KOMPAS.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah ( Jateng) per September 2019 sebanyak 3,68 juta jiwa.
Jika dibandingkan Maret 2019 yang mencapai 3,74 juta jiwa, angka penduduk miskin Jateng per September pun turun 63.830 jiwa.
Secara persentase, jumlah penduduk miskin Jateng per September 2019 turun 0,22 persen menjadi 10,58 persen.
Persentase tersebut berada di bawah Papua yang penurunan jumlah penduduk miskinnya mencapai 0,98 persen, meskipun secara jumlah Jateng lebih unggul.
Baca juga: Turun Tipis, Jumlah Orang Miskin di Indonesia Capai 24,79 Juta
Angka tersebut membawa Jateng menjadi provinsi dengan penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi se-Indonesia.
Prestasi Jateng melampaui DKI Jakarta dan Jawa Barat yang masing-masing hanya mampu menurunkan 3.250 dan 950 penduduk miskin.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyambut baik pencapaian tersebut. Ia mengapresiasi Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen.
“Gus Yasin sangat rajin ngurusi kemiskinan. Kami sering komunikasi dengan Kemensos dan wapres terkait data. Kami ingin data pasti sambil mendorong yang sudah mampu mau mengundurkan diri,” kata Ganjar, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Jadi Sorotan, Stiker Keluarga Miskin yang Dipasang di Rumah 2 Lantai Akhirnya Dilepas
Namun, Ganjar mengaku belum puas dan meminta jajarannya lebih getol lagi memberantas kemiskinan.
“Rasanya targetnya harus tetap dipacu. Dinaikkan lagi dengan jumlah penurunan angka kemiskinan yang lebih besar,” kata Ganjar.
Hal tersebut dikatakan Ganjar saat menghadiri rapat Perkumpulan Aparatur Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Papdesi), di Kabupaten Semarang, Rabu (15/1/2020).
Ganjar pun telah menyiapkan sejumlah strategi menurunkan angka kemiskinan, seperti politik anggaran, dan pembuatan kebijakan yang mengarah pada program prioritas pengentasan kemiskinan.
Baca juga: Benarkah Anak Miskin Cenderung Tetap Miskin Ketika Dewasa?
Selain itu, ke depannya Ganjar akan mengubah skema musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) menjadi lebih menonjolkan tema, serta kreasi dan inovasi pemberantasan kemiskinan.
“Kalau usulnya infrastruktur, silakan dikirim lewat elektronik saja. Saat Musrenbang saya minta sesuai tema serta kreasi dan inovasi yang dimiliki, sehingga menyelesaikan kemiskinan,” kata Ganjar.
Ganjar juga akan mengoptimalkan potensi lain untuk menanggulangi kemiskinan. Misalnya bekerja sama dengan Baznas, program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, filantropi, dan Satu OPD Satu Desa Miskin.
“Nanti akan kami kembangkan, mengajak perguruan tinggi, perusahaan, TNI/Polri, masing-masing membina minimal satu desa,” kata Ganjar.
Baca juga: Bapak Jokowi, Saya Orang Miskin, Mengapa Tidak Dapat Bantuan?
Setelah Jateng, peringkat penurunan jumlah penduduk miskin ditempati Jawa Timur (56.250 jiwa), disusul Nusa Tenggara Barat (30.280 jiwa).