KOMPAS.com - Gubernur Bali Wayan Koster menyebut Dekranasda Bali Fashion Week (DBFW) memberikan dampak ganda (multiplier effect) yang signifikan bagi masyarakat, terutama dalam mengangkat desainer, produk, dan model lokal.
DBFW juga sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang digagas Gubernur Koster untuk membangun Bali melalui "Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru".
“Semuanya lokal. Inilah sebenarnya esensi dari Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Kami ingin menggerakkan keseluruhan secara totalitas yang bersumber dari potensi lokal Bali untuk memutar roda perekonomian masyarakat Bali,” imbuh Koster dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (4/12/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Koster saat membuka DBFW Sesi 2 di Gedung Ksirarnawa, Denpasar, Selasa (2/12/2025).
Menurut Koster, selama ini ajang fashion week umumnya hanya digelar di kota-kota besar, seperti Jakarta, Badung, atau Surabaya.
Baca juga: Wamendag Sebut Transaksi Jakarta Muslim Fashion Week Capai 19,51 Juta Dollar AS
“Bali selama ini sedikit tampil dan hanya sebagai pengikut. Namun, kali ini Bali mulai menjadi penyelenggara dan menampilkan keunggulan-keunggulan produk lokal Bali,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran tersebut.
Koster menjelaskan multiplier effect DBFW terlihat dalam tiga aspek. Pertama, desainer lokal yang sebelumnya kurang dikenal kini mendapat panggung untuk menampilkan karya dan meningkatkan kualitas produk mereka.
"Kedua, produk yang dipamerkan merupakan produk asli Bali yang mencerminkan identitas dan kearifan lokal," ucapnya.
Ketiga, lanjut Koster, model yang tampil adalah model lokal yang mampu bersaing secara profesional di tingkat nasional bahkan internasional.
Selain itu, Koster mengatakan, DBFW juga menjadi media bagi pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) atau usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Bali.
Baca juga: Perkuat Ekonomi Rakyat, Sampoerna Serap 90.000 Tenaga Kerja dan Digitalisasi UMKM
“Ajang ini bukan hanya memutar roda ekonomi rakyat, tetapi juga melestarikan budaya dan kearifan lokal serta menggali potensi Bali agar terus berkembang,” jelasnya.
Koster berharap ajang serupa dapat diselenggarakan oleh Dekranasda kabupaten/kota, sehingga lebih banyak desainer dan IKM/UMKM yang terlibat serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Bali.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Bali Putri Koster menyampaikan bahwa DBFW Sesi 2 kembali digelar selama tujuh hari berturut-turut dengan menampilkan berbagai karya desainer lokal serta melibatkan berbagai instansi pemerintah, institusi, dan organisasi masyarakat.
Pada hari pertama, DBFW Sesi 2 menampilkan pagelaran busana pengantin oleh Turah Mayun serta peragaan busana dan aksesori dari Bara Silver & Gold, Geoniloe, Puspa Mega, Darmawan Silver, dan Taksu Desain.