PURWAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memiliki tradisi menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Makam para pahlawan tanpa nama biasa ditaburi bunga lebih awal sebelum makam lainnya.
“Ini mah kan kebiasaan Saya sebelum 17 Agustus, biasanya Saya datang kesini lebih dulu, ingin merefleksi keikhlasan mereka yang tidak dikenal dalam perjuangan, maka Saya ziarahi,” kata Dedi sambil menabur bunga di salah satu makam pahlawan tak dikenal di komplek Taman Makam Pahlawan Sirnaraga, Rabu (16/8/2017).
Tradisi ini, diakui Dedi, telah berlangsung sejak menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta pada 2003. Tentunya, ziarah ke makam pahlawan tak dikenal diluar dari kegiatan protokoler berupa Renungan Suci yang digelar bersama Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah setempat.
Kepala daerah yang akan mengakhiri jabatannya pada awal 2018 tersebut, datang seorang diri ke Taman Makam Pahlawan Sirnaraga. Bisa jadi, ini kali terakhir Dedi menjalankan kebiasaannya ziarah di Hari Kemerdekaan RI dengan jabatan sebagai Bupati Purwakarta.
Dedi hadir dengan mengenakan kemeja putih berdasi merah lengkap dengan peci hitam dan membawa keranjang berisi bunga. Dia segera menyambangi nisan-nisan yang bertuliskan "Tak Dikenal."
Selain merefleksi nilai ikhlas dalam perjuangan merebut kemerdekaan, ziarah sekaligus bentuk penghormatan kepada para pahlawan tak dikenal. Apalagi, tidak ada keluarga pahlawan tersebut yang datang untuk menziarahi.
“Mereka kan tidak ada yang menziarahi, jadi tadi sempat baca Al Fatihah dan Surat Yasin di makam mereka,” ujarnya.
Sebagai bentuk penghormatan nyata, Dedi langsung meminta petugas Dinas Tata Ruang dan Pemukiman membersihkan makam yang tidak terawat dan bentuk nisan yang terlihat sudah usang.
Ia pun memerintahkan mereka untuk segera memperbaiki makam tersebut. “Ini diperbaiki, malu atuh, pejuang saja membela bangsa, masa nisannya kurang terawat,” tambahnya.
Penjaga Taman Makam Pahlawan, Dede Sukmana (41) mengatakan, luas Taman Makam Pahlawan Sirnaraga mencapai 2 hektar. Di dalamnya terdapat 79 makam pejuang yang tidak dikenal asal usulnya.
Karenanya, tidak pernah ada pihak keluarga yang menziarahi baik setiap Idul Fitri maupun perayaan HUT RI.
“Kalau makam yang ada namanya di nisan, biasanya suka ada yang ziarah. Kalau yang tidak ada namanya, tidak ada sih setahu saya,” ujarnya. (KONTRIBUTOR TASIKMALAYA/ IRWAN NUGRAHA)