KOMPAS.com – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP- PKK) Kabupaten Trenggalek Novita Hardini melakukan blusukan ke rumah-rumah warga yang tergolong miskin ekstrem.
Kegiatan blusukan tersebut bertujuan untuk memastikan masyarakat yang tergolong dalam kemiskinan ekstrem mendapatkan intervensi program dari pemerintah.
“Kami harus jemput bola untuk bisa cek keadaan masyarakat," terang istri Bupati Trenggalek itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/5/2023).
Adapun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek melakukan kerja "keroyokan" dengan semua perangkat daerah untuk penanganan kemiskinan ekstrem.
Novita mengatakan, kerja "keroyokan" itu diharapkan mampu menangani kemiskinan ekstrem dengan lebih masif lagi.
Baca juga: Ketua TP-PKK Trenggalek Novita Hardini Serahkan PKH Plus kepada 213 Lansia
Dalam blusukan tersebut, Novita mengunjungi puluhan rumah. Salah satu warga yang dikunjungi adalah Tuminah, warga yang sempat dikunjunginya pada 2019.
Untuk diketahui, perekonomian Bu Tumirah terpuruk setelah kematian suaminya. Namun, saat ini, ibu dua anak tersebut mendapatkan intervensi Program Keluarga Harapan (PKH) untuk menopang perekonomian keluarganya.
"Alhamdulillahnya ada hasil positif juga. Setelah mengunjungi beberapa rumah, kami bisa memantau seperti layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), apakah mendapatkan layanan dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, rumah yang didiami Tumirah pun mendapatkan bantuan bedah rumah sehingga menjadi lebih layak huni. Dia bangga meskipun dalam kondisi kekurangan, kedua anak Tuminah tidak putus sekolah.
Baca juga: Lewat SMS Bu Novita, Ketua TP PKK Trenggalek Coba Tekan Angka Stunting
"Saya jatuh cinta dengan dua anak laki-laki yang sangat luar biasa (anak Tumirah), yang kebetulan masih sekolah. Harapan saya, meski tergolong warga yang miskin ekstrem, tidak ada anak-anaknya yang putus sekolah,” katanya.
Novita menambahkan, dalam blusukan tersebut pihaknya menyalurkan bantuan untuk lebih dari 200 penerima manfaat PKH.
“Setelah itu, kami berkunjung ke beberapa rumah warga yang masih dikategorikan di dalam ekonomi miskin ekstrem," terang penggiat perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan itu.
Pada kesempatan itu, Novita juga memeriksa status warga apakah sudah terdaftar sebagai penerima manfaat bantuan dari pemerintah kabupaten, pusat, atau provinsi.