KOMPAS.com - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Virgojanti mengumumkan, realisasi investasi di Banten selama Semester I- 2025 mencapai Rp 60,7 triliun.
Capaian itu tumbuh 4,27persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) dan telah memenuhi 50,80 persen dari target tahunan Rp 119,55 triliun.
Dari total tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkontribusi Rp 35,3 triliun atau 58 persen dengan pertumbuhan 53,58 persen YoY. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 25,4 triliun atau 42 persen, turun 27,81 persen YoY.
Investasi ini menyerap 110.521 tenaga kerja, terdiri dari 109.377 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 1.144 tenaga kerja asing (TKA), dengan total 67.997 proyek.
Dalam siaran persnya Selasa (19/8/2025), Virgojanti mengatakan, Banten juga menempati peringkat ke-5 nasional realisasi investasi PMA dan PMDN Semester I-2025, di bawah Jawa Barat (Rp 141 triliun), DKI Jakarta (Rp 140,8 triliun), Jawa Timur (Rp 74,7 triliun), dan Sulawesi Tengah (Rp 64,2 triliun).
"Di tingkat nasional, Banten berada di posisi ke-6 untuk PMA senilai 1,5 miliar dollar AS (5,89 persen) dan peringkat ke-4 untuk PMDN senilai Rp 35,3 triliun (6,9 persen)," ujar Virgojanti dalam Rapat Koordinasi Realisasi Investasi Tingkat Provinsi Banten di Puspemkot Tangerang, Banten, Kamis (14/8/2025).
Baca juga: Pemutihan Pajak Kendaraan Banten 2025: Hapus Tunggakan dan Denda
Berdasarkan wilayah, kontribusi terbesar Semester I-2025 berasal dari Kabupaten Tangerang Rp 16,60 triliun (27,33 persen), Kabupaten Serang Rp 13,77 triliun (26,42 persen), dan Kota Tangerang Rp 12,57 triliun (20,70 persen).
Lalu Kota Cilegon Rp 9,87 triliun (16,25 persen), Kota Tangerang Selatan Rp 6,47 triliun (10,65 persen), Kabupaten Lebak Rp 546 miliar (0,90 persen), Kota Serang Rp 505 miliar (0,83 persen), dan Kabupaten Pandeglang Rp 397 miliar (0,65 persen).
Adapun lima sektor usaha penyumbang investasi terbesar Semester I-2025 adalah perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 10,03 triliun, industri kimia dan farmasi R p8,05 triliun, industri logam dasar dan barang logam Rp 6,80 triliun, perdagangan dan reparasi Rp 5,68 triliun, serta industri karet dan plastik Rp4,57 triliun.
Untuk PMA, sektor unggulan adalah industri kimia dan farmasi Rp 5,98 triliun, industri logam dasar Rp 4,36 triliun, dan industri kertas serta percetakan Rp 2,05 triliun.
Negara asal PMA terbesar adalah Tiongkok Rp 6,19 triliun (24,31 persen), disusul Malaysia Rp 3,86 triliun (15,18 persen), Singapura Rp 3,66 triliun (14,04 persen), Jepang Rp 2,78 triliun (10,95 persen), dan Hong Kong Rp 2,57 triliun (10,10 persen).
Baca juga: Hardiknas, Pemprov Banten Luncurkan Sekolah Gratis, Total 811 Swasta
Sementara itu, pada Triwulan II-2025 (April–Juni) realisasi investasi Banten mencapai Rp 29,7 triliun. Capaian ini berasal dari PMDN Rp 20,1 triliun (68 persen) dan PMA Rp 9,6 triliun (32 persen).
Secara YoY, capaian ini turun 9,72 persen. Namun tumbuh 4,50 persen dibanding triwulan sebelumnya (quarter-on-quarter/QoQ).
"PMDN tumbuh 58 persen YoY dan 33,1 persen QoQ. Sementara itu, PMA turun 52,5 persen YoY, tetapi naik 39,6 persen QoQ. Investasi ini menyerap 45.601 tenaga kerja, terdiri dari 45.075 TKI dan 526 TKA, dengan total 42.148 proyek," jelasnya.
Virgojanti menegaskan, capaian tersebut menunjukkan daya saing dan daya tarik Banten di mata investor.
"Kedekatan dengan pasar, dukungan infrastruktur, dan kemudahan perizinan menjadi faktor kunci yang terus kami perkuat untuk menjaga minat investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” tandasnya. (ADV)