Kapasitas RSUD Wongsonegoro Semarang Terus Meningkat

Kompas.com - 09/04/2018, 19:14 WIB
Kurniasih Budi

Editor

 
KOMPAS.com - "Saya dulu tidak nyoblos Pak Hendi, tapi sekarang bisa menikmati fasilitas UHC yang sangat bermanfaat," tutur Aris, salah satu pasien rawat inap di RSUD KRMT Wongsonegoro.

Pengakuan Aris mengundang gelak tawa orang-orang yang berada di Ruang Nakula 3, tempatnya dirawat, termasuk Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Warga Sarirejo, Kota Semarang itu mengaku telah merasakan langsung manfaat Universal Health Coverage (UHC).

Hendrar sengaja berkeliling RSUD KRMT Wongsonegoro untuk meninjau pelayanan kepada pasien kelas III, Senin (9/4/2018). Tak hanya berkeliling, ia pun memimpin apel pagi yang diikuti oleh seluruh direksi serta karyawan rumah sakit milik Pemerintah Kota Semarang tersebut.

Di hadapan seluruh peserta apel pagi, ia menegaskan posisi RSUD Wongsonegoro sebagai salah satu pintu pelayanan Pemerintah Kota Semarang kepada masyarakat. “Orang melihat pelayanan Pemerintah Kota Semarang adalah dari pelayanan rumah sakitnya. Apabila pelayanan rumah sakitnya baik, maka orang akan menganggap pelayanan pemerintah adalah baik," katanya.

(Baca: Semarang Bangun Gedung ICU untuk Warga Miskin)

Sebaliknya, ia melanjutkan, masyarakat akan kecewa jika pelayanan rumah sakit lamban dan tenaga kesehatan tak ramah. "Kalau susternya marah-marah, di poliklinik juga tidak dilayani dengan cepat, maka orang pasti akan menilai pelayanan pemerintah sangat buruk," ujarnya.

Hendrar mengingatkan seluruh karyawan RSUD KRMT Wongsonegoso tidak membeda-bedakan sikap pelayanan yang diberikan kepada pasien. Apalagi, Pemerintah Kota Semarang memiliki program UHC yang menjamin seluruh masyarakat dapat berobat gratis dan dirawat di kelas 3.

"Ini harus disengkuyung. Jangan sampai karena pakai fasilitas UHC, lalu pelayanannya tidak optimal dan tidak ramah," katanya.

Besarnya komitmen peningkatan fasilitas dalam melayani pasien kelas III, harus terus diikuti dengan peningkatan pelayananannya. Sebelum 2014, hanya ada 150 tempat tidur untuk pasien kelas III di rumah sakit ini.

(Baca juga: Wali Kota Semarang Ajak Masyarakat Minimalisasikan Talasemia)

Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinan Hendrar Prihadi meningkatkan kapasitas hingga 270 tempat tidur yang semuanya dilengkapi pendingin ruangan. Tahun depan, kapasitas rumah sakit makin ditingkatkan dengan membangun gedung Sadewa.

"Sehingga kalau fasilitasnya terus dikejar terus, pelayanannya jangan sampai ketinggalan, harus terus dievaluasi supaya dapat melayani dengan maksimal," katanya.


Terkini Lainnya
Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Semarang
Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Semarang
Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Semarang
Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Semarang
Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Semarang
Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Semarang
Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Semarang
Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Semarang
Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Semarang
Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Semarang
Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Semarang
Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Semarang
Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Semarang
Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Semarang
Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Semarang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com