JAKARTA, KOMPAS.COM – Penjabat (Pj.) Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Heru Budi Hartono mendukung pemenuhan kebutuhan yang aman dan nyaman bagi penyandang disabilitas. Sejumlah program dan layanan pun dipersiapkan untuk mendapatkan layanan yang setara dan inklusif, seperti layanan transportasi, rumah sakit, dan keadministrasian.
Salah satu yang tengah digencarkan oleh Heru adalah layanan jemput bola Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Provinsi DKI Jakarta kepada penyandang disabilitas. Menurut Heru, layanan ini dapat memudahkan mereka dalam mengurus administrasi kependudukan (adminduk).
Terkait hal ini, Kepala Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin menyatakan, layanan jemput bola merupakan upaya pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan publik. Metode jemput bola dilakukan dengan mengirimkan langsung petugas ke lokasi atas permintaan yang bersangkutan atau laporan dari warga.
“Layanan jemput bola ini hanya dikhususkan kepada penyandang disabilitas untuk memudahkan pelayanan adminduk. Disdukcapil Jakarta mendelegasikan tugas dan kewenangan teknis permohonan di 267 kelurahan,” kata Budi dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (6/9/2024).
Baca juga: Heru Budi: Potensi Investasi di Jakarta Mencapai Rp 325 Triliun
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, layanan jemput bola merupakan program arahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam rangka mewujudkan kota yang ramah bagi penyandang disabilitas. Tidak hanya jemput bola, tetapi fasilitas yang disediakan Disdukcapil Jakarta juga dirancang untuk memudahkan akses dan layanan.
“Seluruh layanan di Disdukcapil Jakarta merupakan kewajiban dasar yang harus dipenuhi petugasnya. Kami juga menyediakan loket khusus disabilitas serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyandang disabilitas, seperti toilet, tangga disabilitas, area parkir, dan tempat duduk khusus,” ujar Budi.
Ia menambahkan, Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta telah pula melakukan berbagai inovasi dalam meningkatkan layanan bagi disabilitas. Misalnya dengan menyediakan layanan administrasi secara online dan mengintegrasikan data terkait jenis disabilitas.
“Disdukcapil Jakarta juga melakukan sosialisasi layanan administrasi kependudukan melalui kanal media sosial, WhatsApp Group di tingkat rukun tetangga dan rukun warga (RT/RW),” tutur Budi.
Sementara itu, berdasarkan data Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta, Budi mengklaim, terdapat 73.707 disabilitas yang sudah terbantu dengan layanan jemput bola pada 2023. Pelayanannya cukup merata untuk berbagai kondisi disabilitas, mulai dari disabilitas fisik, disabilitas netra, disabilitas rungu atau wicara, serta disabilitas mental.
“Kendala dalam menjalankan layanan jemput bola ini adalah masih banyak masyarakat yang tidak terbuka terkait jenis disabilitas yang dialami,” urai Budi.
Adapun penyelenggaraan layanan bagi disabilitas berlangsung dalam kurun waktu singkat, sekitar 15 menit saja. Namun, data dan persyaratan yang diperlukan harus lengkap, untuk memudahkan proses pendataan oleh petugas. Cara ini dilakukan guna mempersingkat waktu layanan yang harus dilalui oleh penyandang disabilitas.
“Kami selalu memberikan layanan prima kepada seluruh masyarakat dalam melakukan permohonan adminduk tanpa diskriminasi. Bahkan, ada sarana dan prasarana khusus di kantor Dukcapil, hingga penyandang disabilitas mendapatkan akses yang mudah menuju loket layanan,” papar Budi.
Metode jemput bola yang dilakukan Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta untuk memudahkan proses adminduk dirasa akan sangat memudahkan penyandang disabilitas. Hal ini diungkapkan oleh Mursal, seorang guru disabilitas yang mengajar di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jakarta.
Menurut Mursal, layanan jemput bola seperti yang dilakukan Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta akan sangat membantu penyandang disabilitas yang kerap kesulitan untuk mengurus adminduk, seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), atau Akta Kelahiran. Bahkan, ia sangat mendukung layanan ini bisa dilaksanakan sesering mungkin, agar penyandang disabilitas tidak tertinggal saat ada pembaruan data.
“Layanan jemput bola akan sangat membantu penyandang disabilitas, khususnya disabilitas netra, mulai dari low vision hingga total, tunadaksa, tunagrahita, dan autis yang kesulitan jika harus keluar rumah dan mengikuti proses administrasi yang lama,” ungkap Mursal kepada Kompas.com, Jumat.
Baca juga: Heru Budi Bakal Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Kepulauan Seribu
Menurutnya, layanan jemput bola ini sebaiknya juga ditiru oleh daerah-daerah lain. Sebab, berdasarkan keluhan yang ia dengar, masih banyak penyandang disabilitas yang kesulitan dalam mengurus adminduk, karena tidak bisa datang langsung ke loket tempat pelayanan.
“Saya membayangkan jika layanan jemput bola juga bisa ditiru oleh Disdukcapil di daerah lainnya. Pasti akan lebih banyak orang seperti saya yang terbantu. Selain itu, memudahkan pemerintah juga kan, karena semua data warganya terkumpul tanpa ada yang tersisihkan,” jelas Mursal.
Dalam pelaksanaannya, ia pun menyarankan agar metode ini bisa memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas. Misalnya, dengan memudahkan layanan bagi tunarungu atau tuli melalui juru bahasa isyarat.
“Kalau dari cara membantu layanan, saya rasa Disdukcapil Jakarta perlu menghadirkan juru bahasa isyarat juga untuk memudahkan komunikasi. Supaya lebih mudah menjelaskannya kepada teman tuli,” imbuh Mursal.
Baca juga: Atasi Banjir, Heru Budi Tanam Pohon di Waduk Batu Bangkong Cipayung
Tidak hanya itu, Mursal pun mendorong agar layanan jemput bola lebih banyak diketahui oleh penyandang disabilitas. Selain menggunakan media sosial, ia menyarankan agar Disdukcapil Jakarta menggandeng organisasi atau komunitas disabilitas untuk memudahkan sosialisasi.
“Layanan jemput bola ini sangat penting bagi penyandang disabilitas. Jadi, akan disayangkan jika tidak banyak yang tahu. Saran saya, pemerintah harus bekerja sama dengan organisasi disabilitas untuk memperluas jaringan sosialisasi. Bisa juga mendatangi langsung rumah atau kantor yang ada penyandang disabilitasnya,” tegas Mursal. (Rindu Pradipta Hestya)