BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kelompok usaha penerbangan Sriwijaya Air Grup tengah menyiapkan rute penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi. Rute ini akan dilayani oleh anak perusahaan mereka, yakni Nam Air. Rencananya, rute ini akan tersedia mulai pertengahan Juni mendatang.
Dalam rangka melancarkan rencana tersebut, sejumlah pihak yang berkepentingan hadir di Banyuwangi untuk menyampaikan maksud secara langsung. Pihak Sriwijaya Air Grup diwakili oleh Kepala Operasional Nam Air, Kapten Daniel Adhitya, serta Manajer Daerah Surabaya, Hendrik Ardiansyah.
Adapun dari pihak Banyuwangi dihadiri langsung oleh Wakil Bupati, Yusuf Widyatmoko. Mereka berbincang di Longue Pemkab Banyuwangi, Jumat (12/5/2017) pagi.
"Kedatangan kami ke sini dalam rangka untuk mematangkan rencana penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya," ujar Daniel.
Pertemuan teknis sebetulnya sudah dilakukan pihak-pihak terkait, termasuk survei bandara. Pesawat yang rencananya akan melayani rute langsung ini adalah Boeing 737-500 dengan kapasitas penumpang 120 orang. Rinciannya adalah kursi untuk penumpang bisnis sebanyak 8 kursi, dan sisanya untuk kelas ekonomi.
Penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi akan ditempuh selama 1,5 jam perjalanan. Jadwal penerbangan Jakarta-Banyuwangi akan tersedia pada pukul 07.00 WIB, sedangkan penerbangan Banyuwangi-Jakarta tersedia pada pukul 09.05 WIB.
Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, menyambut baik rencana tersebut. Ia menilai bahwa target pasar di Banyuwangi cukup potensial.
Dia menambahkan bahwa penumpang yang hendak menuju ke daerah di sekitar Banyuwangi, seperti ke Bali Barat pun akan lebih diuntungkan dengan adanya penerbangan ini karena waktu perjalanan dapat dipangkas lebih singkat.
"Peluang pasarnya memang cukup terbuka. Termasuk untuk wisatawan yang akan ke Bali Barat. Jika melalui Bandara Blimbingsari Banyuwangi, perjalanannya akan lebih singkat dibandingkan dengan perjalanan dari Bandara Ngurah Rai," kata Yusuf.
Hal itu diamini oleh Manajer Wilayah Surabaya, Hendrik Ardiansyah. Dia menyampaikan bahwa salah satu pertimbangan mengadakan rute ini adalah potensi daerah sekitar Banyuwangi yang juga belum digarap.
Selain itu, Hendrik menilai bahwa Banyuwangi memiliki banyak keberhasilan di berbagai sektor yang akan mengundang banyak pihak masuk ke Banyuwangi, antara lain instansi pemerintahan yang mengadakan studi banding atau pertemuan BUMN atau swasta yang lebih sering diadakan di Banyuwangi.
"Kami melihat potensi pasar yang baik di Banyuwangi. Kami optimistis rute ini akan mampu menyerap pasar dengan baik. Kami juga mempertimbangkan keberadaan daerah di sekitar Banyuwangi yang pasarnya akan ikut terserap dengan adanya rute penerbangan langsung ini," kata Hendrik.
Dia menambahkan bahwa Banyuwangi akan menjadi titik pusat baru yang akan menghubungkan wilayah Jawa Timur bagian timur dengan tempat lain sehingga daerah-daerah di sekitar Banyuwangi akan tertarik menggunakan Banyuwangi sebagai pintu keluar menuju daerah lain.
"Kami juga berharap rute penerbangan sebaliknya dari Banyuwangi-Jakarta dapat menjadi akses keluar masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya menuju daerah lain. Mobilisasi dari Banyuwangi menuju daerah lain juga akan semakin mudah," kata Hendrik.
Selama ini, penerbangan yang dilayani oleh Bandara Blimbingsari Banyuwangi hanya berasal dari Surabaya sebanyak tiga kali sehari. Maskapai yang melayani rute tersebut adalah Garuda Indonesia dan Wings Air.
Setiap tahun jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari terus melonjak. Pada 2011, tercatat ada 7.826 orang per tahun, lalu kemudian melonjak hingga 1.339 persen menjadi 112.661 orang pada 2016.