KOMPAS.com – Resah melihat persoalan sampah plastik yang semakin pelik, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengajak masyarakat untuk berhenti konsumsi air minum kemasan plastik sekali pakai.
Bukan tanpa alasan Ganjar mengajak seluruh lapisan masyarakat di Jawa Tengah untuk hemat penggunaan kemasan plastik. Banjir akibat banyaknya saluran drainase tersumbat sampah plastik hingga rusaknya ekosistem di laut menjadi penyebabnya.
"Banjir terjadi akibat banyaknya sampah. Sampah plastik sampai ke laut, paus mati setelah dibuka perutnya ternyata ditemukan plastik di dalamnya. Ikan Cucut, Cucutnya terlilit plastik sampai mati. Penyu terjepit plastik sampai melembung dan mati. Ini yang terjadi, ekosistem sudah rusak," ujar Ganjar dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (21/1/2019).
Maka dari itu, Ganjar mengajak masyarakat untuk mulai membawa kemasan minuman sendiri saat beraktivitas, demi mengurangi jumlah volume sampah plastik di Jawa Tengah.
"Kalau minum besok bawa gembes (tempat minum) sendiri. Gelas mulai dipakai lagi, mulai masak air lagi, itu baik. Kita kurangi karena plastiknya luar biasa," ujarnya.
Demi memotivasi masyarakat untuk menggunakan kemasan minum sendiri, beragam tindakan sudah dilakukan Ganjar, seperti tidak menyediakan air minum kemasan di ruang kerja dan memamerkan gembes miliknya lewat video blog (Vlog) di channel YouTube Ganjar Pranowo.
Baca juga: Saat Vlog Ganjar Pranowo Bikin Kuliner Lokal Ketiban Untung
Lebih dari itu, Ganjar turut pula mendorong seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Jateng untuk membawa gembes sendiri.
"Kalau hari ini orang geger sampah plastik dan menggunakan minuman kemasan. Sekarang di Pemprov Jateng kita dorong bawa gembes," bebernya.
Sejumlah karyawan di lingkungan Pemprov Jateng pun sudah terlihat setiap hari membawa gembes yang diselipkan di tas punggungnya, maupun ditenteng ketika makan siang di warung makan maupun kantin.
"Kalau membawa gembes, sudah lama. Saya selalu membawa gembes dua. Satu berisi air putih, yang satu berisi kopi. Saya suka ngopi," ujar Andy, salah satu ASN di lingkungan Pemprov Jateng.