SEMARANG, KOMPAS.com - Aktifnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di media sosial Twitter membuat banyak orang mendapat berkah. Banyaknya follower orang nomor satu di Jateng ini membuat media sosial Ganjar menjadi tempat yang menjanjikan untuk promosi khususnya produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Apalagi, Ganjar sering menjadi sales atas produk-produk unggulan Jateng itu. Tak jarang, produk yang dipasarkan Ganjar menjadi hits dan pemiliknya kebanjiran order.
Contohnya saat Ganjar membeli batik di Blora. Batik itu kemudian ia posting di Twitternya. Akhirnya, sang pemilik batik mendapat banyak pesanan dan batik produksinya diberi nama Batik Ganjar.
Banyak sekali pengusaha yang mendapat berkah karena dipromosikan oleh Ganjar. Terbaru adalah pengusaha tempe kaleng asal UMKM Kabupaten Magelang, Kusuma Winata Jati. Gara-gara ia mem-posting produk olahannya itu dan di-retweet oleh Ganjar, ia mendapat durian runtuh.
"Saya mendapat pesanan dari Republik Ceko sebanyak 100.000 kaleng. Ini hal yang sangat membanggakan dan mengejutkan," kata Kusuma saat dihubungi di Semarang, Rabu (6/12/2017).
Kusuma menambahkan, sudah sekitar enam bulan ini sering diajak pameran oleh Dinas Koperasi dan UMKM Jateng baik tingkat nasional maupun internasional. Ia pun mengaku senang produknya bisa ikut dipromosikan oleh Gubernur Ganjar.
"Saya senang produknya bisa di twit-kan dan dipromosikan Pak Ganjar, ini bentuk kepedulian pejabat daerah. Jadi kami sebagai warga Jateng merasa tidak sendiri karena ternyata ada yang peduli jadi merasa diayomi," imbuhnya.
Kusuma menceritakan, tempe kaleng ini sudah diproduksi sekitar tiga tahun lalu. Namun untuk memproduksinya membutuhkan riset yang cukup lama. Riset dilakukan sejak 2007 dan sempat vakum beberapa saat sebelum akhirnya diproduksi dan dipasarkan.
Saat ini, tempe kaleng itu memiliki empat varian yakni tempe bacem, tempe gurih, tempe kari dan produk baru berupa tempe terik.
"Olahan tempe ini bisa langsung dimakan dan tahan hingga 15 bulan, jadi bisa dibawa ke mana-mana," pungkas Kusuma.
Jadi sales
Produsen makanan ataupun kerajinan lokal di Jateng sebenarnya sudah sejak lama berkesempatan mempromosikan produknya di akun media sosial milik Ganjar. Gubernur berambut putih ini menyediakan akunnya untuk di-endorse perajin lokal.
Ganjar sejauh ini memiliki akun di twitter @ganjarpranowo dengan follower di atas 1 juta, Instagram @ganjar_pranowo follower 380 ribu dan Facebook di fanpage Ganjar Pranowo dengan 235 ribu follower. Ketiganya boleh dimanfaatkan untuk promosi produk-produk andalan pelaku UMKM.
Caranya, pengguna twitter dan Instagram harus posting dengan tagar #JatengGayeng dan mention atau tag akun gubernur.
Sedangkan Facebook bisa langsung memasukkan foto produk di kolom komentar postingan gubernur. “Nanti yang mention di twitter sepertinya bisa semuanya langsung saya retweet atau tambahi komentar. Kalau Instagram ya harus dipilih dulu mana yang saya suka itu yang direpost,” kata Ganjar.
Ia mengatakan, follower-nya tidak hanya dari Jateng tapi juga seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Dengan promosi di akunnya, akan membantu persebaran informasi produk kerajinan Jateng lebih luas.
Asyiknya, Ganjar tidak memungut biaya alias gratis. “Ya gratis lah, mosok mbayar,” ujarnya sambil tertawa.
Selama ini lanjut Ganjar, dirinya sudah berperan sebagai sales produk lokal Jateng. Jika ada produk yang ditawarkan kepadanya lewat twitter ia akan me-retweet atau bahkan memesan jika suka.
“Sebagian baju batik saya itu belinya dari pengrajin yang mention saya di twitter. Bahkan ada satu batik dari Blora yang sekarang dikenal dengan Batik Ganjar hanya gara-gara saya beli dan ikut promosi,” katanya.
Ketika senggang, Ganjar acapkali jalan-jalan dengan sepeda mencari warung kecil yang menyajikan makanan enak di Semarang. Misalnya mampir di warung mie ayam, bakso, gudeg, dan soto pinggir jalan.
“Sengaja pas makan saya foto lalu posting. Besoknya dapat laporan kalau warungnya jadi laris, ya Alhamdulillah berarti berkah,” tambahnya.
Selain itu, Ganjar juga menyulap ruang kerjanya di Gubernuran dan ruang tamu di rumah dinas Puri Gedeh sebagai etalase produk kuliner Jateng. Pada lemari-lemari kaca di dua tempat itu diletakkan bermacam makanan kemasan dari berbagai daerah di Jateng.
“Sengaja saya pajang agar bisa pamer pada tamu dari luar provinsi atau luar negeri. Kalau mereka mau tak suruh mengincipi, nantinya kalau suka kan terus beli sendiri,” pungkasnya. (KONTRIBUTOR JAWA TENGAH/ANDI KAPRBOWO).