KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) kembali menggelar Bank Jateng Borobudur Marathon 2025 pada Minggu (16/11/2025).
Ajang tahunan yang telah mendapat predikat Elite Label dari World Athletics tersebut akan diikuti oleh 11.500 peserta dari 38 negara.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Sumarno dalam konferensi pers Bank Jateng Borobudur Marathon 2025 di Hotel Artos, Kota Magelang, Sabtu (15/11/2025), melaporkan bahwa jumlah peserta bertambah 1.000 orang dibandingkan 2024 yang diikuti 10.500 pelari.
Bertambahnya jumlah peserta diprediksi turut meningkatkan perputaran ekonomi, bahkan melampaui pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp 73,9 miliar.
Baca juga: Perputaran Ekonomi di Ajang Gandrung Sewu Banyuwangi 2025 Capai Rp 8,5 Miliar
"Kami ingin mendorong lebih banyak perputaran ekonomi yang ada di kawasan ini," ujar Sumarno dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Berdasarkan data perputaran ekonomi penyelenggaraan Borobudur Maratahon, angka tersebut konsisten mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
Borobudur Marathon 2017 mencatat perputaran ekonomi sebesar Rp 1,5 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 26,5 miliar pada 2018 bertambah menjadi Rp 30,5 miliar pada 2019.
Adapun penyelenggaraan Borobudur Marathon 2023 mencatat perputaran ekonomi senilai Rp 61,6 miliar dan meningkat menjadi Rp 73,9 miliar pada 2024.
Baca juga: Borobudur Marathon 2025 Naik Kelas Jadi Elite Label, Hadiah Tembus Rp 2,1 Miliar
"Dan tentu saja kami berharap pada 2025 ini jauh lebih meningkat lagi karena dari sisi partisipasi juga meningkat," ucap Sumarno.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan perputaran ekonomi tersebut.
Sumarno menjelaskan, tantangan yang dimaksud adalah meningkatkan durasi menginap para tamu selama ajang Borobudur Marathon 2025 di Kabupaten Magelang. Ia berharap, target menginap sepanjang gelaran ini minimal mencapai tiga hari.
"Kami sangat mengharapkan dampaknya terhadap teman-teman usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," kata Sumarno.
Baca juga: Menkeu Purbaya Terapkan Cacah Ulang Balpres Ilegal untuk Pemberdayaan UMKM
Pasalnya, ia menilai bahwa kekuatan ekonomi di Jateng salah satunya didorong oleh sektor konsumsi, yang ditopang oleh para pelaku UMKM.
Lebih lanjut, Sumarno menegaskan, ajang pariwisata olahraga ( sport tourism) seperti Borobudur Marathon merupakan salah satu program yang konsisten dijalankan oleh Pemprov Jateng untuk meningkatkan ekonomi wilayah.
Namun, dalam pelaksanaannya, upaya tersebut membutuhkan dukungan dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, Pemprov Jateng menggandeng Bank Jateng, Yayasan Borobudur Marathon, dan Harian Kompas dalam penyelenggaraan Bank Jateng Borobudur Marathon.
Baca juga: Rute Baru Borobudur Marathon 2025 Tawarkan Pemandangan Desa yang Lebih Indah
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Haryo Damardono mengatakan bahwa penyelenggaraan Bank Jateng Borobudur Marathon yang telah dilaksanakan selama sembilan tahun berhasil menjadi ruang bagi ribuan kisah.
Cerita tersebut mencakup semangat, perjuangan, serta kebersamaan yang tumbuh di lintasan dan di hati masyarakat Jateng.
“Tahun ini, kami ambil tema “Stride to Glory”, sebagai ajakan untuk merayakan setiap langkah dalam perjalanan panjang menuju kejayaan, di mana lahir dari kerja sama, konsistensi, serta cinta terhadap Magelang dan Jawa Tengah,” ujar Haryo.