KOMPAS.com - Deputi Bidang Modifikasi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Tri Handoko Seto menegaskan, hingga saat ini, tidak ada sebaran asap dari kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) di Indonesia yang melintasi batas negara menuju wilayah negara tetangga.
“Terkait asap, pagi tadi saya mengecek seluruh data di BMKG. Tidak ada asap-asap di wilayah Indonesia yang sampai ke negara tetangga,” katanya dalam sebuah rapat bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau di Gedung Daerah Balai Serindit Pekanbaru, Riau, Selasa (22/7/2025).
Sebelumnya, sejumlah wilayah di Riau mengalami kebakaran lahan gambut yang menimbulkan asap tebal. Berdasarkan citra satelit BMKG Pekanbaru, asap tersebut sempat bergerak ke arah Malaysia, tetapi tidak bertahan lama di wilayah negara tetangga itu.
Tri menambahkan, data lain terkait karhutla akan dikoordinasikan dengan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.
Dia menjelaskan, BMKG secara rutin memantau pergerakan awan dan melakukan pengawasan ketat untuk mencegah asap lintas batas. Upaya tersebut juga didukung dengan penerapan teknologi modifikasi cuaca.
Baca juga: Kebakaran Hutan Makin Meningkat, Riau Tetapkan Status Tanggap Darurat
“Tentu BMKG dengan kemampuan teknologinya, modifikasi cuaca akan terus kami lakukan,” ungkap Tri.
Tri mengatakan, pemantauan dilakukan tidak hanya di Riau, tetapi juga di Sumatera Barat dan Kalimantan Barat.
“Semua akan kami lakukan supaya asap di Indonesia ini tidak terekspor keluar. Ya, ini harga diri bangsa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Tri menerangkan, BMKG memiliki sistem pemantauan dan prediksi cuaca yang terintegrasi, mencakup proyeksi hingga jam per jam.
Pemantauan itu dilakukan untuk mengantisipasi potensi kebakaran dan mengarahkan operasi penyemaian awan secara tepat sasaran.
Di sisi lain, hasil dari operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baru-baru ini menunjukkan hasil positif.
Baca juga: Negara Tetangga Protes Asap Riau, BNPB: Kadang Kita Jadi Kambing Hitam
Hujan mulai turun di beberapa wilayah yang sebelumnya mengalami kekeringan dan kebakaran.
“Hari ini, setelah kemarin kami melakukan operasi modifikasi cuaca bersama dengan BNPB, maka hujannya sudah lumayan,” kata Tri.
Dia menyebutkan, meski saat ini menuju puncak musim kemarau, BMKG memberikan perlakuan khusus pada awan agar hujan yang turun cukup deras.
Menurut Tri, langkah itu akan terus dilanjutkan dan disesuaikan dengan perkembangan cuaca serta kebutuhan daerah terdampak. Setiap operasi TMC dirancang untuk mendukung pemadaman karhutla dan mengurangi polusi udara secara signifikan.
Tri menyebutkan, BMKG akan terus melakukan pemantauan dan prediksi cuaca, baik untuk periode tiga bulan ke depan, satu bulan ke depan, hingga jam per jam.
Baca juga: Cerita Warga Terdampak Asap Karhutla di Riau: Sesak Napas hingga Tak Boleh Buka Pintu
“Ya, hasilnya sudah lumayan, akan terus kami lanjutkan dan nanti akan kami pantau terus," ujarnya.