KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Riau telah menyiapkan anggaran untuk pemberian bonus untuk atlet dan pelatih peraih medali di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumateria Utara (Sumut) 2024 lalu,
Persoalan pun muncul karena atlet dan pelatih peraih medali di PON Aceh-Sumut tersebut menolak tidak mau menerima bonus yang telah disiapkan oleh Pemprov Riau.
Mereka menolak karena dianggap bonus yang disiapkan lebih kecil dari angka maksimal yang ada di dalam peraturan gubernur (pergub).
Terkait itu, Kepala Dinas Olahraga (Kadispora) Riau, Erisman Yahya menegaskan bahwa tidak pada tempatnya menyalahkan Gubernur Riau Abdul Wahid. Pasalnya besaran bonus diputuskan pada masa gubernur sebelumnya.
“Besaran bonus PON itu kan dialokasikan pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Tahun Anggaran 2025 yang disahkan sebelum Bapak Abdul Wahid menjabat. Jadi tidak pas kalau beliau yang disalahkan,” tegas Kadispora Riau, Erisman Yahya melalui siaran persnya, Minggu (13/7/2025).
Baca juga: Bonus Atlet PON Asal Riau Tak Cair, Menpora: Tanggung Jawab Pemda
Erisman menjelaskan bahwa awalnya Dispora Riau mengusulkan total anggaran untuk bonus itu Rp 40 miliar.
Namun menjelang pengesahan APBD Tahun Anggaran 2025 dipangkas menjadi Rp 25 miliar karena mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah yang turun drastis.
Seperti diketahui, APBD Riau Tahun 2024 sekira Rp 11,02 triliun. Sementara itu, APBD Tahun 2025 turun drastis menjadi sekitar Rp 9,2 triliun.
“Ini belum ditambah defisit yang luar biasa pada APBD 2025 ini. Jadi beban keuangan tentu makin berat,” ungkap Erisman.
"Kami Dispora Riau siap saja mencairkan kalau atlet dan pelatih peraih medali PON itu berkenan menerima itu. Bukan kami mau mencairkan, tetapi kan mereka yang tidak mau menerimanya atau menolaknya" ungkapnya.
Baca juga: Bonus Atlet PON Belum Cair, Gubernur Riau: Kalau Mau Terima 45 Persen Kita Bayar Sekarang
Ia menjelaskan bahwa pada 15 April 2025 lalu sebenarnya telah dilakukan pertemuan dan pembahasan terkait masalah bonus dengan pelatih PON Aceh-Sumut, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau, perwakilan National Paralympic Committee (NPC), dan atlet serta pelatih Pra Popnas (Pekan Olahraga Pelajar Nasional).
"Kami sudah menyampaikan agar mereka bisa menerima ini (bonus) dulu, jika nanti keuangan Pemprov Riau membaik, maka akan diajukan lagi penambahan anggaran," kata Erisman.
"Untuk saat ini segitu baru yang ada kemampuan keuangan Pemprov Riau. Apalagi saat ini kan Pemprov Riau tengah mengalami defisit anggaran yang luar biasa," tambahnya.
Pertemuan saat itu menghasilkan kesepakatan bahwa pelatih dan Atlet di bawah NPC dan Pra POPNAS berkenan menerima bonus sesuai anggaran yang tersedia di DPA Dispora.
Namun para pelatih dan atlet di bawah KONI yang meraih medali di PON Aceh-Sumut belum berkenan menerima dan akan memperjuangkan untuk penambahan pada APBD-P 2025.
"Iya kalau mereka tidak mau menerima ya kami harus mau gimana lagi. Kami sudah sampaikan bahwa keuangan Pemprov Riau saat ini tengah mengalami defisit," tutur Erisman