Berbekal Nasi Rames Seadanya, Ganjar Hibur Pengungsi Banjir Pekalongan

Kompas.com - 17/02/2021, 18:00 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meninjau lokasi pengungsian banjir Pekalongan di Aula Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Rabu (17/2/2021).

Pada kesempatan tersebut, Ganjar menanyakan kesehatan pengungsi. Tidak lupa, ia memastikan setiap pengungsi merasa aman, nyaman, dan tidak kelaparan.

Duduk lesehan di tikar seadanya, gubernur berambut putih itu membuka nasi bungkus yang ada di tangannya. Di dalamnya, terdapat nasi rames dengan menu mie, tempe goreng, dan kikil.

Tiba-tiba, seorang ibu yang menyeletuk ke Ganjar. Ia mengaku bosan dengan menu yang dimakannya.

Dengan nada bergurau, ibu tersebut meminta kepada Ganjar untuk dibelikan ikan asin.

"Bosen pak, pengen gereh (ikan asin)," katanya dan disambut tawa Ganjar dan pengungsi lainnya, seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Ganjar Ungkap Penyebab Banjir di Jateng: Bukan Hanya karena Curah Hujan Tinggi

"Yo mengko ben digolekke ya (Ya, nanti biar dibelikan)," jawab Ganjar sambil menyantap makan siangnya.

Ganjar mengatakan, secara umum, kebutuhan logistik pengungsi masih terjamin aman. Namun, ia meminta petugas untuk memberikan variasi makanan pada mereka.

"Dari sisi makanan oke, tinggal nanti menunya divariasi saja, biar tidak bosan. Tadi ada yang minta gereh (ikan asin), mungkin bosan makan mie kering terus,” jelasnya.

Oleh karena itu, Ganjar pun meminta perkara lauk diperhatikan, termasuk pemenuhan gizi mereka. Menurutnya, bila perlu sayur dan buahnya juga diperbanyak.

Baca juga: Ganjar Minta BPJN Jateng Percepat Perbaikan Jalan Rusak akibat Hujan

Adapun, makan siang bersama para pengungsi itu merupakan permintaan Ganjar. Hal ini merupakan respons dari kondisi seorang nenek yang belum makan siang.

Pada saat itu, dia menanyakan kesehatan si nenek dan apakah dia sudah makan. Nenek itu hanya tersenyum dan mengatakan dia sudah makan pagi, tapi belum makan siang.

Mendengar jawaban si nenek yang belum makan siang, Ganjar pun meminta petugas segera membagikan makan siang kepada pengungsi dan makan bersama mereka.

Lalu, Ganjar menanyakan apa yang diinginkan si nenek untuk memenuhi kebutuhannya.

"Pengen muleh pak (pengen pulang pak). Wis bosen (sudah bosan)," jawab nenek itu.

Dengan sabar, Ganjar pun menghibur si nenek agar tetap berada di pengungsian. Ia mengatakan, lokasi rumahnya masih tergenang banjir.

Ganjar melanjutkan, si nenek akan membahayakan keselamatannya jika nekat kembali pulang ke lokasi banjir.

Baca juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja Diklaim Mampu Turunkan Kasus Covid-19

"Ting mriki mawon njih mbah (di sini dulu ya mbah), mangke nek mpun asat, saget wangsul (nanti kalau sudah kering banjirnya, boleh pulang)," katanya.

Pada kesempatan itu, salah satu pengungsi yang duduk berhadapan dengan Ganjar saat makan siang bersama, Kumilatun (50), tak menyangka bisa makan bersama orang nomor satu di Jawa Tengah itu. Apalagi, mereka makan lesehan dan dengan menu seadanya.

"Seneng sekali, baru kali ini bisa makan bareng Pak Gubernur. Menunya sama lagi, pakai tempe, mie, dan kikil. Seneng bisa makan bareng, tadi juga guyon (bercanda) sama pak Gubernur. Pak Gubernur orangnya lucu," katanya.

Kumilatun mengatakan, Ganjar sangat menghormati dan menghargai warganya. Meski mereka hanya orang kecil, dia menilai Ganjar tidak pernah membeda-bedakan.

"Walaupun saya orang kecil, tapi dianggap sederajat. Senang sekali rasanya, ternyata benar Pak Gubernur itu benar-benar merakyat, tidak pernah membeda-bedakan," ucapnya.

Baca juga: Ganjar Sebut Vaksinasi Tahap Kedua di Jateng Tertinggi Se-Indonesia

Kumilatun juga senang karena Ganjar sangat lahap memakan nasi rames yang ada di hadapannya. Meskipun menunya sangat sederhana, bahkan mungkin tidak layak bagi seorang Gubernur.

"Makannya tadi lahap, habis kok tadi nasinya. Saya sebagai rakyat kecil melihatnya senang sekali," tukasnya.

Terkini Lainnya
Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon 2025 Diikuti 11.500 Peserta, Perputaran Ekonomi Diprediksi Meningkat

Borobudur Marathon 2025 Diikuti 11.500 Peserta, Perputaran Ekonomi Diprediksi Meningkat

Jateng Gayeng
Intervensi Spesifik Stunting Terbaik, Pemprov Jateng Terima Penghargaan dari Kemenkes

Intervensi Spesifik Stunting Terbaik, Pemprov Jateng Terima Penghargaan dari Kemenkes

Jateng Gayeng
Wamenkes Puji Program Speling Pemprov Jateng, Usulkan ke Presiden Jadi Program Nasional

Wamenkes Puji Program Speling Pemprov Jateng, Usulkan ke Presiden Jadi Program Nasional

Jateng Gayeng
Sebanyak 34 Investor Siap Investasi Rp 5 Triliun di Jateng, Gubernur Luthfi: Beberapa Sudah MoU

Sebanyak 34 Investor Siap Investasi Rp 5 Triliun di Jateng, Gubernur Luthfi: Beberapa Sudah MoU

Jateng Gayeng
Banjir Semarang Mulai Mengering, BNPB dan Pemprov Jateng Pastikan Upaya Penanganan Terus Berlanjut Hingga Tuntas

Banjir Semarang Mulai Mengering, BNPB dan Pemprov Jateng Pastikan Upaya Penanganan Terus Berlanjut Hingga Tuntas

Jateng Gayeng
Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat

Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat

Jateng Gayeng
Resmikan Pabrik PT Formosa di Jepara, Gubernur Jateng Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Resmikan Pabrik PT Formosa di Jepara, Gubernur Jateng Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Jateng Gayeng
Hujan Deras Akibatkan Banjir, BPBD Jateng Optimalkan Pompa hingga Salurkan Bantuan di Sejumlah Daerah

Hujan Deras Akibatkan Banjir, BPBD Jateng Optimalkan Pompa hingga Salurkan Bantuan di Sejumlah Daerah

Jateng Gayeng
Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi Gulirkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren 2026

Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi Gulirkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren 2026

Jateng Gayeng
Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Pemimpin Percepatan Ekonomi Daerah 2025 di Radar Kudus Award

Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Pemimpin Percepatan Ekonomi Daerah 2025 di Radar Kudus Award

Jateng Gayeng
1,9 Juta Mangrove “Pagari” Laut Jateng, Resmi Catatkan Rekor Muri 

1,9 Juta Mangrove “Pagari” Laut Jateng, Resmi Catatkan Rekor Muri 

Jateng Gayeng
Entaskan Kemiskinan, Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 1.000 Sambungan Listrik Gratis pada 2025

Entaskan Kemiskinan, Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 1.000 Sambungan Listrik Gratis pada 2025

Jateng Gayeng
Pastikan MBG Aman, Pemprov Jateng Akselerasi Penerbitan SLHS

Pastikan MBG Aman, Pemprov Jateng Akselerasi Penerbitan SLHS

Jateng Gayeng
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com