KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta melalui Dinas Pendidikan (Disdik) berupaya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di semua jenjang. Hal ini dilakukan dengan menjalankan beberapa program untuk tenaga pengajar maupun sistem atau kurikulum.
Pelaksana Tugas (Plt) Disdik Provinsi DKI Jakarta Purwosusilo mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), pihaknya menyediakan bantuan biaya operasional, baik untuk sekolah negeri dan swasta. Hal ini dilakukan agar semua masyarakat mendapat akses layanan PAUD.
“Disdik Jakarta secara rutin melakukan sosialisasi tentang pentingnya PAUD untuk anak, paling tidak satu tahun sebelum masuk ke sekolah dasar (SD). Hal ini sesuai dengan Seruan Gubernur Nomor 13 Tahun 2021 kepada orangtua,” kata Purwosusilo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (9/10/2023).
Untuk mendukung rencana ini, pada 2022, Disdik Jakarta telah mendirikan PAUD, termasuk taman kanak-anak (TK), kelompok bermain (KB), dan tempat penitipan anak (TPA). Agar bisa diakses oleh banyak warga, Disdik mendirikan PAUD di lokasi-lokasi milik Pemprov DKI.
Baca juga: DKI Jakarta Juara Umum Kejurnas Judo Piala KASAD
“Saat ini, Disdik Jakarta telah memiliki 167 PAUD negeri dan 4.000 swasta yang tersebar di lima provinsi dan satu kabupaten. Langkah ini merupakan upaya dalam menyediakan akses PAUD yang berkualitas guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelas Purwosusilo.
Selain itu, kata Purwosusilo, Disdik DKI Jakarta juga melakukan optimalisasi dari sisi tenaga pengajar. Hal ini dilakukan dengan mengadakan pelatihan berjenjang kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas PAUD.
Untuk jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), Purwosusilo menyatakan, Disdik Jakarta akan melakukan revitalisasi. Upaya ini dilakukan dengan menyinkronisasikan kurikulum bersama industri, Project Based Learning (PjBL) Basis Industri, guru tamu, Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) siswa, serta sertifikasi siswa untuk membekali peserta didik agar lebih kompeten dan mandiri ke jenjang berikutnya.
“Upaya revitalisasi sudah dibuatkan roadmap pada 2019 dengan melakukan sinkronisasi kurikulum yang disusun bersama industri, perguruan tinggi, hingga rekrutmen penyerapan lulusan,” ucap Purwosusilo.
Baca juga: Tim Judo Junior DKI Jakarta Dominasi Kejurnas Judo Piala Kasad
Adapun optimalisasi dan peningkatan kualitas pendidikan juga akan didukung dengan kehadiran Jakarta Sekolah Komunitas yang mulai dilaksanakan pada 2023. Program ini merupakan kumpulan satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum sama dan bekerja sama dalam pengembangan kegiatan belajar serta aktivitas murid.
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik guna membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan serta berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan,” tambah Purwosusilo.
Ia melanjutkan, ketetapan pengembangan Jakarta Sekolah Komunitas telah tertuang dalam Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nomor 151 Tahun 2023.
Pelaksanaannya juga melibatkan seluruh stakeholders pendidikan yang terdiri dari jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), serta sekolah luar biasa (SLB) negeri dan swasta.
Baca juga: Dukung Pemprov DKI Jakarta Siapkan Kebutuhan Rumah, Sarana Jaya Konsisten Bangun Hunian Terjangkau
“Pada dasarnya, sekolah komunitas merupakan pengembangan sekolah kolaborasi. Pembagian Jakarta Sekolah Komunitas sudah dilakukan pada triwulan kedua. Saat ini, kami sedang melakukan pemantapan panduan sekolah komunitas dan sosialisasi. Evaluasi terkait dampak akses dan kualitas pendidikan masih membutuhkan waktu,” papar Purwosusilo.
Adapun dari sisi satuan pendidikan, Disdik Jakarta meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. Misalnya, dengan mengelar pelatihan dan peningkatan kompetensi, baik teknis maupun nonteknis, di Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan (P4).
“Dengan berbagai upaya ini, diharapkan dapat tercapai layanan pendidikan yang melahirkan kualitas lulusan optimal dan dapat dirasakan seratus persen masyarakat di Jakarta pada usia sekolah,” imbuh Purwosusilo.
Berbagai upaya yang tengah dilakukan oleh Disdik Jakarta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di ibu kota disambut baik oleh pemerhati dunia pendidikan Itje Chodijah. Menurutnya, jika Disdik Jakarta ingin meningkatkan kualitas pendidikan, maka harus dilakukan evaluasi dari sistem dan kondisi yang ada saat ini.
Baca juga: 267 Kelurahan di DKI Jakarta Berpredikat Sadar Hukum, Menkumham Berikan Apresiasi
“Sebenarnya, sistem pendidikan di Jakarta saat ini sudah lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Sudah banyak perubahan dan lebih semarak mengikuti perkembangan anak-anak. Hanya saja, jika ingin melakukan upgrade, saya menyarankan untuk kenali dulu posisi awal sistem pendidikan yang sudah ada saat ini,” kata Itje kepada Kompas.com, Senin (9/10/2023).
Menurut Itje, pemerintah dapat mulai fokus pada pengembangan kompetensi guru sebagai garda terdepan dalam pendidikan anak. Sebab, peningkatan kualitas pendidikan harus berdasarkan pada apa yang terjadi di lapangan.
“Perlu ada pelatihan guru dan tenaga pendidik yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, kolaborasi dan koordinasi antara Disdik Jakarta dengan pihak-pihak yang terlibat sangat krusial. Harus ada gambaran besar yang jelas dengan tujuan yang achievable,” lanjut Itje.
Adapun soal Jakarta Komunitas, Itje mengimbau agar pejabat terkait menyesuaikannya dengan wilayah sekolah. Menurutnya, perlu ada indikator dan definisi yang jelas agar program sekolah berbasis komunitas ini bisa berjalan dengan baik.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pembangunan Rusun, Solusi Hunian Nyaman di Lahan Terbatas
“Kultur setiap sekolah pasti berbeda dan hal ini harus dianalisis agar penerapannya dapat berjalan dengan selaras, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Dampak jangka pendek dan panjang terhadap guru dan muridnya juga harus dipertimbangkan,” ungkap Itje.
Terkait peningkatan kualitas pendidikan setiap jenjang, Itje mengingatkan agar ada penyesuaian kurikulum dengan melihat perkembangan anak. Sebagai contoh, anak-anak PAUD diajarkan tentang kesiapan anak menghadapi dunia sekolah.
Dilanjutkan dengan SD yang mengajarkan anak untuk dapat memproduksi informasinya sendiri. Lalu, pada tahap SMP, anak diajarkan agar mampu menganalisis peristiwa di sekitarnya. Terakhir, pada tingkat SMA, anak diajarkan mengelolah pengetahuan dan berpikir yang lebih kompleks.
“Pemahaman yang diajarkan pada setiap jenjang itu akan memberikan efek jangka panjang. Pendidikan norma dan cara berkomunikasi juga harus diajarkan agar anak memiliki kapasitas serta skill yang lengkap,” tutur Itje.
Baca juga: Dispora DKI Jakarta Siap Mendukung Para Atlet Binaraga
Karena itu, Itje mengingatkan agar Disdik Jakarta dan pihak terkait dapat menyamakan visi dan misi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Hal yang juga harus menjadi prioritas adalah peningkatan itu sesuai dengan kebutuhan dan harus saling berkaitan.
“Sebagai otoritas perangkat daerah di bidang pendidikan, Disdik Jakarta harus dapat melihat seluruh kebutuhan sekolah untuk mencapai standar yang diharapkan secara nasional. Tujuan besarnya adalah bagaimana menghadirkan kualitas pendidikan yang merata,” pungkas Itje. (Rindu Pradipta Hestya)