KOMPAS.com – Bupati Bulungan Syarwani menyoroti beberapa isu penting yang perlu dievaluasi dalam pelaksanaan program Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE) selama dua tahun ini.
“Ada beberapa isu penting yang kita diskusikan dalam dua tahun penyelenggaraan TAKE. Terutama, evaluasi hal-hal yang perlu kita benahi agar program ini berjalan maksimal,” katanya dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (10/9/2024).
Hal tersebut dikatakan Bupati Syarwani saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) TAKE di Ruang Tenguyun Kantor Bupati Bulungan, Kalimantan Utara, Senin (9/9/2024).
Syarwani juga menekankan agar aspek laporan keuangan TAKE yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bisa lebih dipertanggungjawabkan, sehingga dapat mendorong kemandirian desa melalui pemanfaatan potensi lokal.
“Karena bagaimana pun dan sehebat apa pun hasil yang kita capai, ketika tidak bisa kita pertanggungjawabkan dari aspek laporan keuangannya. Justru akan menimbulkan permasalahan,” tegasnya.
Baca juga: Program TAKE Bulungan Hijau Berhasil Lahirkan Sejumlah Inovasi Berkelanjutan bagi Desa
Selain sebagai sarana evaluasi, kata Syarwani, Rakor TAKE 2024 juga diadakan guna memantau capaian keberhasilan program di beberapa desa selama dua tahun pelaksanaannya.
“Jadi bahan evaluasi kita, yang sudah berjalan harus ditingkatkan, yang belum maksimal harus diperbaiki. Kita identifikasi kendalanya dimana yang harus kita perbaiki bersama, sehingga rakor ini sangat strategis sebelum memasuki 2025,” jelasnya.
Tak lupa, Bupati berpesan agar pengelolaan sampah plastik dalam program TAKE menjadi atensi khusus untuk 74 desa yang hadir pada kegiatan tersebut.
“Isu penanganan sampah plastik harus menjadi tematik dalam penyusunan program TAKE kali ini. Sebab, kita tahu sendiri, sampah plastik ini tidak hanya menjadi isu lokal, tetapi juga sudah menjadi isu global, bagaimana kita dapat menekan sampah plastik dengan berbagai inovasi tepat guna,” tutupnya.
Menurut Syarwani, anggaran yang dipersiapkan untuk TAKE Bulungan Hijau terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2023, jumlah anggaran mencapai Rp 4 miliar dan menjadi Rp 5 miliar pada 2024. Pada 2025, anggaran yang dicanangkan adalah Rp 7 miliar.
"Nantinya, (anggaran) itu akan dikompetisikan untuk 74 desa se-Kabupaten Bulungan. Rakor ini juga membahas pelaksanaan program TAKE yang akan kita laksanakan pada 2025,” ulasnya.
Adapun terkait alokasi dana yang diberikan antardesa tidaklah sama, karena bergantung pada inovasi yang diluncurkan. Meski demikian, desa-desa di Bulungan tetap bersemangat mengikuti program TAKE. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya partisipasi desa setiap tahunnya.
"Pada 2026 nanti, program TAKE akan menggelar TAKE Award guna memotivasi masyarakat desa. Penghargaan akan diberikan bagi desa yang berkomitmen menjalankan pembangunan desa lewat inovasi-inovasi yang selaras dengan lingkungan," ucapnya.
Sebagai informasi, selain Bupati Bulungan, acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala, serta para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan kepala desa (kades) se-Kabupaten Bulungan.