KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan, pengelolaan sampah membutuhkan konsistensi dari hulu hingga hilir. Edukasi berkelanjutan harus terus dilakukan sehingga pengelolaan sampah dapat memberikan nilai tambah.
Ganjar menerangkan, Jateng memiliki beberapa contoh pengelolaan sampah di daerah yang dapat direplikasi, sehingga gerakan besar untuk menyelesaikan persoalan sampah bisa dilakukan. Hal bisa sekaligus memicu pengembangan ekonomi sirkular.
"Pengelolaannya mulai bagus. Seperti yang ada di Kudus tadi dicontohkan (sampah) yang organik diselesaikan di rumah dan tidak boleh keluar dari pekarangan. Mereka diajari dengan komposter. ( Sampah) yang bisa keluar itu yang anorganik, itu pun dipilah dan bisa dijual, maka ini punya nilai tambah," papar Ganjar melalui keterangan persnya, Selasa (4/7/2023).
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menghadiri puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia 2023 tingkat Provinsi Jateng di Taman Rakyat Slawi Ayu (RASA) Kabupaten Tegal, Selasa.
Baca juga: Soal Timses Ganjar, PDI-P: Akan Dibentuk dan Disusun Pasca-pendaftaran Paslon
Puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia 2023 diikuti sekitar 1.000 orang yang terdiri dari pelajar, perwakilan 150 sekolah adiwiyata, kader dan aktivis lingkungan, serta perwakilan organisasi perangkat desa (OPD) di tingkat provinsi dan kabupaten.
"Tentu semangatnya luar biasa, partisipasinya bagus. Ada pelajar SD, SMP, SMA/SLB. Tadi saya ngobrol dengan anak-anak yang punya semangat hebat," kata Ganjar.
Ganjar menitikberatkan perhatian kepada pelajar, karena edukasi tentang persoalan dan pengelolaan sampah bisa dimulai dari mereka. Mulai dari bagaimana mencintai lingkungan, bagaimana melakukan aksi nyata seperti menanam pohon, hingga memilah sampah dari rumah.
"Aktivitas dari teman-teman aktivis sampah tadi mereka bersih-bersih, mereka mengedukasi, bahkan mereka yang berkebutuhan khusus pun diajari menanam dan mengolah sampah, diajari mengelola sampah agar mempunyai nilai tambah dengan ekonomi sirkular," jelasnya.
Baca juga: Penjaringan Ketua Timses Ganjar, PDI-P Akui Sudah Komunikasi dengan Andika Perkasa dan Arsjad Rasjid
Jateng memiliki potensi ekonomi sirkular yang tinggi karena jumlah sampahnya mencapai 6,3 juta ton per tahun. Dari jumlah ini, 17,8 persen di antaranya merupakan sampah plastik.
"Kalau bisa dikelola dengan baik dengan ekonomi sirkular, bisa menjadi nilai tambah yang besar. Ini menurut saya menjadi satu tren dan biasanya anak muda senang. Maka mulailah mereka tadi ada yang buat aplikasi dan sebagainya," kata Ganjar.
Lewat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ganjar mengajak masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. Ia juga mengingatkan ancaman besar global climate change dan kemarau panjang yang akan menyerang bumi.
"Selain menjaga ketahanan pangan, perlu diperhatikan juga bagaimana agar sampah tidak menimbulkan penyakit. Untuk itu, pengelolaan sampah menjadi penting," ujarnya.
Baca juga: Tinjau Dampak Gempa Bantul di Wonogiri, Gubernur Ganjar: Sekolah Jadi Prioritas
Bahkan, menurutnya, pemerintah perlu membuat aplikasi untuk mempermudah pengelolaan sampah. Inovasi ini berhasil diwujudkan di Banyumas lewat aplikasi Jeknyong.
Jeknyong adalah aplikasi yang memudahkan penjemputan sampah yang telah dipilah-pilah oleh masyarakat. Sampah yang telah dipilah kemudian dibawa ke tempat pengolahan.
"Ini anak-anak muda sekarang yang keren menurut saya untuk bisa kami dorong. Tapi ini harus menjadi gerakan besar, sehingga bisa menjadi kekuatan yang sangat efektif untuk menyelesaikan persoalan sampah. Banyumas sudah punya Jeknyong, itu aplikasi bagus," tuturnya.
Selain inovasi lewat pembuatan aplikasi, pengelolaan sampah yang baik juga berhasil diwujudkan lewat program Merdeka Sampah di Tegal. Program ini diharapkan tidak berhenti agar pengelolaan sampah di daerah bisa berhasil.
Baca juga: Sebagai Bappilu PPP, Sandiaga Sebut Bertugas Menangkan Ganjar
“Lingkungannya bagus, tanamannya banyak, hijau, dan ekonomi sirkularnya berjalan dari pengelolaan sampah," kata Ganjar.