SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur,Saifullah Yusuf (Gus Ipul), berburu ide brilian pemuda inspiratif untuk pembangunan Jawa Timur. Jumat (10/11/2017). Gus Ipul cangkrukan atau nongkrong di sebuah kafe di Surabaya bersama pemuda-pemuda inspiratif Jawa Timur.
Para pemuda inspiratif itu antara lain, Nara Linus Pradana (penemu helm berpendingin), Aryo Seno Bagaskoro (pelopor gerakan pelajar Surabaya), Bernardus Raka (pendiri The People Film), dan Faza Mizan Sulthon (editor efek visual film-film Hollywood).
Selain itu, ada juga dr Gamal Albinsaid (klinik asuransi sampah), Reno Albra (Lingkar Sinergi), Dalu Nuzlul (Gerakan Melukis Harapan), serta Harini Lukika (Forum for Indonesia Surabaya).
Dalam obrolan santai dua jam lebih itu, Gus Ipul berdialog dan menghimpun masukan-masukan cerdas dari kelompok pemuda tentang berbagai hal untuk pembangunan Jawa Timur, dari tema pendidikan, kesehatan, ekonomi kreatif, hingga pemberdayaan lingkungan.
Gus Ipul mengatakan, pemerintah di era sekarang tidak boleh lagi menutup diri pada berbagai inisiatif dan terobosan yang datang dari publik. Tak bisa lagi pemerintah merasa sok paling tahu dalam melihat berbagai problem masyarakat.
“Sekarang tak boleh lagi pemerintah, termasuk pemerintah daerah, jalan sendiri, sedangkan publik jalan sendiri. Inovasi-inovasi sosial yang datang dari inisiatif publik harus didukung pemerintah, sehingga di Jatim ini bisa kita wujudkan pemerintahan kolaboratif,” ujar Gus Ipul.
Gus Ipul melihat, di Jawa Timur banyak anak muda hebat yang berpotensi untuk melahirkan terobosan-terobosan yang membawa manfaat bagi masyarakat.
“Karena itu, hari ini saya mengundang anak-anak muda inspiratif. Saya akan mencatat cerita mereka, karena Jatim ke depan butuh ide-ide segar untuk membangun, untuk menyejahterakan warganya, membuka lapangan kerja baru, meningkatkan mutu pendidikan dan layanan kesehatan, termasuk untuk menyongsong era ekonomi digital,” ujarnya.
Salah satu ide brilian dari pemuda inspiratif yang rencananya akan ditindaklanjuti adalah tentang ansuransi kesehatan berbayar sampah yang digagas dr. Gamal Albinsaid dari Malang tersebut.
Selain meningkatkan aksesibilitas warga Jatim untuk menjangkau ansuransi kesehatan, konsep ini juga sebagai upaya membangun kesadaran lingkungan. "Bayarnya murah, cukup dari sampah yang dikumpulkan, plus lingkungan jadi bersih," jelas dokter Gamal yang sudah mengembangkan ansuransi kesehatan berbayar sampah di Malang sejak 4 tahun terakhir itu. (KONTRIBUTOR JAWA TIMUR/ACHMAD FAIZAL)