Kirab Budaya Batang Suguhkan 18 Gunungan dan Sawur Uang Rp 10 Juta

Kompas.com - 27/04/2025, 19:41 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

Bupati Batang M Faiz Kurniawan mengatakan, tradisi Kirab Budaya kali ini masyarakat tumpah ruah di jalanan, menjadi bukti apresiasi besar terhadap Hari Ulang Tahun Kabupaten Batang Ke-59.Dok. Humas Pemkab Batang Bupati Batang M Faiz Kurniawan mengatakan, tradisi Kirab Budaya kali ini masyarakat tumpah ruah di jalanan, menjadi bukti apresiasi besar terhadap Hari Ulang Tahun Kabupaten Batang Ke-59.

KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang menggelar Kirab Budaya dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-59 Kabupaten Batang.

Kirab Budaya itu merupakan tradisi yang ditandai dengan sawur atau menebar uang koin kepada masyarakat, serta pawai puluhan gunungan berisi hasil bumi.

Tahun ini, Kirab Budaya Pemkab Batang mengusung tema "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Batang yang Sejahtera, Berdaya Saing, dan Berbudaya". Setiap elemen kirab mencerminkan semangat dari tema tersebut.

Bupati Batang M Faiz Kurniawan mengatakan bahwa antusiasme masyarakat terlihat dari tumpah ruahnya warga di sepanjang jalan saat tradisi Kirab Budaya. Hal ini menjadi bukti apresiasi besar terhadap Hari Ulang Tahun Kabupaten Batang Ke-59.

Baca juga: Musrenbangwil 2025, Bupati Batang Usulkan Percepatan Infrastruktur dan Transportasi 

“Ini adalah tradisi yang sangat penting karena kita mengingatkan kepada generasi muda bagaimana terus menjaga dan melestarikan budaya yang menjadi keunikan Kabupaten Batang,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (27/4/2025).

Faiz menuturkan, 18 gunungan hasil karya 15 kecamatan sudah habis diserbu masyarakat, bahkan sebelum acara berakhir.

“Semoga, Kirab Budaya senantiasa dijaga masyarakat Kabupaten Batang agar dapat dilestarikan secara turun temurun,” kata Faiz.

Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang Bambang Suryantoro Sudibyo mengatakan, Kirab Budaya menjadi puncak perayaan yang menampilkan kekayaan budaya dan tradisi lokal

Baca juga: Sukseskan Ketahanan Pangan, Bupati Batang Usulkan 3 Program Prioritas di Musrenbangwil

“Kirab Budaya kali ini kami menyiapkan uang sawuran sebesar Rp 10 juta dalam bentuk uang koin untuk disebarkan masyarakat,” ujar Bambang.

Adapun pasukan kirab dipimpin oleh Ki Subamanggala untuk memulai perjalanan mereka.

Warga Kabupaten Batang berebut 18 gunungan yang berisi sayur-sayuran dan buah-buahan hasil bumi setelah Kirab Budaya. Kirab ini digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-59 Kabupaten Batang. Dok. Humas Pemkab Batang Warga Kabupaten Batang berebut 18 gunungan yang berisi sayur-sayuran dan buah-buahan hasil bumi setelah Kirab Budaya. Kirab ini digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-59 Kabupaten Batang.

Animo masyarakat

Antusiasme peserta kirab tahun ini juga terlihat lebih tinggi dengan berbagai inovasi yang ditampilkan.

Rute Kirab Budaya kali ini dimulai dari Pendopo Kabupaten Batang, Jalan Veteran, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada, Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan RA Kartini, dan selesai di Pendapa Kabupaten Batang. 

Baca juga: Batang Jadi Lokasi Prioritas Sekolah Rakyat, Bupati Faiz Siapkan Lahan 10 Hektar di Kecamatan Bandar

Bambang melanjutkan, tradisi sawur uang koin selalu rutin digelar dalam Kirab Budaya untuk menyambut HUT Kabupaten Batang. Tradisi ini bertujuan untuk berbagi rezeki dan dipercaya sebagai bentuk tolak bala.

Selain tradisi sawur, tersedia 18 gunungan berisi sayuran dan buah-buahan hasil bumi Kabupaten Batang yang akan diperebutkan warga setelah kirab berlangsung.

Hal itu menjadi daya tarik tersendiri karena jumlah gunungan hasil bumi bertambah menjadi 18 dari sebelumnya 17 gunungan.

“Penambahan gunungan ini karena semakin bertambahnya peminat. Diharapkan semuanya kebagian,” terangnya.

Baca juga: Pesan Bupati Batang di Apel Pagi, Pastikan Tidak Ada Jual Beli Jabatan dan TPP ASN Dibayarkan 100 Persen

Untuk diketahui, pasukan kirab terdiri dari berbagai elemen, termasuk pasukan pusaka Tombak Kyai Abirawa, Kyai Payung Tunggul Naga, dan 11 pusaka serta beberapa pasuka pasukan, seperti organisasi perangkat daerah (OPD) dan sekolah.

“Konsep kirab tahun ini hampir sama dengan tahun lalu. Hanya saja, tahun ini dilaksanakan pada pagi hari. Pelaksanaan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya untuk menambah antusias para masyarakat yang akan menonton,” tuturnya.

 

 

Bagikan artikel ini melalui
Oke