PURWAKARTA, KOMPAS.com - TNI AL dari Pangkalan Utama (Lantamal) III dan Dinas Potensi Maritim Mabes AL menggelar bakti sosial di kawasan wisata Bendungan Ir H Djuanda Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Kamis (25/5/2017) lalu.
Kegiatan itu dibuka dengan aksi terjun payung dan penyergapan musuh di pantai oleh Korps Marinir. Berseragam perang khas Marinir, para prajurit tempur TNI AL itu dilengkapi senjata laras panjang.
Aksi hebat mereka pun memukau warga yang menyaksikannya. Selain melihat aksi korps marinir, warga juga mendapatkan pelayanan sosial, seperti sunatan massal, perawatan medis gratis, poli gigi dan lainnya.
Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) Tommy Basari Natanegara, hadir mewakili Kepala Satuan Angkatan Laut (KSAL) Ade Supandi. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pun hadir dalam acara tersebut.
"Jadi, ini program bakti sosial di kampung halaman pimpinan Mabes AL," ujar Tommy di sela acara.
Menurut Tommy, para pimpinan Mabes TNI AL itu berasal dari Jawa Barat (Jabar) seperti KSAL yang berasal dari Bandung dan Wakasal dari Sukabumi. Keduanya sudah balik kampung dengan menggelar bakti sosial yang sama.
"Sekarang giliran saya pulang kampung dan bikin kegiatan di sini dibantu Pak Bupati. Saya kan lahir dan asli Purwakarta," kata Tommy.
"Dari Danau Jatiluhur ini juga bisa dibangun jiwa maritim. Indonesia itu dua pertiganya air sehingga potensi kemaritiman perlu digali. Karena kekayaan alam dari air sungguh sangat banyak. Tapi, sekarang banyak danau yang rusak, begitu juga pegunungannya sehingga perlu ada pelestarian khusus," kata Dedi.
Oleh karena itu, Dedi berharap, TNI dan rakyat bisa bersinergi dalam pelestarian alam. Alam yang terjaga dan terlindungi akan mampu menumbuhkan peningkatan perekonomian masyarakat di sekitarnya.
"Kita harus saling bahu membahu dengan TNI untuk melakukan hal tersebut," pungkasnya.
Destinasi Wisata
Danau Jatiluhur selama ini dikenal sebagai salah satu ikon pemerintah daerah setempat. Kini, kawasan itu sudah semakin cantik sebagai kawasan wisata air melalui skema pembangunan ‘Wisata Kampung Air Mbah Jawer”.
Nama tersebut diambil dari cerita rakyat masyarakat setempat yang meyakini danau buatan terbesar di Indonesia itu dihuni oleh karuhun atau leluhur bernama Mbah Jawer.
"Kita tetapkan wilayah tersebut menjadi kawasan ekonomi khusus pariwisata, Perbupnya sudah siap," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Beberapa program pengembangan tengah disiapkan oleh pria yang kerap disapa Kang Dedi tersebut. Beberapa program itu diantaranya program pendidikan dan pelatihan kepariwisataan untuk masyarakat setempat sehingga pengembangan sektor pariwisata berbanding lurus dengan penyediaan lapangan pekerjaan.
"Kita serahkan nanti pengelolaannya kepada masyarakat setempat. Mereka lebih merasa memiliki tempat wisata tersebut sehingga pasti akan jauh lebih telaten dalam melakukan perawatan," ujarnya.
Kampung Air tersebut nantinya terdiri dari 40 rumah yang terapung di atas Danau Jatiluhur. Di dalam kawasan itu terdiri dari wisata kuliner khas tradisional maupun kontemporer yang dipadukan dengan pemandangan alam Sukasari dan Jatiluhur.
Wisata perahu pun dapat dinikmati oleh para wisatawan untuk mengelilingi danau yang diarsiteki oleh Ir H Djuanda dari Tasikmalaya tersebut.