SEMARANG, KOMPAS.com - Menyambut hari raya Idul Fitri 2017, Semarang pun berbenah mempercantik kota. Kamis (22/6) lalu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama warga Kota Semarang kerja bakti membersihkan kawasan Simpang Lima.
Hendrar mengajak para pegawai pemerintahan dan warga kota yang berada di sekitar Simpang Lima untuk terlibat dalam membersihkan ikon Kota Semarang.
Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL), anggota TNI dan Polri bergotong royong membersihkan selokan, trotoar dan tepi jalan dari sampah, daun maupun rerumputan kering.
Simpang Lima merupakan salah satu ikon Semarang yang terkenal. Salah satu tempat di kawasan Simpang Lima yang kerap didatangi warga adalah Lapangan Pancasila. Di lapangan itu, warga bisa mengajak anak-anak bermain, piknik, bahkan berolahraga.
Saat libur lebaran, diperkirakan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan dari dalam maupun luar Kota Semarang. Mereka menyempatkan datang ke Simpang Lima untuk mencicipi kulinernya, berolahraga, maupun sekedar berekreasi bersama keluarga.
Pemerintah Kota Semarang sengaja melakukan aksi bersih Simpang Lima, agar warga Semarang maupun wisatawan luar kota yang datang ke Simpang Lima merasa nyaman. "Maka dari itu kita sambut para pemudik dengan layanan yang terbaik," kata Hendrar.
Usai apel kebersihan, Hendrar bersama warga Kota Semarang mulai membersihkan kawasan Simpang Lima. Dengan sapu lidi, Wali Kota Semarang sigap membersihkan area halte bis TransSemarang di Simpang Lima. Beberapa saat kemudian, halte pun tampak lebih bersih.
Lelaki 46 tahun itu tak canggung menyapu di pinggir jalan berbaur dengan warga biasa. Para pedagang kaki lima pun menyapu dan mengepel lantai halte bus. Sambil bekerja, Hendi sesekali melontarkan gurauan yang disambut gelak tawa oleh pedagang kaki lima dan warga.
"Kerja bakti ini adalah bagian dari upaya menyiapkan Simpang Lima untuk menyambut pemudik," ujar Hendi.
Dia mengingatkan agar warga Kota Semarang tetap memelihara kebersihan. Selain itu, pedagang kaki lima di kawasan Simpang Lima diminta menjadi pelopor kebersihan kota.
Dalam menyambut para pemudik dan wisatawan, para pedagang kaki lima dan petugas parkir diimbau tidak menaikkan harga secara berlebihan. Kenaikan harga yang signifikan, dia melanjutkan, akan meninggalkan kesan negatif terhadap kota lumpia itu.
"Kalau biasanya tarif parkir lima ribu, lalu karena lebaran tiba-tiba menjadi Rp 20 ribu. Perilaku ini jangan dilakukan, karena akan menjadi catatan buruk Kota Semarang,” ujarnya.
Dalam mengantisipasi kemacetan, kata Hendi, akan dilakukan rekayasa arus lalu lintas, terutama di jalan depan Masjid Baiturrahman Semarang. Pegawai Dinas Perhubungan Semarang bersama petugas lainnya siaga berjaga dan membersihkan parkir-parkir liar.
"Kalau semua pihak disiplin, maka akan meminimalkan kemacetan,” imbuhnya.
Rambu-rambu lalu lintas juga diperbanyak untuk memudahkan para pemudik dan wisatawan menemukan tempat tujuan. Di sejumlah jalan yang diberlakukan satu arah juga dilengkapi rambu jalan. (KONTRIBUTOR SEMARANG/ NAZAR NURDIN)