PURWAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai elemen masyarakat muslim, mulai pelajar sampai warga dewasa turun ke jalan melakukan pawai lampu petromak. Kemeriahan itu berlangsung untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang jatuh mulai Sabtu (27/5/2017).
"Peserta dan petromaknya bisa mencapai angka 9.999. Kegiatan ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan," terang Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, Senin (29/5/2017).
Dedi menambahkan, angka sembilan tersebut diambil sebagai simbol Asmaul Husna, yakni nama-nama baik Allah SWT. Adapun pelaksanaannya pada Kamis malam mengacu kepada hari pertama bulan puasa sesuai tanggal kalender pemerintah.
Lampu petromak sendiri dipilih sebagai alat utama penerangan pawai. Ini sebagai pengganti colen atau obor bambu yang sudah lumrah dipakai tahun-tahun sebelumnya.
"Sehingga saat pelaksanaanya nanti akan lebih terang dibandingkan dengan api pada obor bambu. Kami ingin alat penerangan baheula atau jadul dikenang lagi oleh masyarakat dengan menciptakan suasana yang lebih meriah. Petromak sendiri sebagai penerangan penghunian pada era tahun sebelum 70-an, jauh sebelum aliran listrik masuk ke perkampungan," ujar Dedi.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Diskominpo Kabupaten Purwakarta, Hendra Fadly menambahkan bahwa pawai lampu petromak tersebut diikuti oleh para kepala desa, aparat desa, kalangan pesantren, majelis taklim, pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum.
Rute pawai tersebut menyusuri ruas-ruas jalan protokol, mulai Jalan Singawinata-Sudirman-Pahlawan-Ibrahim Singadilaga-Basuki Rahmat-Martadina dan berakhir di Singawinata lagi.
Selain membawa lampu petromak, peserta pawai juga membawa alat kasidah, marawis beduk dan dimeriahkan oleh salawat Nabi Muhammad SAW. Pawai terlihat meriah.
"Peserta pawai membawa alat-alat musik dan memeriahkan suasana. Shalawat Nabi dikumandangkan selama pawai tersebut oleh seluruh peserta saat menyusuri jalanan kawasan," kata Hendra.