KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan Festival Gandrung Sewu yang digelar besok, Sabtu (12/10/2019) di Pantai Marina Boom, menjadi momentum sejumlah seniman muda di wilayahnya untuk unjuk gigi.
Pasalnya, dari 1.300 seniman muda yang terlibat di Festival Gandrung Sewu, 60 persen di antaranya adalah penari baru.
"Artinya proses regenerasi berjalan," ucap dia sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima, Jumat (11/10/2019).
Agar tampil maksimal, kata dia, para seniman muda tersebut telah melakukan persiapan sebelumnya, antara lain mengikuti workshop, latihan, dan diskusi dengan melibatkan seniman, budayawan, komunitas sanggar seni, dan para guru.
Baca juga: 1.300 Penari Berlatih Keras Jelang Pertunjukan Tari Gandrung Sewu
Tak hanya itu, Azwar menyebut Festival Gandrung Sewu juga dapat menambah wawasan budaya bagi generasi muda dan masyarakat umum melalui ragam cara.
”Jadi festival bukan semata-mata event pariwisata, melainkan juga bagian dari cara baru untuk mendorong kemajuan kebudayaan,” kata Azwar.
Lebih jauh Azwar menjelaskan, upaya memajukan kebudayaan tersebut sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, dan penyelamatan.
Sementara itu, obyek pemajuan kebudayaan terdiri atas sepuluh poin, seperti tradisi lisan, adat istiadat, manuskrip, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus.
Baca juga: Jadi Kabupaten Terinovatif se-Indonesia di IGA 2019, Banyuwangi Dapat Rp 9 Miliar
Sekadar informasi, Festival Gandrung Sewu merupakan salah satu dari 10 Best Calendar of Event pariwisata Indonesia.
Digelar rutin sejak delapan tahun terakhir, festival tersebut selalu mengangkat tema berbeda setiap tahun.
Tahun ini bertema perjuangan rakyat Banyuwangi atau Blambangan dalam melawan kolonialisme Belanda.
Tema tersebut akan tersaji dalam aksi kolosal ribuan penari bertema Panji-panji Sunangkoro yang dibalut dalam sendratari.