KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek menggelar Festival Desa Wisata Cerdas Mandiri dan Sejahtera (Dewi Cemara) di Anjungan Cerdas, Kecamatan Tugu Trenggalek, Jatim, mulai Rabu (2/11/2022) sampai Kamis (3/11/2022).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Trenggalek Sunyoto berharap, Festival Dewi Cemara dapat mempromosikan desa wisata di Trenggalek kepada masyarakat luas di Jatim.
“Saya juga berharap, penyelenggaraan Festival Dewi Cemara di Kabupaten Trenggalek bisa mengungkit ekonomi sekitar,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/11/2022).
Adapun acara tahunan itu dibuka dengan tari tradisional khas Trenggalek, Turonggo Yakso.
"Tarian ini menceritakan soal kemenangan masyarakat dalam melawan angkara murka," ujar Sunyoto.
Baca juga: Desa Aeng Tong-Tong Sumenep Raih Anugerah Desa Wisata, Khofifah: Bangga dan Bahagia
Selain Trenggalek, kegiatan pameran desa wisata tersebut juga diikuti dari berbagai daerah wilayah Jatim. Mereka ikut unjuk gigi menampilkan kesenian tradisional daerahnya masing-masing.
Adapun sejumlah daerah yang ikut memeriahkan kegiatan Dewi Cemara, di antaranya Ponorogo dan Tulungagung.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh banyak pengunjung. Bahkan, pengguna jalan yang hendak menuju luar daerah juga mampir menyaksikan Festival Dewi Cemara.
Untuk diketahui, Anjungan Cerdas di kawasan bendungan Tugu Trenggalek merupakan rest area atau tempat istirahat yang berada di jalur nasional penghubung Kabupaten Trenggalek – Ponorogo, hingga Jawa Tengah (Jateng).
Baca juga: Cerita Briptu Luhur Beri Pelatihan Seni Reog ke 15 Anak Tuna Netra di Ponorogo
Puncak kegiatan festival tersebut ditutup dengan pagelaran wayang kulit pada Kamis.
Pada kesempatan sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kadisparbud Jatim Sinarto menjelaskan, potensi desa wisata di Jatim cukup besar.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini, terdapat 573 desa wisata. Festival Dewi Cemara digelar untuk memajukan dan mengenalkan desa-desa wisata pada khalayak luar.
"Kami berharap, (festival) ini jadi sumber ekonomi baru dan sumber pelestarian budaya-budaya Jatim, baik benda maupun tak benda," ujar Sinarto.