KOMPAS.com - Program penanganan banjir yang diinisiasi oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berhasil menjangkau wilayah-wilayah pinggiran yang selama ini sering terkena dampak banjir.
Salah satu wilayah yang merasakan manfaat dari program tersebut adalah Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Sejumlah warga di wilayah itu mengaku senang dengan program penanganan banjir Mbak Ita-sapaan akrab Wali Kota Semarang-lantaran tidak hanya menyasar wilayah tengah kota, tetapi juga wilayah-wilayah pinggiran, seperti di Kecamatan Tembalang.
Oleh karena itu, warga di Kecamatan Tembalang pun berharap program tersebut dapat semakin mengurangi risiko banjir saat musim hujan tiba.
Ketua Rukun Tetangga (RT) 09 Rukun Warga (RW) II Kelurahan Sendangmulyo Purnomo mengatakan, wilayahnya kerap menjadi langganan banjir bandang saat musim hujan berlangsung.
Banjir di wilayah tersebut terjadi akibat drainase jalan yang tak lagi bisa menampung debit air dari wilayah perbukitan di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tembalang.
"Setiap musim hujan, sejak bertahun-tahun lalu wilayah kami menjadi langganan banjir. Namun, kampung kami mendapat program peningkatan drainase dengan anggaran sekitar Rp 50 juta dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pada 2023. Meski belum dalam tataran penanganan secara besar, tapi (anggaran tersebut) cukup untuk membuat warga senang. Setidaknya ada upaya penanganan," ujar Purnomo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (24/9/2023).
Senada dengan Purnomo, salah seorang warga Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Deva, mengaku bahwa program penanganan banjir dari Pemkot Semarang memiliki manfaat besar.
Sebelumnya, jalan di Jalan Kedungmundu Raya kerap mengalami banjir akibat saluran atau drainase tidak berfungsi secara maksimal.
"Adanya perbaikan saluran saat musim kemarau diharapkan bisa mengantisipasi atau meminimalisasi banjir saat musim hujan mendatang. Proses pembangunannya pun menurut kami sudah tepat. Makanya, kami berharap, (perbaikan tersebut) bisa menjadi solusi banjir saat musim hujan," kata Deva.
Melihat progres dan respons positif terhadap program yang diadakannya, Mbak Ita menyebutkan akan terus mendorong jajarannya untuk melakukan percepatan pengerjaan drainase dan crossing.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi potensi banjir di Kota Semarang pada musim hujan mendatang.
“Banyak crossing yang sedang dibangun, di antaranya pembangunan drainase di Jalan Depok dan Jalan Kedungmundu,” terang Mbak Ita.
Mbak Ita menambahkan, pengerjaan drainase dan crossing menjadi salah satu solusi dalam mengurangi potensi genangan air dan banjir.
Dirinya pun mencontohkan pengerjaan drainase Jalan Depok yang menjadi salah satu fokus jajarannya.
Saat itu, ia dan jajaran perlu memperbesar drainase di jalan tersebut agar debit air yang ada pada musim hujan bisa lebih cepat terserap.
Lebih lanjut Mbak Ita mengatakan, musim kemarau yang saat ini sedang berlangsung menjadi kesempatan baik bagi bagi Pemkot Semarang untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan, khususnya terkait pengendalian banjir.
“Dampak El Nino di satu pihak membuat kering, di satu pihak ini bisa menjadi satu review, satu monitoring, serta membantu mempersiapkan dan membangun pengendalian-pengendalian banjir,” kata Mbak Ita.
Tidak hanya ruas Jalan Depok, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU) kota Semarang saat ini juga sedang melakukan pengerjaan drainase dan crossing pada beberapa titik secara serentak di kota tersebut.
Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPU Kota Semarang Mochamad Hisam Ashari menerangkan, pekerjaan itu dilakukan, mulai dari Jalan Veteran, ruas Jalan Imam Bonjol, Jalan Kedungmundu, Jalan Erlangga dan crossing Ahmad Yani, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Depok, Jatisari, serta Tlogosari Wetan.
“Kami sudah memulai (pengerjaan) sejak Mei 2023 dengan target pertengahan Desember 2023 sudah selesai. Setelah pekerjaan saluran dan crossing selesai, kami berharap nantinya tak ada permasalahan banjir dan genangan di ruas jalan tersebut,” terang Hisam.