KOMPAS.com - Gubernur Banten Wahidin Halim menginstruksikan jajarannya untuk segera membangun berbagai fasilitas di kawasan Negeri di Atas Awan, di Gunung Luhur, Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.
“Tak hanya fasilitas umum, saya minta bangun juga area foto, dan berbegai fasilitas pengamanan di sana mengigat lokasi ini sudang sangat viral di media sosial,” kata Wahidin di Banten seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/9/2019).
Permintaan Gubernur Banten ini muncul setelah pada akhir pekan lalu pengunjung ke kawasan Negeri di Atas Awan membludak.
Wahidin pun mengaku tak menyangka bila viralnya Negeri di Atas Awan di media sosial menyulut antusias dan rasa penasaran masyarakat untuk datang ke sana.
Baca juga: Belum Siap Jadi Obyek Wisata, Pengunjung Negeri di Atas Awan Banten Keburu Membludak
“Rasa kepenasaran masyarakat itu melebihi kecepatan pembangunan infrastruktur jalan ke kawasan Negeri di Atas Awan yang masih dikerjakan Pemprov Banten,” kata Wahidin.
Lebih lanjut, Wahidin pun mengaku melonjaknya kunjungan wisatawan ke objek wisata Banten, termasuk Negeri di Atas Awan tak lepas dari pembangunan infrastruktur jalan yang sedang berlangsung.
“Saya selalu memonitor pembangunan infrastruktur jalan tersebut,” ucap Wahidin Halim.
Adapun terkait infrastrukur di Negeri di Atas Awan, Gubernur Wahidin menjelaskan, saat ini pembangunan jalan beton yang melewati wilayah tersebut baru mencapai Desa Ciusul, Citorek Kidul, sementara jalan menuju puncak masih dalam tahap pengerasan.
Selain untuk wisata, pembangunan ruas Jalan Cipanas-Warung Banten memudahkan akses warga setempat ke berbagai daerah. Ini karena lokasi objek wisata tersebut berdekatan dengan perbatasan Banten dan Bogor Jawa Barat.
Baca juga: Bagaimana Kondisi Jalan Menuju Negeri di Atas Awan Banten?
Tak hanya itu, pembangunan jalan menuju Citorek ini merupakan jalan yang menghubungkan Lebak Utara dengan Lebak Selatan.
Perlu diketahui, ruas Jalan Cipanas-Warung Banten dahulu merupakan jalan yang dimiliki PT. Antam Cikotok. Perusahaan plat merah ini kemudian menyerahkan aset jalan tersebut kepada Pemerintah Provinsi Banten.
Perlu diketahui, wisatawan yang berkunjung ke Negeri di Atas Awan, Banten bisa menikmati sunrise dan gumpalan awan dengan tetap berada di dalam mobil saat melintas. Ini artinya mereka bisa membawa kendaraan pribadi sampai ke puncak kawasan.
Hal ini berebeda dengan wisata Dieng yang harus berjalan kaki menuju puncak agar dapat menikmati "sunrise" dan awan.
“Saat berada di puncak, wisatawan serasa sedang berada di dalam pesawat terbang yang sedang mengudara,” ujar Gubernur Banten.
Bagi tertarik berkunjung ke sana sebaiknya harus mengetahui informasi secara jelas dan rinci tentang Negeri di Atas Awan. Pasalnya, kawasan ini merupakan area wisata yang dibuka sehingga minim fasilitas dan hanya dikelola secara lokal oleh warga setempat.
Baca juga: Jangan Hanya ke Negeri di Atas Awan, Ini 5 Wisata di Sekitar Gunung Luhur
Maka dari itu, pengunjung harus benar-benar prepare segala perbekalan sebelum berangkat menuju kawasan tersebut, apalagi jika membawa balita.
Nah, bagi yang ingin melihat sunrise pada pagi hari harus siap menginap di tenda-tenda yang disediakan warga. Sebab belum ada penginapan atau cottage di sana, sekalipun ada hanya ada beberapa homestay milik warga setempat.
Anda pun jangan memiliki ekspektasi berlebih tkarena kondisi destinasi ini baru sebatas "instagramable". Kawasan ini juga merupakan lintas wisata alam yang dapat dicapai dari Tangerang ataupun Serang selama kurang lebih 4 jam jika tidak ada kemacetan.
"Jadi, tetaplah untuk selalu mencari informasi yang tepat dan selamat berwisata ke Banten," ungkap Juru Bicara Pemprov Banten Amal Herawan B.
Apa yang dilakukan Gubernur Wahidin dengan menggalakkan pembangunan infrastruktur jalan di Banten memang bertujuan untuk meningkatkan sektor pariwisata.
Wahidin pun seakan memindahkan destinasi wisata pantai yang selama ini akrab dengan Banten menjadi destinasi wisata lainnya.
Langkah itu Wahidin ambil karena kunjungan wisatawan ke objek wisata bahari di Banten menurun drastic pasca bencana alam tsunami yang terjadi tahun lalu di provinsi tersebut.
Hasilnya kunjungan wisatawan ke Banten pun meningkat. Sebagai contoh kunjungan wisatawan ke Kawasan Kesultanan Banten.
Setelah kawasan tersebut direvitalisasi Pemprov Banten, kunjungan wisatawan ke sana meningkat tajam hingga 2 juta orang.
Saat ini pemerintah setempat pun masih terus mengembangkan Kesultanan Banten untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.