KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mendukung konsep Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN) di Jateng yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Konsep tersebut merupakan langkah penanggulangan kejahatan terorisme berbasis pembangunan kesejahteraan termasuk reintegrasi sosial eks narapidana terorisme (napiter).
"Kita sambut baik. BNPT sudah punya program tinggal kita berperan, sharing-lah ya. Kalau bicara bisnis tadi teknisnya itu lahan ketika nanti akan kami usulkan ke beliau maka ada assessment di awal,” katanya usai menerima Kepala BNPT Boy Rafli Amar di Kantor Gubernur Jateng, Senin (15/11/2021).
Ganjar mengatakan, dalam konsep pembangunan kesejahteraan tersebut, pemerintah daerah (pemda) akan memberikan dukungan penuh.
Dukungan akan diberikan kepada mereka yang sudah dibina BNPT dan diberikan keterampilan maupun yang baru kembali ke masyarakat akan terus didampingi.
Baca juga: BNPT-PPATK Telusuri Aliran Dana LAZ yang Dikelola Kelompok JI di Lampung
"Tugas saya membantu BNPT di daerah. Kami bantu sampai tuntas termasuk permodalan, pelatihan, sampai pemasaran," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin.
Ganjar menambahkan, pihaknya akan mencoba desain di beberapa tempat. Pihaknya juga telah sepakat untuk membuat program pencegahan lewat edukasi dan lainnya.
Ganjar menjelaskan, beberapa contoh pendampingan reintegrasi sosial dan deradikalisasi kepada eks napiter sudah ada. Pola-pola tersebut tinggal direplikasi dan dipadukan dengan konsep BNPT.
Menurutnya, kerja sama pemda dengan BNPT yang melibatkan Badan Kesatuan Bangsa, Politik (Kesbangpol), Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra), usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan perindustrian diperlukan agar para eks napiter bisa mandiri setelah kembali ke masyarakat.
Ganjar menyebutkan, beberapa napiter sudah ada di masyarakat dan yang akan keluar. Oleh karenanya, pihaknya akan bekerja sama agar dapat informasi tersebut dari BNPT.
Baca juga: Kapolri Minta Antisipasi Terorisme hingga Unjuk Rasa Besar di 3 Event Internasional
“Terus kami edukasi agar kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan bermasyarakat dengan baik. Tugas negara adalah melindungi masyarakatnya begitu dan biar orang lain tahu," katanya.
Sementara itu, Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan, konsep penanggulangan kejahatan terorisme berbasis pembangunan kesejahteraan dilakukan dengan cara meningkatkan kesejahteraan eks napiter.
Salah satunya adalah memberikan lapangan pekerjaan dan kegiatan-kegiatan di bidang UMKM untuk kemandirian di kalangan eks napiter.
Konsep tersebut akan diwujudkan dengan membentuk KKTN di lima provinsi, yaitu Jawa Barat, Jateng, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.
"Hari ini kami di Jateng untuk berkoordinasi masalah teknis yang akan dikerjakan ke depan. Mudah-mudahan bisa diwujudkan agar eks napiter yang keluar sudah ada tempat untuk menampung dan memberdayakan mereka,” jelasnya.
Baca juga: Menyelisik Simbol Kaus Banteng Celeng Ganjar Pranowo...
Boy juga berharap, lewat program tersebut ke depannya eks napiter tidak kembali ke kelompoknya dan punya kemandirian bidang ekonomi.
Dia menambahkan, di Jateng ada sekitar 130 eks napiter. Jumlah ini tersebar di beberapa daerah. Keberadaan KKTN ini diharapkan bisa menjadi kantong kegiatan kepada para eks napiter.
"Ada beberapa titik pusat deradikalisasi yang sudah berjalan dan ditambah lagi yang ini. Jadi disesuaikan dengan domisili mereka,” katanya.
Boy mencontohkan, untuk napiter yang berdomisili di wilayah Pantai Utara (Pantura), seperti Semarang, Pekalongan, dan lainnya bisa disatukan di tempat baru ini.
“Kegiatan yang di Soloraya itu sudah ada beberapa titik tapi tidak menggunakan sistem kawasan, tersebar," katanya.
Hasil koordinasi dengan Ganjar Pranowo, lanjut Boy, pengembangan kesejahteraan itu juga akan disesuaikan dengan minat dan bakatnya.
Baca juga: PNS Guru di Lampung Terlibat Jaringan Terorisme, Dikenal Humoris dan Mudah Bergaul
Untuk itu, dalam KKTN ini juga akan disinkronkan dengan memberikan kemampuan dan infrastruktur untuk mendukung minat eks napiter.
"Jadi akan ada assessment awal per individu. Lalu dikelompokkan dalam minat yang sama untuk diberi pembekalan ketrampilan. Setiap kelompok bisa sekitar 30-an eks napiter," katanya.