JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang akhir tahun, Pemerintah Kota Semarang kembali memperoleh kembali penghargaan IRSA atau Indonesia Road Safety Award 2017 dari pemerintah pusat. Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu hadir pada Kamis pekan lalu menerima penghargaan itu di Jakarta.
Keberhasilan Kota Semarang dalam memperoleh penghargaan keselamatan di jalan tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah Kota Semarang yang mulai menerapkan sistem satu arah pada 13 ruas jalan. Tujuan pengaturan itu untuk mempermudah pengaturan dan pengawasan lalu lintas serta mengurangi angka kemacetan.
Selain itu, Kota Semarang juga memiliki jaringan angkutan umum massal berupa Bus Rapid Transit (BRT) sebanyak 116 unit yang dilengkapi dengan 8 koridor dan 295 shelter untuk melayani masyarakat. Bus Trans Semarang itu telah mengangkut sebanyak 7.725.490 penumpang pada 2016. Dari jumlah penumpang itu, 24,3 persen di antaranya adalah pelajar.
Nilai plus pemerintah Kota Semarang di bidang transportasi lainnya adalah inovasi uji kendaraan yang overloading di jalan nasional untuk menekan potensi kerusakan jalan dengan menggunakan alat uji KIR portabel. Dengan cara itu, angka kecelakaan lalu lintas pada semester I di tahun 2016 turun sebanyak 5 persen dibandingan angka kecelakaan di periode yang sama tahun 2017.
Informasi yang diperoleh dari kepolisian di tahun 2016 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi sebesar 25.869 kasus. Jumlah tersebut naik dari tahun 2015 yaitu sebanyak 24.336 namun merupakan penurunan secara signifikan di tahun 2014 yaitu 28.297 kasus.
Keberhasilan dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dapat dilihat dari menurunnya korban meninggal dunia dan luka berat. Semula, jumlahnya 45 persen pada tahun 2010 berkurang menjadi 29 persen pada tahun 2016. Namun masih terdapat sejumlah tantangan yaitu menurunkan jumlah kasus kecelakaan pada pengguna sepeda motor dan pejalan kaki.
Di tempat terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan bahwa penghargaan ini merupakan bukti bahwa kota Semarang semakin lebih baik dalam hal transportasi. ”Namun jangan lantas berpuas diri karena masih ada beberapa PR di antaranya masih adanya titik kemacetan yang masih terus kita evaluasi. Karena itu, penghargaan ini dapat kita jadikan motivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada satu per satu," pungkasnya.