KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus memperjuangkan akses pendidikan tinggi bagi generasi muda di wilayahnya melalui program beasiswa "Banyuwangi Cerdas".
Sejak diluncurkan pada 2011, program tersebut telah memberikan dukungan kepada 3.647 mahasiswa. Pada tahun ajaran 2024, beasiswa Banyuwangi Cerdas akan diberikan kepada 269 mahasiswa baru.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa beasiswa Banyuwangi Cerdas ditujukan untuk anak-anak muda berprestasi dari keluarga kurang mampu, yatim piatu, dan disabilitas yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Ini adalah upaya menjamin pendidikan bagi siswa yang berprestasi tetapi tidak mampu secara ekonomi. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, untuk itu perlu menjamin pendidikan mereka agar bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (1/8/2024).
Baca juga: Jadi Wisudawan Inspiratif UT, Bupati Belitung Timur: Pendidikan Kunci Tingkatkan Kesejahteraan
Dengan taraf pendidikan yang lebih baik, Ipuk berharap para penerima beasiswa dapat memiliki kehidupan yang lebih layak kelak, sehingga bisa mengentaskan keluarga dari kemiskinan.
Menurutnya, pendidikan adalah jalan memutus rantai kemiskinan.
Program Banyuwangi Cerdas terdiri dari dua skema utama. Pertama, beasiswa pembiayaan penuh yang mencakup biaya kuliah selama delapan semester serta uang saku bulanan, sering disebut juga sebagai Bidikmisi.
Kedua, beasiswa insidentil yang diberikan kepada mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan namun mengalami kesulitan biaya di pertengahan jalan, dengan besaran sesuai kebutuhan.
Baca juga: Sertifikat Tanah Rusak Bisa Diganti, Simak Biaya dan Syaratnya
Sejak diluncurkan, program Banyuwangi Cerdas telah membantu 2.785 penerima manfaat melalui jalur Bidikmisi dan 862 penerima beasiswa insidentil.
Salah satu penerima Banyuwangi Cerdas, Melisa Purnamasary menyampaikan rasa syukurnya bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan beasiswa tersebut.
“Tak terhingga senangnya keluarga. Saya adalah sarjana pertama di keluarga saya. Ini seperti keajaiban. Anak nelayan kecil seperti saya bisa kuliah. Alhamdulillah,” kata Melisa sambil berkaca-kaca saat bertemu Bupati Ipuk saat berkantor di Desa Sumberayu, Kecamatan Muncar, Senin (29/7/2024).
Setelah menyelesaikan studi di Fakultas Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Jember, Melisa kini aktif mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Kebunrejo sebagai bagian dari program "Banyuwangi Mengajar".
Baca juga: Kisah Korban KDRT Sembuhkan Depresi Lewat Program JKN
“Sebagai bentuk terima kasih karena bisa menjadi sarjana, saya akan mengajar di sekolah yang jauh dari perkotaan. Saya ingin memotivasi anak-anak SD bahwa selama kita rajin dan tekun, pasti ada jalan untuk meraih cita-cita, meskipun kita berasal dari keluarga kurang mampu,” kata Melisa.
Dalam upayanya memperluas akses pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Banyuwangi Suratno mengatakan bahwa terdapat lima perguruan tinggi negeri yang bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi dalam program beasiswa Bidikmisi.
Kelima perguruan tinggi tersebut adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, UIN Jember, Universitas Negeri Jember (UNEJ), Universitas Hindu Negeri (UHN) Bali, dan Universitas Terbuka (UT) Jember.
Baca juga: Perempuan Difabel di Jember Diperkosa Kakak Ipar hingga Hamil, Korban Kini Cari Keadilan
“Pendaftaran beasiswa untuk tahun ajaran 2024 telah dibuka dari 15 Juni hingga 12 Agustus 2024. Kuota beasiswa ditentukan oleh masing-masing perguruan tinggi, dan calon penerima tetap harus mengikuti seleksi serta penilaian berdasarkan peringkat,” kata Suratno.
Selain beasiswa Banyuwangi Cerdas, Pemkab Banyuwangi juga menyalurkan berbagai program afirmasi pendidikan lainnya, seperti bantuan uang saku, uang transportasi bagi pelajar kurang mampu, gerakan daerah angkat anak muda putus sekolah (Garda Ampuh), dan bantuan uang kos.