SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang berjalan di atas empat roda yang selalu beriringan, yaitu pemerintah, pengusaha, pewarta dan penduduk. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
"Kesemuanya harus mengedepankan kebersamaan untuk mewujudkan Semarang semakin hebat," ujar Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, di sela upacara peringatan HUT Kota Semarang ke-470, di Balaikota Semarang, Selasa (2/5/2017).
Hendrar menambahkan, sebagai bagian dari warga Kota Semarang, dia meminta warga melakukan refleksi diri. Selama tinggal, besar, sekolah, dan mencari nafkah di Kota Semarang, warga perlu memberikan sumbangsihnya kepada kota, bukan hanya menerima.
"Apa yang sudah kita berikan kepada kota ini. Jadi, jangan menuntut kota yang memberikan ke kita, melainkan sumbangsih apa yang kita berikan untuk Kota Semarang," tambah Walikota Semarang yang akrab disapa Hendi ini.
Karena itulah, lanjut dia, sebagai bagian dari upaya memotivasi masyarakat Kota Semarang memberikan sumbangsihnya, Hendi memberikan sejumlah penghargaan kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam perkembangan Kota Semarang.
Penghargaan tersebut di antaranya untuk Roy Kraft Van Ermel atas pengabdiannya menangani banjir dan rob di Kelurahan Kemijen. Kemudian, Soehendro Sitohamidjojo atas perjuangan dan dedikasinya dalam pertempuran lima hari di Semarang.
Ada juga penghargaan untuk almarhum R. Kelly Puspito atas dedikasi dan loyalitasnya membina, melestarikan serta mengembangkan seni musik keroncong.
Selain itu Hendi juga menyerahkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 20 tahun dan 30 tahun kepada ASN di lIngkungan Pemerintah Kota Semarang serta sejumlah trofi kepada para pemenang lomba dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-470 tahun Kota Semarang.
"Saya berharap penghargaan mampu memotivasi warga untuk terus berkontribusi di bidangnya masing-masing bagi kemajuan Kota Semarang," kata Hendi.
Dia mengakui ke depan masih banyak tantangan dalam menyelesaikan permasalahan Kota Semarang yang harus diselesaikan. Upaya itu butuh dukungan langsung masyarakat.
"Kami sudah tidak bicara master plan lagi dalam membangun kota ini, tapi langsung dengan penerapan aksi di tiga permasalahan utama, yaitu rob banjir, pengangguran dan kemiskinan serta kemacetan," ujarnya.
Untuk penanganan banjir dan rob tahun ini pihak Pemkot Semarang lebih fokus pada kawasan timur dengan pembangunan tiga embung bantuan Pemerintah Pusat di Trimulyo, Karangroto, dan Kaligawe.
Sedangkan dalam kaitannya dengan pengentasan kemiskinan, --meskipun jumlah Kota Semarang terendah di Jawa Tengah, Hendi akan mengurangi jumlah tersebut hingga bisa dikatakan 0 persen.
"Kita akan melakukan beberapa program, mulai pelatihan manajemen, keterampilan dan pemberian bantuan yang bersifat charity seperti raskin dan bantuan sosial untuk lansia," jelasnya.
Adapun untuk mengurai kemacetan, Hendi menuturkan, pihaknya masih menjalankan strategi one way atau jalan satu arah. Tahun ini pihaknya bahkan bersiap menambah jalur satu arah lagi.
"Tahun depan harapan kami sudah mulai dibangun beberapa tempat-tempat yang bisa mengurai kemacetan, misalnya dengan fly over, simpang susun, dan penambahan armada BRT menjadi 8 koridor," kata Hendi.