PURWAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang yang salah satunya bertubuh sarat dengan rajahahan atau tato tengah berdiri sambil memegang sapu di teras sebuah masjid di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Minggu (28/5/2017).
Keduanya terlihat mengayunkan gagang sapu ke sana kemari di samping karpet-karpet yang digulung dan didirikan di satu sudut masjid tersebut.
Mereka adalah dua di antara ratusan preman yang membersihkan masjid saat bulan Ramadhan 1438 Hijriah.
"Aksi ini menambah aktivitas mereka di bulan Ramadhan. Nantinya, mereka akan berkeliling setiap hari, membantu masyarakat untuk membersihkan tempat ibadah, seperti masjid atau mushala," ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Dedi sengaja mengajak mereka untuk membangun rasa kebersamaan dengan masyarakat, selain juga membangun toleransi antar-umat beragama karena sebagian dari mereka adalah non-Muslim.
"Masyarakat bisa menikmati bulan suci ini dengan tenang, membuat rasa aman, nyaman, membangun rasa toleransi. Selain mereka, ada juga anak-anak di Purwakarta yang ikut membantu membersihkan," ujar Dedi.
Sebelum bersih-bersih, para kelompok preman tersebut terlihat mengikuti arahan dari kepala daerah setempat. Selanjutnya, ada yang membersihkan halaman masjid, membersihkan karpet masjid, mengepel, menyikat kamar mandi, sampai membuat saluran pembuangan air.
Melihat sekelompok preman dipimpin langsung Dedi Mulyadi membersihkan masjid, masyarakat setempat berbondong-bondong menghampiri dan membantu membersihkan tempat ibadah tersebut.
"Nah, begini kan lebih bersih dan seru. Beribadah di bulan suci itu bisa dengan berbagai cara," ujarnya.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Hidayah Ace Nasihin mengatakan, pihaknya merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Masyarakat pun sebelumnya sempat tak percaya kalau sekelompok preman ini akan membersihkan masjid di kampungnya.
"Alhamdullilah, ternyata para preman tersebut mau membantu membersihkan juga. Ini merupakan hidayah tersendiri bagi mereka," ujar Ace.
Salah seorang anggota kelompok preman, Herman Alexander, berujar bahwa aksi tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa penilaian yang kurang baik terhadap mereka selama ini bisa terhapuskan.
Terlebih lagi, kegiatan yang sama akan dilakukan di beberapa masjid di Purwakarta selama bulan puasa.
"Ini rasa pengabdian kepada masyarakat, bersama-sama membersihkan tempat ibadah sesuai arahan dari Pak Bupati. Kami keliling tempat ibadah dan membersihkannya. Rencananya akan ada 16 masjid di Purwakarta," kata Herman, yang datang bersama rekan-rekannya menggunakan mobil pikap.
Ke depannya pun, mereka akan berkumpul terlebih dahulu tiap pagi hari dan menentukan masjid yang akan dibersihkan. Kegiatan ini bisa dilakukan selama seharian atau dari pagi hingga siang.
"Bagaimana luasnya masjid saja, bisa dari pagi sampai siang, atau bahkan baru beres sore hari," pungkasnya. (KONTRIBUTOR PURWAKARTA/IRWAN NUGRAHA)