JAKARTA, KOMPAS.com – Jakarta jadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial bagi jutaan warga, termasuk mereka yang datang dari daerah penyangga, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Diperkiraan terdapat 3,5 juta hingga 4 juta orang per hari yang hilir mudik ke Jakarta untuk kerja, sekolah, dan kegiatan lainnya.
Besarnya angka tersebut menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat menuju Jakarta. Tak heran jika kebutuhan moda transportasi yang memadai dan mencakup daerah sekitaran amat diperlukan.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta telah menyediakan sejumlah rute baru angkutan umum. Rute-rute ini melayani perjalanan dari dan ke Bodetabek. Bekerjasama dengan PT Transjakarta dan pemerintah daerah (pemda) terkait, Jakarta terus mendorong perluasan layanan transportasi melalui peluncuran Transjabodetabek.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, pada Kamis (24/4), mengatakan, pihaknya telah meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta dan PT Transjakarta untuk terus mengembangkan Transjabodetabek. Tujuannya menghubungkan daerah-daerah yang belum terjangkau moda transportasi terintegrasi.
“Langkah ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memperluas layanan transportasi publik yang terintegrasi dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum yang lebih mudah, berkualitas, dan terjangkau,” kata Pramono, seperti dikutip dari Jakarta.go.id.
Baca juga: Dishub DKI Bakal Perpendek Waktu Tunggu TransJabodetabek Saat HUT RI ke-80
Ia menambahkan, peluncuran sejumlah rute baru Transjabodetabek merupakan langkah penting dalam integrasi transportasi publik di kawasan sekitar Jakarta. Menurutnya, Transjabodetabek tak hanya menghubungkan dua wilayah, tapi juga harapan bagi warga untuk bermobilisasi lebih cepat, nyaman, dan terjangkau.
“Kami bersyukur mendapatkan sambutan yang luar biasa dari daerah penyangga dan masyarakatnya. Prinsipnya adalah kerja bersama-sama untuk mengatasi persoalan macet Jakarta. Oleh karena itu, kolaborasi yang solid sangatlah penting,” ujar Pramono.
Untuk diketahui, sejak April hingga Juli 2025, setidaknya ada enam trayek Transjabodetabek yang sudah diresmikan oleh Pemprov DKI Jakarta. Trayek itu adalah S61 untuk rute Alam Sutera-Blok M, B41 rute Cawang-Vida Bekasi, T31 rute Blok M-Pantai Indah Kapuk, D41 rute Lebak Bulus-Sawangan via Tol Desari, P11 rute Blok M-Kota Bogor, dan B25 rute Bekasi-Dukuh Atas.
Salah satu warga yang telah memanfaatkan Transjabodetabek adalah Edy. Pria usia 63 tahun yang tinggal di daerah Condet ini mengaku sangat mengandalkan kendaraan umum. Ia lebih memilih Transjabodetabek ketimbang ojek atau taksi online.
“Ke mana-mana jadi lebih mudah. Apalagi sekarang rute yang disediakan semakin banyak. Saya sudah coba rute Alam Sutera-Blok M dan Blok M-Pantai Indah Kapuk,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
Baca juga: Daftar Halte Terbaru Rute Transjakarta 7Q Blok M–PGC Mulai 12 Agustus 2025
Edy membagikan pengalaman saat naik Transjabodetabek menuju Alam Sutera. Ia bersama istri memulai perjalanan menggunakan Jaklingko dari rumahnya untuk naik Transjakarta PGC menuju Blok M. Dari situ, ia naik Transjabodetabek menuju Alam Sutera.
“Waktu tunggu bus tidak lama. Busnya juga nyaman sekali. Tujuannya memang jauh, tapi tidak terasa. Petugas juga dengan sigap membantu kalau ada penumpang yang bertanya,” ucapnya.
Menurut Edy, langkah yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam mengembangkan Transjabodetabek adalah keputusan tepat. Ia berharap, Transjabodetabek memiliki jalur sendiri agar tak kena macet.
“Layanan Transjabodetabek sudah baik dan dari segi harga juga murah. Pastinya sangat membantu masyarakat. Harapannya, semoga Transjakarta bisa punya jalurnya sendiri agar tidak ikut kena macet dan armadanya semakin banyak,” jelas Edy.
Transjabodetabek juga mendapat sorotan dari pengamat transportasi, Sony Sulaksono. Menurutnya, dalam pengembangan Transjabodetabek, daerah penyangga harus dilibatkan agar menghadirkan sistem transportasi yang sesuai kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Link dan Cara Daftar Petugas Damkar Pemprov DKI Jakarta 2025
“Kebutuhan transportasi dari daerah penyangga memang besar. Apa yang diupayakan Pemprov DKI Jakarta adalah untuk memenuhi hal ini karena masih ada titik yang tidak tersentuh akses transportasi,” kata Sony kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
Lebih lanjut, Sony mengatakan, kehadiran Transjabodetabek sangat membantu masyarakat dari daerah penyangga. Apalagi, selama ini biaya transportasi yang dibutuhkan sangat besar sehingga memberatkan masyarakat.
“Memang butuh ongkos yang besar menuju shuttle, stasiun, atau halte terdekat yang hanya bisa dicapai dengan ojek online. Dengan adanya Transjabodetabek, tentunya dapat membantu mengurangi biaya transportasi mereka,” jelas Sony.
Sony juga menilai perlu adanya dukungan dari daerah penyangga untuk membangun jaringan transportasi yang saling terkoneksi.
“Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sudah punya roadmap-nya. Jadi, kalau pemda terkait ingin merancang rute, bisa dikoordinasikan agar bisa langsung terhubung dengan jaringan transportasi yang sudah ada di Jakarta,” paparnya.
Baca juga: Tarif Rp 80 Transportasi Umum Jakarta Diperpanjang Jadi 2 Hari, Cek Ketentuannya
Selain itu, Sony menyarankan agar pengembangan rute Transjabodetabek terus diperluas. Di sisi lain, daerah penyangga harus menyediakan angkutan menuju halte Transjabodetabek dan stasiun yang sudah ada.
“Apa yang sudah direncanakan Pemprov DKI Jakarta harus bisa disambut oleh bupati atau walikota daerah penyangga. Harus punya visi yang sama. Jika bisa mewujudkan transportasi yang terintegrasi, murah, dan accessible, tentunya masyarakat akan sangat terbantu,” pungkas Sony. (Rindu Pradipta Hestya)