KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dianggap berhasil membangun sistem mitigasi sehingga membuat masyarakat aware terhadap bahaya bencana di lingkungannya.
Salah satu warisan Ganjar dalam mitigasi bencana adalah Ilmu Titen. Ilmu Titen berasal dari kearifan lokal yang tumbuh turun-temurun di masyarakat.
“Nenek moyang kita mengajarkan ciri-ciri alam yang unik menjelang terjadinya bencana. Jadi alam ini punya early warning system sendiri,” kata Ganjar, seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/2/2020).
Untuk menyebarluaskan Ilmu Titen tersebut, Ganjar menyusun hasil penelusuran terhadap kearifan lokal di Jawa Tengah, dalam buku setebal 120 halaman yang diberi judul Disaster Management And Ilmu Titen.
Baca juga: Antisipasi Bencana, Ganjar Minta Warga Gunakan Ilmu Titen
“Misalnya di Pemalang, kalau ada retakan dikasih alu di tiap sudut retakan supaya tidak roboh. Ada juga kentongan yang multifungsi,” kata Ganjar.
Contoh lain, di daerah Gunung Merapi, hewan akan turun sebelum gunung meletus. Kemudian jika terdapat retakan yang mengeluarkan air keruh, berarti akan terjadi gempa.
“Kalau di pagi hari tiba-tiba kita tidak bisa membuka pintu, itu tanda ada lindu (gempa). Ini masyarakat tahu dan paham,” kata Ganjar.
Ganjar sempat mempresentasikan buku tersebut, saat menjadi pembicara dalam Konferensi Adaptasi Perubahan Iklim atau Adaptation Future Converence, di Rotterdam Belanda, pada 2016.
Baca juga: Antisipasi Bencana, Ganjar Siapkan Buku Titen
Meski begitu Ganjar menegaskan, Ilmu Titen tradisional harus diimbangi dengan Ilmu Titen modern.
“Ilmu Titen tradisional diberikan, Ilmu Titen modern juga iya. Seperti alat yang dipasang, penggunaannya, dan bagaimana cara menyelamatkan,” kata Ganjar.
Berkat kinerjanya dalam menangani bencana, Ganjar menjadi satu-satunya gubernur yang mengisi acara Seminar Nasional Ketangguhan Bencana, yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Bogor, Senin (3/2/2020).
Ganjar mengatakan, kesiapsiagaan bencana perlu disosialisasikan untuk kalangan disabilitas dan anak-anak.
Baca juga: Ke Belanda, Ganjar Akan Sampaikan soal Ilmu Titen dari Tanah Jawa
“Ini langkah yang bagus, ada keluarga tangguh bencana (BNPB). Ini akan kita sosialisasikan,” kata Ganjar.
Ganjar juga mengatakan, kesadaran gotong royong penting dalam menanggulangi bencana.
“Masyarakat punya kekuatan gotong royong. Ada rembukan antardesa. Kalau desa satu terjadi bencana, desa lain bisa siaga dan memberi bantuan,” kata Ganjar.