JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta merevitalisasi kawasan Blok M menjadi pusat ekonomi dan budaya yang inklusif dan kreatif. Sejalan dengan konsep Jakarta Kota Global, Blok M diubah menjadi Blok M Hub atau Blok M sentra ASEAN dengan tema “Energetic Spaces, Connecting Lives”.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan, pengembangan ini mencakup revitalisasi dan rebranding dengan menghadirkan fungsi perbelanjaan, hiburan, budaya, serta aktivitas kolaboratif.
“(Pengembangan) Blok M merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta dalam melestarikan budaya. Sebagai wujud dari komitmen tersebut, kami mencanangkan berbagai inisiatif sebagai bagian dari pelestarian budaya, yaitu dengan menghidupkan kembali kawasan Blok M melalui program Blok M Rasa Jakarta, Citra ASEAN,” kata Pramono, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (22/6/2025).
Ia menambahkan, pencanangan ini merupakan langkah awal menuju 500 tahun Jakarta pada 2027. Pramono optimistis momen ini jadi tonggak penting untuk memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global yang kaya sejarah, terbuka terhadap inovasi, dan terus tumbuh melalui kolaborasi.
“Kawasan Blok M diharapkan bisa menjadi wajah baru Jakarta yang mewujudkan semangat kota global, dengan menampilkan kekayaan budaya dan produk unggulan dari negara-negara ASEAN,” ucap Pramono, seperti dikutip dari Jakarta.id.
Baca juga: UGM Masuk 10 Besar Universitas Terbaik di ASEAN versi QS WUR 2026
Pramono menjabarkan, pemilihan Blok M sebagai pusat aktivitas ASEAN karena lokasinya yang strategis dan didukung infrastruktur memadai. Selain itu, Kantor Sekretariat ASEAN Indonesia juga berada di Blok M, tepatnya di Jalan Sisingamangaraja. Hal ini menjadi alasan tepat untuk menjadikan Blok M sebagai sentra ASEAN.
“Kami juga membuat tiga taman di Jakarta Selatan (Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser) menjadi taman utama ASEAN dan buka 24 jam. Ketiga taman ini nantinya akan kami hubungkan secara baik. Dalam jangka menengah panjang, tempat ini akan menjadi sarana Ibu Kota ASEAN,” jelas Pramono.
Penataan kawasan Blok M meliputi Terminal Blok M, taman, trotoar, saluran air, pengadaan area parkir, renovasi toilet, jogging track, dan jalan. Pramono menegaskan revitalisasi Blok M menjadi Blok M Hub juga memprioritaskan akses yang mudah, termasuk bagi penyandang disabilitas.
Pramono berharap, tersedianya taman dengan fasilitas lengkap dapat menjadi ruang aktivitas masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sekitar kawasan.
“Hal ini mencakup sarana dan prasarana yang diciptakan khusus agar mendukung suasana yang inklusif dan nyaman bagi semua kalangan,” ujar Pramono.
Baca juga: Warga Pulau Kelapa Ngadu ke Pramono Kesulitan Air Bersih untuk Mandi
Pencanangan Blok M Hub dilakukan Pramono bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta. Sebagai kawasan transit-oriented development (TOD), kawasan Blok M diharapkan menjadi salah satu pusat interaksi antarmoda di Jakarta.
“Mudah-mudahan, ini akan membawa dampak yang baik bagi pertumbuhan ekonomi di Jakarta,” jelas Pramono.
Pencanangan Blok M menjadi sentra ASEAN mendapat respons positif dari warga Jakarta. Salah satunya Julia, warga Tebet yang sering datang ke kawasan Blok M untuk bekerja dan mengikuti kegiatan.
Mengetahui pengembangan Blok M sebagai sentra ASEAN, Julia menyambut baik rencana Pemprov DKI Jakarta dan berharap bisa terlaksana dengan lancar.
“Menurut saya rencana ini sangat bagus. Kawasan Blok M memang belakangan ini sedang naik daun. Jadi, kalau direncanakan untuk dikembangkan dengan konsep yang lebih baik dan bertaraf internasional, saya rasa ini adalah upgrade yang diperlukan supaya semakin modern dan cocok sebagai sentra ASEAN,” kata Julia kepada Kompas.com, Jumat (4/7/3035).
Baca juga: Transjabodetabek atau KRL, Warga Pilih Mana untuk ke Blok M?
Menurutnya, kawasan Blok M sangat cocok jika dijadikan sentra ASEAN karena moda transportasinya sudah sangat baik dan terintegrasi. Selain itu, ada banyak pilihan tempat menarik, mulai dari working space dan kafe kekinian yang pas buat anak muda.
“Blok M memang acceseble dan anak muda banget. Jadi, kalau nanti ada event-event ASEAN, tidak susah untuk didatangi. Ya, kalau mau sekalian nongkrong atau kulineran dan foto-foto juga tinggal nyebrang saja,” lanjut Julia.
Julia berharap Blok M bisa jadi role model kawasan yang nyaman dan berkelas.
“Saya berharap proyek ini bisa berkelanjutan, tidak cuma proyek musiman. Blok M harus punya rasa dan tetap ‘hangat’ untuk warga lokal meski nanti menjadi sentra ASEAN,” ucap Julia.
Pengembangan Blok M juga ditanggapi positif oleh Teresia. Warga Jakarta Selatan ini menyoroti revitalisasi Blok M yang mencakup penataan taman, seperti Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu.
Baca juga: Kolam Ikan Bikin Betah di Stasiun Taman Kota, tapi Amankah Saat Hujan?
“Taman-taman ini beroperasi 24 jam, jadi bisa buat nongkrong lama. Semoga bisa dijaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanannya,” kata Teresia, seperti diberitakan oleh Kompas.id, Sabtu (12/4/2025).
Teresia berharap Pemprov DKI Jakarta melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan sentra ASEAN di Blok M. Ia menyarankan ada ruang diskusi dengan komunitas untuk memastikan pengembangan kawasan sesuai kebutuhan warga.
“Saya berharap proyek ini tidak hanya fokus pada aspek estetika dan identitas ASEAN, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan,” ucap Teresia. (Rindu Pradipta Hestya)