan untuk memperingatkan pengendara sepeda motor dan mobil agar tidak menggunakan jalur sepeda.
Christanto berharap dengan sosialisasi tersebut para pengendara motor dan mobil bisa mengetahui fungsi jalur dan menghargai hak para pengguna sepeda.
Dalam pengamatan Adhityaswara Nuswandana (40), warga Bintaro, Tangerang Selatan, perebutan jalur antara pengendara sepeda dan kendaraan bermotor lain di Jakarta adalah permasalahan klasik yang masih belum terselesaikan hingga sekarang.
“ Jalur sepedanya pasti dimanfaatkan para pesepeda, tapi saya nggak yakin jalur itu bisa steril selama masih banyak motor yang melawan arus dan jalanan yang dipakai buat parkiran mobil,” kata pegiat sepeda dari komunitas Bintaro Loop dan Blackdog Cycling Club ini, Sabtu (2/11/2019).
Ia memberi contoh jalur sepeda Fatmawati yang sebagian lahannya sempat dan menjadi tempat parkir sebuah hotel. Untunglah, begitu dilaporkan ke Dinas Perhubungan (Dishub), masalah langsung teratasi.
“Seperti jalur Cideng, atau Tomang, pasti masih rebutan jalur dengan pengendara kendaraan lain. ( Jalur sepeda itu) Kalau dijaga, pasti rapi. Kalau tidak dijaga, berantakan lagi,” kata pria yang akrab disapa Adhit ini.
Menurut Adhit, yang membantu orang untuk pindah ke sepeda atau kendaraan non BBM lain adalah adanya transportasi Mass Rapid Transportation (MRT).
Ini karena Stasiun MRT berada di jalur-jalur pedestrian yang sudah direvitalisasi, seperti di Sudirman-Thamrin.
Dari pengamatannya, sebagian pengguna MRT ada yang melanjutkan perjalanan ke kantor dengan menggunakan sepeda lipat atau electric scooter. Bahkan ada yang menggunakan Grabwheel sebagai transportasi antar titik.
Baca juga: Target 2020, Jalur Sepeda di Jakarta Mencapai 200 Kilometer
“Di Mega Kuningan itu orang kantoran mau makan siang di mall naik Grabwheel. Bisa juga sepulang kantor mereka pakai Grabwheel menuju Stasiun MRT. Menurut saya trennya ke arah situ,” ujar Adhit.
Banyaknya pekerja yang menggunakan sepeda, tak lepas dari fasilitas di MRT yang menyediakan gerbong khusus untuk kursi roda, sepeda lipat, atau skuter listrik. Dengan begitu, MRT telah mengubah gaya hidup orang Jakarta.
Dengan kolaborasi MRT dan jalur sepeda yang sedang disediakan Pemprov DKI, bisa saja nanti warga perlahan-lahan mulai melirik sepeda sebagai moda transportasi penunjang.
Kalau itu terjadi bukan saja kemacetan di DKI yang terurai, udara di Jakarta pun semakin bersih