KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan meluncurkan program Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE) Bulungan Hijau.
Tujuannya, untuk mempercepat kemandirian desa dalam melakukan pengelolaan lingkungan berkelanjutan serta meningkatkan pemberdayaan desa dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Bahkan sejak diluncurkan hingga saat ini, TAKE sudah melahirkan sejumlah inovasi. Program ini bahkan masuk satu dari 15 program prioritas Kabupaten Bulungan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2024.
Bupati Bulungan Syarwani mengatakan, salah satu produk yang menarik perhatiannya adalah Gunsar Jaya, produk pupuk kompos berkualitas yang telah teruji di laboratorium. Pupuk ini disebut sangat berguna untuk menyuburkan tanaman.
"Saya berterima kasih kepada Penjabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Gunung Sari yang selama dua tahun terakhir ikut program TAKE dan mengimplementasikannya. Salah satu yang kita luncurkan hari ini adalah pupuk kompos asli dari Gunung Sari," ujar Syarwani melalui siaran persnya, Kamis (29/8/2024).
Hal tersebut disampaikan Syarwani saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-28 Desa Gunung Sari, Rabu (28/8/2024)
Dia menjelaskan, alokasi anggaran TAKE untuk Desa Gunung Sari adalah Rp 170 juta. Dana ini bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk melahirkan berbagai program produktif atau produk inovatif yang bersumber dari potensi desa dan berorientasi lingkungan.
Dia pun berharap program TAKE bisa melahirkan lebih banyak lagi inovasi dari para kepala desa dan warga kelompok tani (poktan). Dengan demikian, lingkungan bisa lebih hijau dan sektor pertanian terjaga.
" Program TAKE merupakan wujud nyata upaya Pemkab Bulungan dalam mendorong kemandirian desa dengan memanfaatkan potensi masing-masing desa," ungkapnya.
Syarwani memastikan bahwa Pemkab Bulungan akan selalu mendukung inovasi-inovasi dari program TAKE, termasuk mendukung para kepala desa dan poktan yang berpartisipasi.
"Namun, syaratnya, (harus) bisa merespons dan mengimplementasikan (anggaran) dalam bentuk program inovatif yang bermanfaat bagi desa dan masyarakat," ucapnya.
Syarwani menjelaskan, pada 2023, Pemkab Bulungan mengalokasikan Rp 4 miliar untuk menjalankan program TAKE. Dari jumlah yang dianggarkan, ada 34 desa yang berhasil mendapatkan insentif tambahan berkat berbagai inovasi yang dilakukan.
Baca juga: Penerapan Sistem Informasi Desa, Langkah Bupati Bulungan Menuju Desa Pintar dan Digital
Sementara, pada 2024, anggaran untuk program TAKE adalah Rp 5 miliar. Anggatan ini tidak langsung berikan untuk masing-masing desa. Sebab, proses pemberian dana diberikan lewat skema kompetisi antara 74 desa di Kabupaten Bulungan.
Terkait persoalan program TAKE yang memakan dana besar, Syarwani memastikan bahwa program TAKE tidak membebani Alokasi Dana Desa (ADD) atau Dana Desa (DD).
"Indikator keberhasilan pembangunan desa tidak hanya dilihat dari pembangunan yang bersifat fisik, tetapi juga faktor membangun kelestarian lingkungan," ucapnya.
Ia mengaku bersyukut dan mengapresiasi desa-desa yang berinovasi lewat program TAKE. Harapannya, akan semakin banyak desa yang berpartisipasi meluncurkan inovasi berlandaskan kelestarian lingkungan.
Baca juga: Terima Penghargaan UHC Award 2024, Sekda Bulungan: Bukti Nyata Kerja Keras Pemda