KOMPAS.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur (Jatim) Arumi Baschsin mengatakan pihaknya menggelar Kompetisi Desain Produk dan Kriya 3D Printing. Tujuannya supaya tidak hanya berfokus pada batik dan kerajinan tangan,
Arumi mengaku kegiatan tersebut tak lepas dari saran Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak. Emil meminta Dekranasda tidak monoton melakukan kegiatan yang sama.
“Harus lebih kreatif yang berhubungan dengan percepatan ekonomi terutama untuk kalangan milenial. Akhirnya terciptalah lomba desain produk dan 3D printing ini,” kata Arumi saat penilaian Top 10 peserta terbaik di event tersebut di Surabaya, Selasa (21/1/2020).
Dia menambahkan, pemenang kompetisi ini nantinya akan menjadi prioritas bagi pemerintah daerah, khususnya Dekranasda untuk menjadi pioner dalam memajukan Jatim.
Baca juga: Percepat Pembangunan di Jatim, Emil Minta Dukungan Kementerian BUMN
“Semua ini harus didukung terutama yang menjadi juara agar tidak berhenti sampai di sini dan berlanjut ke penerapan teknologi ini baik di pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan lain,” tambahnya.
Apalagi, lanjut Arumi, di luar dugaan kompetisi ini diminati banyak kalangan masyarakat, terutama milenial.
“Banyak produk-produk hasil karya baik mahasiswa maupun pelajar yang sangat tidak terduga dan tidak terpikir sama sekali,” katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Nantinya, panitia memilih 10 peserta untuk kategori profesional dan pemula dari 100 peserta yang telah mengirimkan karya desainnya.
Mereka yang lolos 10 besar berhak mengikuti proses printing di 4 instansi yang ditunjuk, yakni SUBstitute Makerspace, ITS, Universitas Surabaya dan Institut Sains dan Teknologi Terapan Surabaya.
Baca juga: Instalasi Kreatif Sejauh Mata Memandang, Ajak Anak Peduli Lingkungan
Adapun, kriteria yang dijadikan penilaian pada lomba ini, antara lain tingkat kreativitas dan inovasi produk, tingkat kualitas purwarupa yang dicetak 3D, dan tingkat efisiensi biaya yang dikeluarkan.
Bertindak sebagai juri pada lomba kali ini adalah Djoko Kuswanto dari Desain Produk ITS, Riyan Kaizir dari SUBstitute Makerspace, Harry Mawardi dan Riana Setia S selaku pakar industri kreatif dari IDDC.
Sedangkan hadiah yang ditawarkan bagi para pemenang antara lain 3D Printer, MacBook, dan kamera DSLR.
Rencananya, kompetisi ini akan dijadikan sebgai acara tahunan.
Sementara itu, anggota dari SUBsitute Makerspace Riyan Kaizir mengatakan, teknologi 3D print bisa memberikan kemudahan untuk membuat purwarupa suatu produk sebelum diproduksi secara massal karena bahannya terjangkau.
Baca juga: Emil Dardak: Daerah Gunung Wilis Akan Jadi Pusat Perekonomian Baru, Namanya Selingkar Wilis
"Teknologi 3D print ini juga mampu membantu individu untuk membuat produk yang di-custom sesuai dengan kebutuhan dirinya sendiri,” katanya.
Lebih jauh lagi, lanjutnya, teknologi 3D print ini bisa membantu kelompok disabilitas seperti yang dilakukan Djoko Kuswanto dari ITS. Djoko sendiri saat ini sedang membuat kaki prostetik dengan bantuan 3D Print.
Direktur SUBstitute Makerspace Ratu Fitri menambahkan, saat ini pemerintah sudah jeli melihat perkembangan terbaru teknologi, yaitu 3D print yang bisa membantu di dunia desain.
“Kegiatan ini merupakan perwujudan nyata akan upaya pemerintah provinsi untuk berkolaborasi dengan komunitas dan ruang kreatif yang sedang tumbuh subur,” ungkapnya.
Baca juga: Bertemu Mendagri, Khofifah Bahas Pembangunan Sejumlah Daerah di Jatim
Selain itu, kompetisi event tersebut juga diisi talkshow tentang eksplorasi teknologi 3D Print dan kemampuan adaptasi terhadap teknologi oleh Gerdhu, Milenilal Speak Up, Surabaya Creative Network dan Good News From Indonesia.