KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) RI menobatkan program Kartu Tani Jawa Tengah menjadi yang terbaik se-nasional. Penobatkan itu dilakukan dalam pertemuan perencanaan kebutuhan pupuk berbasis e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) di Banjarmasin, Senin (16/9/2019),
"“Penghargaan ini akan menjadi penyemangat kami untuk menyukseskan program Kartu Tani,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah ( Jateng), Suryo Banendro, di Semarang, Jawa Tengah.
Lebih lanjut Suryo mengatakan program Kartu Tani Jateng dinilai paling baik dibanding daerah lain karena sejumlah faktor. Diantaranya implementasi penyaluran, tingkat implementasi penggunaan, hingga upload e-RDKK sebagai database Kartu Tani.
“Seluruh program Kartu Tani nasional dievaluasi, dan Jateng yang terbaik dari segi implementasi, transaksi, hingga penyusunan e-RDKK sebagai basis data program Kartu Tani itu,” kata Suryo, seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/9/2019).
Baca juga: Kartu Tani Tekan Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi
Di tingkat implementasi penyaluran Kartu Tani, lanjut Suryo, Jateng menjadi satu-satunya provinsi yang menyalurkan Kartu Tani ke seluruh petani di kabupaten atau kota.
Total ada 35 kabupaten dan kota se-Jateng menjadi sasaran dari program Kartu Tani itu.
“Hingga saat ini, sudah ada 2,5 juta dari 2,8 juta petani Jateng yang telah mendapatkan Kartu Tani. Artinya, jumlah petani yang belum mendapatkan Kartu Tani hanya tinggal 300.000-an saja," ujar Suryo.
Bandingkan dengan provinsi lain, seperti Jawa Timur dan Jawa Barat yang program Kartu Taninya belum diterapkan di seluruh wilayah.
Selain itu, tingkat transaksi penggunaan Kartu Tani untuk penebusan pupuk bersubsidi di Jawa Tengah juga besar dan mengalahkan daerah lain.
Total pada periode Januari-Agustus 2019, sudah ada 119.329 transaksi dari para penerima Kartu Tani.
Baca juga: Kementan Terus Menggencarkan Sosialisasi Kartu Tani
Lebih lanjut Suryo mengatakan, program Kartu Tani yang digagas Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo tujuannya adalah untuk memudahkan para petani.
Program tersebut pun sebenarnya adalah pendataan untuk mengetahui siapa, tanam apa, di mana dan berapa luasannya, untuk kemudian diambil kebijakan yang sesuai bagi mereka.
Dalam beberapa kesempatan lain, Gubernur Ganjar, menegaskan program Kartu Tani bukan hanya berbicara soal pupuk bersubsidi, namun lebih pada pendataan petani di lapangan.
Menurutnya, data pertanian itu penting untuk menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan.
“Saat ini, hanya Jawa Tengah yang memiliki data pertanian terlengkap yang tidak dimiliki daerah lain. Mulai data siapa petaninya, di mana lokasinya, dia tanam apa, berapa luasannya dan lain sebagainya," kata Ganjar.
Data-data tersebut, tambah Ganjar, sangatlah penting untuk dasar pengambilan kebijakan soal pertanian Jateng dan Indonesia di masa yang akan datang.