Wali Kota Semarang: Indonesia Menghadapi Rapuhnya Toleransi

Kompas.com - 16/05/2017, 22:06 WIB


KOMPAS.com –
Wali Kota Semarang Hendrar Prihardi berujar bahwa Indonesia sedang menghadapi persoalan terkait rapuhnya toleransi. Padahal, keberagaman dan kebhinekaan menurutnya adalah anugerah sekaligus aset bangsa.

“Sayang sekali kalau negeri ini mengingkari anugerah (keberagaman) tersebut,” ujar Hendi, biasa Hendrar disapa, saat menjadi Pembina Apel penutupan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) dan Pembaiatan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Semarang, Minggu (14/5/2017).

Dalam sambutannya, Hendi mengaku prihatin dengan keadaan tersebut. Ia menyayangkan kalau negeri yang menurutnya didirikan oleh para ulama—seharusnya memiliki fondasi toleransi yang kuat—justru malah mengalami persoalan itu.

“(Begitulah) kalau toleransi tidak dipelihara dengan baik dan dibiarkan kosong. Akibatnya, bangunan-bangunan tenggang rasa dalam diri akan ambruk,” lanjutnya.

Ia juga menambahkan bahwa bila keadaan terus berlanjut kan mengakibatkan kondisi yang fatal. Artinya, rakyat akan mudah dijejali fanatisme kebablasan.

“(Fanatisme) yang menonjolkan identitas diri, golongan, atau bahkan berkedok agama,” kata dia.

Oleh karenanya, Hendi turut meminta kepada Ansor dan Banser agar mampu menjadi elemen utama dalam mengawal kebhinekaan. Ia yakin, kebhinekaan yang dijaga bisa menjadi kunci untuk merajut perbedaan dan memperkuat persatuan.

Lebih lanjut ia juga menuturkan apresiasinya terhadap kegiatan Diklatsar tersebut. Ia yakin hal itu bisa jadi cara memupuk nasionalisme dan kepedulian terhadap kepentingan masyarakat.

"(Terlebih lagi nantinya) Banser harus siap mengabdikan diri untuk kepentingan agama, nusa dan bangsa," imbuhnya lagi.

Lantas, ia pun mengingatkan kepada seluruh peserta Diklatsar agar bisa mengayomi masyarakat khsuusnya warga Semarang setelah dilantik menjadi anggota Banser.

“Jangan (sampai) mengedepankan emosi. Semua persoalan harus dihadapi melalui pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan budaya masyarakat,” tuturnya.

Ia juga mengimbau agar para anggota tidak mudah terpancing dengan isu dan provokasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal. Dengan tegas ia berpesan apabila hal tersebut terhadi, jangan segan untuk melapor ke Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes), Komandan Distrik Militer (Dandim), atau bisa juga langsung pada Pemerintah Kota (Pemkot).

“Utamakan pemikiran yang rasional. Kalian adalah bagian dari sebuah organisasi yang mapan, jadi jangan mau disetir oleh kelompok kiri dan kanan,” katanya.

Jika itu semua bisa dijalankan, lanjut Hendi, Kota Semarang akan menjadi pionir dalam pemeliharaan kondusivitas saat ada masalah yang berpotensi mengikis rasa tolerasi.

Diklatsar Banser yang dilaksanakan itu diikuti oleh 100 peserta dari Kota Semarang dengan peserta tertua berusia 61 tahun dan termuda berusia 16 tahun.

“Adanya Diklatsar itu diharapkan dapat menjadi kawah candradimuka kader Ansor Kota Semarang sebagai pelopor gerakan sosial dan keagamaan di Kota Semarang,” tambah Ketua Panitia penyelenggara Suhermanto.

Terkini Lainnya
Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Semarang
Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Semarang
Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Semarang
Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Semarang
Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Semarang
Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Semarang
Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Semarang
Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Semarang
Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Semarang
Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Semarang
Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Semarang
Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Semarang
Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Semarang
Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Semarang
Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Semarang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com