Taman Bendera Pusaka Siap Hijaukan Jaksel, Jadi Oase di Tengah Zona Bisnis

Kompas.com - 07/08/2025, 16:39 WIB
Dwinh

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Tiga taman ikonik di Jakarta Selatan yang sudah dibuka 24 jam akan digabung menjadi satu kawasan bernama Taman Bendera Pusaka. Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser segera ditata dan dikembangkan menjadi ruang terbuka hijau (RTH) yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan bertaraf internasional.

Nantinya, Taman Bendera Pusaka akan menjadi area terbuka hijau seluas hampir enam hektar. Tiga taman ini akan disatukan dengan jembatan penghubung demi meningkatkan fungsi taman secara utuh sekaligus menaungi segala macam aktifitas di dalamnya. 

Ada banyak fasilitas umum yang akan dibangun di Taman Bendera Pusaka, seperti jogging track, taman bermain anak, lapangan padel, hingga amphitheater. Kawasan hijau ini akan menjadi ruang publik yang lebih nyaman dan asri. Penataan ini ditargetkan rampung pada Desember 2025 sebagai kado menyambut tahun baru 2026 bagi warga Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan pembangunan Taman Bendera Pusaka dilakukan semata untuk kepentingan publik. Pramono sendiri telah melakukan peninjauan langsung Taman Langsat di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/8) pagi.

"Karena ini bukan untuk kepentingan pribadi dan kepentingan Balai Kota, ini untuk kepentingan publik," tegas Pramono di gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, usai meninjau Taman Langsat.

Baca juga: Usut Kebocoran PAD, Kejati Bengkulu Sita Aset Tersangka TPPU Mega Mall di Jakarta Selatan

Pramono menambahkan, integrasi tiga taman besar di Jakarta Selatan ini sekaligus untuk menyelesaikan masalah banjir dan kebersihan di wilayah tersebut. "Termasuk baru kali ini, taman yang kita bangun sekaligus menyelesaikan persoalan banjir dan juga bau yang ada di taman itu. Karena selama ini yang menjadi keluhan adalah banjir dan bau," jelasnya.

Proses penataan area dimulai dengan relokasi kios pedagang yang berada di Pasar Barito. Para pedagang akan dipindahkan sementara waktu ke 10 pasar yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya. 

Terkait relokasi para pedagang, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Elisabeth Ratu Rante Allo, menandaskan, prosesnya mengedepankan pendekatan humanis dan non-represif. Pedagang bebas memilih lokasi relokasi sesuai preferensi masing-masing dan dibebaskan sewa kios selama tiga bulan. 

“Langkah-langkah ini diambil agar proses penataan tidak hanya berpihak pada kepentingan tata ruang kota, tetap juga menjamin keberlangsungan usaha para pedagang,” kata Ratu, seperti dikutip dari Jakarta.go.id, Rabu (6/8/2025).

Selanjutnya, pedagang akan difasilitasi membuka usahanya di Sentra Fauna Jakarta yang berlokasi di Lenteng Agung. Lahan seluas 7.000 meter persegi ini akan menjadi pasar hewan modern yang higienis dan ramah lingkungan serta dilengkapi dengan wahana edukasi satwa serta konservasi.

Baca juga: Menhut: Saya Akan Pastikan Pembangunan Pulau Padar Bagian dari Konservasi

“Sentra Fauna diharapkan dapat menjadi destinasi wisata edukatif yang menggabungkan hiburan dan literasi lingkungan, tidak hanya tempa transaksi. Area ini juga sebagai zona UMKM hewan peliharaan yang tertata dan mendukung kesejahteraan pedagang,” ujar Ratu.

Kepada Kompas.id, Ketua Pedagang di Pasar Barito, Lardi, mengatakan, sejumlah pedagang sepakat untuk pindah ke Lenteng Agung. Beberapa juga ada yang bersedia untuk pindah ke pasar yang dikelola Pasar Jaya. 

“Beberapa pedagang memilih untuk pindah ke Pasar Mampang, Pondok Indah, Pondok Labu, Tebet Barat, Tebet Timur, dan Pasar Bata Putih di Kebayoran Lama. Harapannya, para pedagang akan mendapatkan tempat yang layak agar roda perekonomian mereka tetap berputar,” ujar Lardi.

Penataan kawasan Barito mendapat respons positif dari warga Jakarta, salah satunya Angga. Karyawan swasta yang kerap lewat kawasan Barito ini menilai bahwa penataan di lokasi ini memang perlu dilakukan. Apalagi, daerah ini kerap macet karena banyak kendaraan yang parkir di pinggir jalan.

“Kalau ditata ulang, saya setuju saja. Karena kalau malam banyak yang nongkrong, parkir di pinggir jalan, dan bikin macet. Jadi tidak nyaman,” kata Angga kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: Ini Deretan Fasilitas Taman yang Akan Dibangun di Eks Pasar Barito

Di sisi lain, pengamat tata kota, Yayat Supriatna menilai penataan kawasan Barito perlu dilakukan. Hal ini merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan milik Pemprov DKI Jakarta.

“Penataan bukanlah penggusuran. Pemerintah tidak pernah menelantarkan, justru memberi ruang dan opsi terbaik untuk masa depan yang lebih baik sambil tetap memperhatikan hak-hak sosial dan ekonomi warga, khususnya para pedagang,” kata Yayat.

Yayat menilai Taman Bendera Pusaka dapat menjadi magnet baru yang memiliki unsur rekreatif, berdagang, dan beraktivitas. Ia pun menilai, pendekatan 3D: Density, Diversity, dan Design pada penataan kawasan Barito sangat ideal.

Pertama, Density yang melihat aspek kepadatan penduduk di kawasan Barito cukup tinggi sehingga dibutuhkan ruang terbuka hijau di tengah masyarakat. 

Kedua, Diversity, menggambarkan satu wilayah yang memiliki pusat perekonomian, pemerintahan, dan layanan lainnya.

Baca juga: BPS: Pulau Jawa Masih Mendominasi Perekonomian Indonesia

Ketiga, Design, taman yang bisa diakses dari berbagai tempat, dilengkapi dengan trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki dan akses transportasi yang terintegrasi.

“Apalagi letaknya yang strategis di kawasan premier dan pusat ekonomi kota. Tentu, dalam penataannya juga perlu disiapkan untuk UMKM, karena hal itu juga yang dapat menghidupkan taman. Sehingga, dalam satu taman, bisa mencakup banyak hal. Taman Bendera Pusaka akan menjadi oase di tengah zona bisnis,” jelas Yayat. (Rindu Pradipta Hestya)

Terkini Lainnya
Gubernur Pramono Soroti Peran Strategis Waduk Pluit Kendalikan Banjir Jakarta

Gubernur Pramono Soroti Peran Strategis Waduk Pluit Kendalikan Banjir Jakarta

Jakarta Maju Bersama
Pemprov DKI Perkuat Kampung Siaga TBC, Pengamat: Ini Langkah Tepat

Pemprov DKI Perkuat Kampung Siaga TBC, Pengamat: Ini Langkah Tepat

Jakarta Maju Bersama
Pemprov DKI Jakarta Perkuat Pemantauan Kualitas Udara lewat 111 SPKU Terintegrasi

Pemprov DKI Jakarta Perkuat Pemantauan Kualitas Udara lewat 111 SPKU Terintegrasi

Jakarta Maju Bersama
Segera Dibuka, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung Siap Jadi Magnet Wisata Baru

Segera Dibuka, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung Siap Jadi Magnet Wisata Baru

Jakarta Maju Bersama
Pemprov DKI Genjot Pembangunan Rusunawa, Pengamat: Langkah Strategis yang Realistis

Pemprov DKI Genjot Pembangunan Rusunawa, Pengamat: Langkah Strategis yang Realistis

Jakarta Maju Bersama
Dipadati Pengunjung, Kebun Binatang Ragunan Jadi Magnet Baru Wisata Malam Jakarta

Dipadati Pengunjung, Kebun Binatang Ragunan Jadi Magnet Baru Wisata Malam Jakarta

Jakarta Maju Bersama
Jakarta Berjuang Masuk Top 50 Kota Global lewat Pintu Budaya

Jakarta Berjuang Masuk Top 50 Kota Global lewat Pintu Budaya

Jakarta Maju Bersama
Pemprov DKI Jakarta Hadirkan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Ruang Publik Baru Ikon Jaksel

Pemprov DKI Jakarta Hadirkan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Ruang Publik Baru Ikon Jaksel

Jakarta Maju Bersama
Warga Sambut Baik Pemekaran Kapuk, Harap Pelayanan Publik Lebih Cepat dan Mudah

Warga Sambut Baik Pemekaran Kapuk, Harap Pelayanan Publik Lebih Cepat dan Mudah

Jakarta Maju Bersama
Taman Bugar Diresmikan, Jakarta Perkuat Paru-Paru Kota 

Taman Bugar Diresmikan, Jakarta Perkuat Paru-Paru Kota 

Jakarta Maju Bersama
Relaksasi Pajak DKI Dongkrak Perekonomian Masyarakat 

Relaksasi Pajak DKI Dongkrak Perekonomian Masyarakat 

Jakarta Maju Bersama
Sekolah Lansia di Jakarta Dukung Kehidupan Lebih Bermakna di Usia Senja

Sekolah Lansia di Jakarta Dukung Kehidupan Lebih Bermakna di Usia Senja

Jakarta Maju Bersama
Buka 31 Proyek Potensial, JIF 2025 Targetkan Investasi Rp 430,9 Triliun

Buka 31 Proyek Potensial, JIF 2025 Targetkan Investasi Rp 430,9 Triliun

Jakarta Maju Bersama
Pembukaan Tol Fatmawati 2 Kurangi Macet TB Simatupang, Gratis Hingga Oktober 2025

Pembukaan Tol Fatmawati 2 Kurangi Macet TB Simatupang, Gratis Hingga Oktober 2025

Jakarta Maju Bersama
Atasi Persoalan Sampah, Pemprov DKI Perbanyak TPS 3R

Atasi Persoalan Sampah, Pemprov DKI Perbanyak TPS 3R

Jakarta Maju Bersama
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com