KOMPAS.com - Bupati Bulungan Syarwani menegaskan bahwa peringatan Hari Jadi Kabupaten Bulungan ke-65 dan Kota Tanjung Selor ke-235 bukan hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga momentum untuk memperkuat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan memberi ruang bagi generasi muda agar terus berkarya.
Hal itu disampaikan Syarwani saat menutup rangkaian kegiatan peringatan tersebut di Tanjung Selor, Sabtu (18/10/2025) malam.
Dalam sambutannya, dia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh masyarakat, terutama para kepala desa, lurah, dan camat yang telah berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sejak awal Oktober.
"Saya sangat berterima kasih dan bersyukur kepada seluruh masyarakat, terutamanya dari teman-teman 74 kepala desa, 7 kelurahan, dan 10 kecamatan yang telah berpartisipasi secara langsung selama penyelenggaraan kegiatan ini,” ujar Syarwani dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (20/10/2025).
Ia menjelaskan, perayaan tahun mendatang akan lebih diarahkan untuk memperkuat sektor ekonomi masyarakat, khususnya melalui penguatan pelaku UMKM.
Baca juga: Penjualan di TikTok Shop Meledak, UMKM Raup Untung dari Siaran LIVE
Pemerintah daerah, kata Syarwani, berkomitmen untuk terus memberikan fasilitas dan dukungan permodalan melalui program Kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) yang menjadi salah satu dari 15 program prioritas Pemkab Bulungan.
“Pengusaha UMKM Bulungan tersebar di seluruh desa dan kelurahan. Mereka harus terus mendapat perhatian dan dukungan. Kredit Mesra diharapkan dapat menjadi pendorong semangat agar UMKM di Bulungan semakin berkembang,” jelasnya.
Selain penguatan ekonomi, Syarwani menekankan pentingnya menjadikan Hari Jadi Bulungan sebagai ruang ekspresi bagi generasi muda dalam melestarikan budaya lokal.
Menurutnya, kemajuan daerah harus berjalan beriringan dengan upaya menjaga identitas dan warisan budaya masyarakat Bulungan.
“Kemajuan Bulungan adalah keniscayaan, tetapi kita tidak boleh kehilangan jati diri sebagai masyarakat yang berakar pada nilai-nilai budaya,” tegas Syarwani.
Baca juga: Filosofi Desain Trofi MotoGP Indonesia 2025, Sarat Nilai Budaya
Dia juga mengapresiasi semangat kebersamaan warga yang tercermin dalam Pawai Budaya, yang menampilkan keberagaman etnis dan menjadi simbol persaudaraan di Bulungan.
“Kita tidak bicara suku atau agama, tetapi semangat persatuan yang menjadi nafas Bulungan, dengan semangat Tenguyun dan Merudung Pebatun de Benuantha,” tutur Syarwani.
Dia juga menanggapi aspirasi masyarakat yang menginginkan perayaan berlangsung lebih lama dengan kemasan yang lebih menarik.
Syarwani menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan sebenarnya telah dimulai sejak 5 Oktober melalui Pekan Olahraga Kabupaten (PORKAB) II Bulungan, kemudian dilanjutkan dengan Festival Sungai Kayan dan mencapai puncaknya pada 13 Oktober.
Ia pun memastikan bahwa masukan masyarakat akan menjadi bahan evaluasi agar perayaan Hari Jadi Bulungan pada 2026 dapat menghadirkan kegiatan yang lebih kreatif serta melibatkan partisipasi masyarakat secara lebih luas.