Bupati Purwakarta Rayakan Idul Adha di Wilayah Terpencil
PURWAKARTA, KOMPAS.com – Bupati Puwakarta Dedi Mulyadi punya cara berbeda untuk merayakan Hari Raya Idul Adha. Dia biasanya shalat Id menyembelih hewan qurban di kampung-kampung terpencil di wilayahnya.
Tahun ini, Kampung Sodong, Desa Sukamukti, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta yang berada dekat Waduk Cirata, jadi target dia. Adapun lokasinya berjarak sekitar puluhan kilometer dari wilayah perkotaan.
Didampingi istri dan kedua anaknya, Dedi pun melakukan pemotongan hewan qurban, yakni sapi limosin Jumat (1/9/2017). Hari itu, perayaan semakin meriah karea warga sekitar dijamu dengan berbagai makanan gratis yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta
"Saya merasa sangat bahagia karena Pak Bupati sejak dulu sangat perhatian kepada warga terpencil. Dia enggak hanya ngomong doang, tetapi membuktikan dengan hasil kerja,” ujar Juha, ketua RW 03 Kampung Sodong, Desa Sukamukti, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, di lokasi acara.
Ia menuturkan kondisi kampung itu dahulu. Katanya, untuk sampai kota, ia butuh waktu 5 jam. “Sekarang sudah dibangun jalan beton luas yang membelah gunung. Sekarang ke kota hanya butuh waktu 45 menit saja," kata Juha lagi.
Juha melanjutkan bahwa perhatian kepala daerahnya di akhir jabatan kerap direspons oleh masyarakat setempat. Bagaimana tidak, 2.800 kepala keluarga di sana yang dulu terisolir, kini sudah difasilitasi akses jalan yang dapat memudahkan keseharian mereka.
"Kami sedih mengetahui jabatan Pak Bupati akan segera berakhir. Belum tahu kalau sama penggantinya (nanti) akan bagaimana lagi jadinya. Mudah-mudahan bisa meneruskan pembangunan Pak Dedi," tambahnya.
Kata Dedi, pembukaan akses jalan ke kampung terpencil ini merupakan cita-cita awal saat pembangun infrastruktur. Awalnya, wilayah itu hanya bisa ditembus dengan motor trail. Itu pun orang harus mulai perjalanan pakai perahu melintasi Waduk Cirata dulu.
Atas kegiatan qurban yang dilakukan, Dedi memberi alasan soal pilihannya ke kampung tersebut. "Kalau di kota kan kebanyakan warganya sudah mapan. Kalau di wilayah terpencil kan rasa bahagianya sangat terasa sekali," kata dia. (KONTRIBUTOR PURWAKARTA/ IRWAN NUGRAHA)