BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Banyuwangi di Pantai Solong, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kalipuro. Mereka berkoordinasi mengenai beberapa hal.
"Kami berkoordinasi untuk menyambut Ramadhan sekaligus mengingatkan SKPD mengenai tugas dan target yang sudha dicanangkan (sebelumnya)," ujar Anas, Selasa (23/5/2017).
Anas bilang, penekanan bahasan ada pada penerapan Smart City di Banyuwangi.
"Untuk sekarang saya tidak akan membicarakan festival terlebih dahulu. Ini bukan tugas baru, saya hanya mengingatkan agar bapak ibu sekalian ingat dengan apa yang sudah saya tugaskan," tambah Anas.
Dalam kesempatan itu, ia menyinggung beberapa hal. Salah satunya adalah mengenai laporan yang kadang-kadang berbeda dengan fakta di lapangan.
"Laporan kebersihan trotoar yang dikirim melalui grup dan difoto langsung oleh jajaran SKPD (waktu itu tak seperti kenyataan). Saat saya melintas, kondisinya tidak demikian seperti dalam foto," lanjutnya.
Anas bercerita bahwa beberapa waktu lalu ia dikirimi satu foto trotoar yang bersih dari parkir kendaraan oleh SKPD. Akan tetapi, saat kebetulan ia lewat, ternyata sedang ada bongkar muat di trotoar.
"Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi. (Kita) harus serius melakukan tugas. Kalau kita serius, masyarakat juga akan tertib," lanjut Anas pada anggota SKPD.
Masih dalam pemaparan yang sama, Anas kemudian menyinggung tentang Ramadhan yang akan segera tiba beberapa hari lagi.
Pesan itu berkaitan dengan cara agar membuat harga tetap stabil saat Ramadhan. "Harus diimbau pada warga untuk tidak banyak mengonsumsi cabai. Selain membuat metabolisme terganggu, cabai merupakan satu komoditas yang harganya sangat fluktuatif," kata dia.
Menambah inovasi
Belum lama ini, Banyuwangi dinobatkan sebagai satu dari 25 kabupaten/kota di Indonesia yang akan menjadi pilot project penerapan Smart City.
Dalam rapat koordinasi, Anas menekankan bahwa penerapannya harus benar-benar optimal. Saat ini, penerapan Smart City di Banyuwangi berbasis desa atau dikenal dengan nama Smart Kampung. Akan tetapi, ia berharap penerapannya bisa lebih optimal lagi.
"Bapak Presiden sudah berpesan bahwa Smart City saat ini bukan lagi suatu pilihan, melainkan sebuah keharusan. Oleh karena itu kita harus sama-sama menggenjot penerapan Smart Kampung untuk pelayanan publik yang lebih baik," ucap Anas.
Kata Anas, Banyuwangi telah menjadi rujukan sejumlah daerah untuk menerapkan Smart City di daerahnya. Program yang sudah jalan misalnya E-village budgeting.
Akan tetapi, ia harap akan ada inovasi tambahan. Menurutnya, sebuah inovasi dan terobosan, harus terus ada untuk membuat pelayanan publik lebih baik.
Bahkan, imbuhnya, inovasi yang ia bakal genjot tak harus baru, tetapi cukup selayaknya kemasan yang lebih segar dan tentu saja lebih efektif daripada yang sebelumnya.
Dalam kesempatan itu, ia mencontohkan Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah acuan.
"Pemaparan konsep Smart City di sana sangat segar. Padahal, sebelumnya Tangerang Selatan belajar ke Banyuwangi untuk penerapannya," imbuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa inovasi dalam penerapan Smart City tak harus dimaknai sebagai pemanfaatan teknologi informasi. Smart City, ujarnya, harus dimaknai sebagai upaya untuk mendorong pelayanan ke arah yang lebih baik.
"Bagaimana caranya? Sesuai dengan kata smart, yakni jeli melihat peluang perbaikan di segala sektor. Sarananya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi," sambung Anas.
Anas kembali memberikan contoh konkret, yaitu aplikasi Go-Jek. Menurutnya, Go-Jek adalah salah satu contoh inovasi yang luar biasa. Ia harap pelayanan publik juga dapat seperti itu.
"Tidak hanya menunggu, tetapi menjemput orang yang akan dilayani. Seharusnya pelayanan publik bisa seperti itu. (Kalau) Go-Jek saja bisa, mengapa kita tidak?," ujarnya. (KONTRIBUTOR BANYUWANGI/FIRMAN ARIF)