KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menggelar Festival Nelayan Tangguh di Pantai Grand Watu Dodol (GWD), Banyuwangi, Selasa (22/11/2022).
Berbagai potensi perikanan, budidaya perairan, produk olahan, hingga kreativitas para nelayan ditampilkan dalam ajang tersebut, seperti upaya konservasi terumbu karang, pengelolaan sampah pesisir, dan masih banyak lainnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, kehadiran Festival Nelayan Tangguh adalah salah satu bentuk apresiasi pemkab kepada para nelayan yang telah berkontribusi besar terhadap perekonomian dan pembangunan Banyuwangi.
"(Festival tersebut) sekaligus menjadi ajang promosi untuk memasarkan potensi perikanan Banyuwangi," kata Bupati Ipuk yang hadir secara virtual dalam kegiatan tersebut, seperi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.
Dengan panjang garis pantai Banyuwangi yang mencapai 175,8 kilometer (km), kata Ipuk, Pemkab Banyuwangi terus melakukan intervensi program untuk optimalisasi sektor perikanan baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) hingga penguatan ekonominya.
Baca juga: Banyuwangi Gelar Lomba Video Kreatif, Bupati Ipuk: Ini untuk Promosikan Potensi Desa
Hal tersebut, kata Ipuk, dilakukan mulai dari melakukan konservasi ekosistem laut, pengembangan pariwisata, hingga membantu perekonomian daerah.
Untuk itu, Ipuk mengatakan, pihaknya terus berkomitmen mendukung penguatan kelembagaan nelayan. Pasalnya, penguatan kelembagaan sangat penting agar nelayan bisa semakin mandiri.
"Dengan status kelembagaan yang jelas nelayan akan mudah mengakses permodalan melalui perbankan. Inilah yang terus kami dorong, selain kami juga terus mengimbau agar nelayan juga melakukan pengurusan ijin kapal," harap Ipuk.
Tidak hanya itu, Ipuk juga mendorong agar nelayan terus mencari celah diversifikasi usaha. Tak hanya bergantung pada penangkapan ikan, nelayan juga diharapkan bisa mengolah produk turunannya, seperti bakso, nugget, kerupuk, siomay, dan lainnya.
"Dengan diversifikasi usaha, nelayan akan lebih survive. Saat tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem, keluarga nelayan tetap bisa bertahan dari usaha sampingan ini," ujar Ipuk.
Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi Alief Rachman Kartiono menjelaskan, rangkaian kegiatan ini digelar sejak beberapa bulan lalu.
Adapun rangkaian kegiatannya meliputi, lomba video kreatif Kelompok Usaha Bersama (KUB), camp nelayan, dan out bond antar KUB, kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas), dan kelompok budidaya perikanan (Pokdakan).
Baca juga: Banyuwangi Jadi Tuan Rumah HKN 2022 Jatim, Bupati Ipuk: Mari Tingkatkan Derajat Kesehatan Warga
Ada juga pameran potensi perikanan tangkap, pameran potensi budidaya air tawar dan payau, pameran dan bazar produk olahan perikanan, dan masih banyak lainnya.
Selain itu, juga ditampilkan beragam keunggulan nelayan Banyuwangi. Mulai dari sisi kelembagaan, budaya konservasi, akses permodalan, diversifikasi usaha, dan ketangguhan informasi dalam melihat kondisi cuaca,spot ikan, hingga pemasaran hasil tangkapan.
"Pemkab bekerja sama dengan banyak pihak untuk mendorong SDM nelayan daerah. Di antaranya dengan Aruna dan BMKG. Kita juga didukung Food Agriculture Organization (FAO) dari PBB yang mendampingi ibu-ibu nelayan membuat berbagai produk olahan ikan," pungkas Alief. (*)