KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta semakin serius dalam menggarap pembangunan demi pembangunan untuk mewujudkan wajah baru Jakarta.
Selama dua tahun Anies Baswedan menjabat sebagai gubernur beberapa program unggulan Pemprov DKI Jakarta sudah berjalan dan mulai menunjukkan hasilnya. Contohnya penataan jalur pedestrian atau trotoar dan integrasi antarmoda transportasi umum.
Dalam siaran persnya Pemprov DKI Jakarta menjelaskan, hingga saat ini total sudah 134 kilomoter (km) trotoar yang direvitalisasi. Angka ini akan bertambah karena pada 2020 Pemprov menargetkan penambahan revitalisasi trotoar sepanjang 47 km.
Penataan trotoar juga akan dilengkapi berbagai fasilitas, yakni bidang miring dan ubin pemandu, lift untuk ibu hamil, fasilitas buat lansia dan penyandang disabilitas, fasilitas keamanan berupa CCTV dan satpol PP, hingga pelican crossing.
Baca juga: Pemprov DKI: Baru 16 Persen Trotoar di Jakarta yang Ditata
Trotoar ini terintegrasi dengan moda transportasi umum seperti, halte bus Transjakarta, stasiun KRL commuterline, stasiun Mas Rapid Transit ( MRT), dan stasiun Light Rapid Transit (LRT).
Sementara itu, koridor trotoar dari Sudirman hingga Thamrin sudah dilengkapi wayfinding atau informasi yang membantu warga untuk mencapai tujuan.
Di bidang transportasi, Pemprov DKI Jakarta dengan serius melakukan penyempurnaan atas integrasi antarmoda.
Hal ini salah satunya dilakukan dengan peningkatan jumlah rute Transjakarta, dari 109 pada 2017 bertambah jadi 220 rute pada 2019. Jumlah armada juga bertambah dari 2.380 pada 2017, menjadi 3.548 armada pada 2019.
Selain itu, moda transportasi di Jakarta menjadi semakin pula terintegrasi melalui program Jak Lingko.
Gubernur Anies Baswedan mengatakan melalui Jak Lingko, maka bus kecil, medium, dan besar akan berjejaring serta terintegrasi dengan transportasi massal lainnya.
Baca juga: Yuk Naik Jak Lingko Ber-AC, Transportasi Umum yang Dapat Hindari Penumpang Terpapar Polusi Udara
Transportasi massal yang dimaksud baik transportasi berbasis rel seperti LRT, MRT dan commuter line serta transportasi berbasis Bus Rapid Transit (BRT) dari Transjakarta.
"Sesudah ada MRT dan LRT, baru kami atur siapa pengelola seluruh moda transportasi massal ini. Sekarang kami serahkan dulu ke PT Transjakarta,” jelas Anies seperti dimuat Kompas.com, Minggu (27/12/2018).
Kemudahan integrasi antarmoda transportasi telah mendapat respon positif dari warga DKI. Salah satunya Agustin Wijayanti (49).
Warga Abdul Muis, Jakarta Pusat ini mengaku senang menggunakan transportasi umum di Jakarta saat ini, karena ke mana-mana jadi semakin dekat.
“Waktu tempuhnya lebih cepat daripada pakai mobil atau motor pribadi, karena MRT dan Transjakarta punya jalur sendiri,” ujar Agustin yang sehari-hari berprofesi sebagai karyawan swasta, Selasa (22/10/2019).
“Habis naik Transjakarta lalu mau pindah MRT juga lebih cepat karena sudah satu halte,” tambah dia
Tidak heran, dengan langkah penyempurnaan itu penggunaan transportasi umum meningkat pesat.
Dalam dua tahun terakhir, jumlah penumpang Transjakarta naik hampir dua kali lipat ke kisaran 640.000 orang per hari.
Bandingkan dengan saat Transjakarta dimulai pada 2004 hingga tahun 2017 jumlah rata-rata penumpang harian hanya ada di kisaran 300.000 penumpang per hari.